- 24 -
e. Keterampilan sosial
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan
lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan
untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim. 3.
Perbedaan Kecerdasan Emosional dan Kecakapan Emosional Goleman 2001:39 membedakan antara kecerdasan emosional dan
kecakapan emosional. Goleman berpendapat bahwa kecakapan emosional adalah kecakapan hasil belajar yang didasarkan pada kecerdasan emosional.
Inti kecakapan emosional adalah dua kemampuan: empati, yang melibatkan kemampuan membaca perasaan orang lain, dan keterampilan sosial yang
berarti mampu mengelola perasaan orang lain dengan baik. Sedangkan kecerdasan emosional menentukan potensi kita untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan praktis yang didasarkan pada lima unsurnya: kesadaran diri, motivasi, pengaturan diri, empati dan kecakapan dalam
membina hubungan dengan sesama.
E. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal Zainal Arifin, 1988:3. Belajar
adalah suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 25 -
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap W.S Winkel, 1991:16.
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam diri seseorang
yang sedang mengalami belajar. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud,
2002:895 adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Penguasaan tersebut lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan antara lain melalui ulangan,
ujian, tugas dan sebagainya Masidjo, 1995:13. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilaiangka hasil tes yang diberikan
oleh guru. Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari
hasil evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan
maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud angka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 26 -
Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254:
a. Faktor internal
1 Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang
sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
2 Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah.
Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan
menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki hasil belajar
yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
3 Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
- 27 -
memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar,
dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat. 4
Mengolah bahan belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk
menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan diberbagai mata pelajaran, sehingga lebih bermakna bagi siswa. Isi
bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh
ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika.
5 Menyimpan perolehan hasil belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan memperoleh pesan tersebut. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek hasil belajar cepat dilupakan dan waktu yang lama hasil belajar
tetap dimiliki siswa. Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta
pembangkitan kembali pesan tersebut untuk digunakan. 6
Menggali hasil belajar yang tersimpan Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses
pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali,
- 28 -
atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan
pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. 7
Kemampuan berprestasi Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar
yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas- tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi
terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
8 Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat
timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian
”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin
memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
9 Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan
bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 29 -
menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
10 Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar
pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya sok
menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak
mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
11 Cita-cita siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan
emansipasi siswa. b.
Faktor eksternal 1
Guru sebagai pembina siswa belajar Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar
bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia
memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud
emansipasi diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 30 -
mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan hubungan
baik dengan siswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi
belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan
hasil belajar kepada orang tuawali siswa. 2
Prasarana dan sarana pembelajaran Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi
pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya
proses belajar dengan baik. 3
Kebijakan penilaian Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga,
bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar,
maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
4 Lingkungan sosial siswa di sekolah
Lingkungan dimana siswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan siswa. Siswa yang berada di lingkungan yang
- 31 -
dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka siswa akan terdorong untuk belajar.
Sementara siswa yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.
5 Kurikulum sekolah
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum
yang disyahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disyahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan
kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar
dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen
dalam sekolah dan juga orang tua siswa.
F. Kerangka Teoretik