- 75 -
dalam kategori cukup sebanyak 18 siswa 4,83, dan tidak ada 0 siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah dan sangat rendah. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar yang baik. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan mean =
75,13; median = 75,34; modus = 74,85; dan standar deviasi = 4,53.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data variabel locus of control, kultur keluarga, kultur
sekolah, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Kolmogorov-
Smirnov lampiran 7 hal. 225.
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Normalitas
kecerdasan emosional
x
1
locus of control
x
2
kultur keluarga
x
3
kultur sekolah
x
4
prestasi belajar
Y N
373 373 373 373 373 Normal
ParametersMean 87.49 19.33 100.36 112.77 75.1286
Std. Deviation 8.640 2.769 9.025 8.892
4.52652 Most Extreme
Differences Absolute
.056 .097 .043 .054 .117 Positive
.056 .067 .043 .054 .047 Negative
-.035 -.097 -.043 -.033 -.117 Kolmogorov-
Smirnov Z 1.073 1.876 .835 1.050 2.269
Asymp. Sig. 2- tailed
.200 .176 .488 .220 .675 a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
- 76 -
Tabel 4.18 menunjukkan hasil pengujian normalitas distribusi data. Dari tabel tersebut diketahui nilai asymptotic significance Asym.Sig. untuk
variabel kecerdasan emosional sebesar 0,200; locus of control sebesar 0,176; kultur keluarga sebesar 0,488; kultur sekolah sebesar 0,220; dan
prestasi belajar sebesar 0,675 yang berarti lebih besar dari alpha α =
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data variabel kecerdasan emosional, locus of control, kultur keluarga, kultur sekolah
dan prestasi belajar adalah normal. b.
Pengujian Linieritas Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah hubungan variabel
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar linier atau tidak. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian linieritas lampiran 7 hal. 225.
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Linieritas
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups Combined
778.611 40 19.465 .944 .570
Linear Term Weighted
69.251 1
69.251 3.360
.068 Deviation
709.360 39
18.189 .882
.674 Within Groups
6843.438 332
20.613 Total 7622.049
372
Tabel 4.19 menunjukkan bahwa hubungan variabel kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar adalah linier. Hal ini ditunjukkan dari nilai significance
= 0,674. Nilai tersebut lebih besar dari alpha α = 0,05.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995: 512.
- 77 -
a. Pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar 1
Rumusan Hipotesis I Ho = Tidak ada pengaruh positif locus of control terhadap
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
Ha = Ada pengaruh positif locus of control terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
2 Pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.228:
Y
1
= 84,081 + 0,131X
1
+ 0,673X
2
+ 0,195X
1
X
2
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
2
Χ
= Variabel locus of control X
1
X
2
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel locus of control
Koefisien korelasi antara variabel prestasi belajar dengan kecerdasan emosional menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
Derajat hubungan antara kedua variabel tersebut adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,095. Sedangkan
koefisien korelasi dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan locus of control
terhadap prestasi belajar menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Derajat hubungan antara interaksi variabel
kecerdasan emosional dengan locus of control terhadap prestasi belajar adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah
r=0,130. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan
- 78 -
prestasi belajar. Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
2
Χ
secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar 0,131
+ 0,673 + 0,195. Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dan locus of control terhadap prestasi belajar adalah 0,195. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi
koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan locus of control terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih
rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ =0,003
α =0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
adalah signifikan. Artinya semakin locus of control siswa cenderung internal, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa ada pengaruh positif locus of control
terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMP negeri dan swasta di Kabupaten Sleman,
Yogyakarta. b.
Pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
1 Rumusan hipotesis 2
Ho = Tidak ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar
Ha = Ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
- 79 -
2 Pengujian Hipotesis
Variabel kultur keluarga terdiri dari 4 dimensi, sehingga berikut ini disajikan hasil pengujian hipotesis masing-masing dimensi tersebut,
yang meliputi: a
Dimensi power distance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.230: Y
1
= 55,714 + 0,157X
1
+ 1,258X
3a
+ 0,009X
1
X
3a
. Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
a
3
Χ = Variabel power distance X
1
X
3a
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel power distance
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
a
3
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar 0,157
+ 1,258 + 0,009.
Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga power distance terhadap prestasi belajar siswa
adalah 0,009. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga dimensi power distance terhadap prestasi belajar
menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,006 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi power
- 80 -
distance pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga dengan jarak kekuasaan power distance orang tua
dengan anak semakin kecil, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
b Dimensi collectivism vs individualism
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.231:
Y
1
= 71,854 + 4,062E-02X
1
+ 8,726E-02X
3b
+ 0,007X
1
X
3b
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
b
3
Χ = Variabel collectivism vs individualism X
1
X
3b
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel collectivism vs individualism
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
b
3
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar
4,062E-02 + 8,726E-02
+ 0,007.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga collectivism vs individualism terhadap
prestasi belajar siswa adalah 0,007. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga dimensi collectivism vs individualism
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,007 α =0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 81 -
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi collectivism vs individualism pada hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga yang
cenderung semakin kolektif, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
c Dimensi femininity vs masculinity
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.232:
Y
1
= 70,412 + 3,427E-02X
1
+ 1,780E-02X
3c
+ 0,0092X
1
X
3c
. Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
c
3
Χ = Variabel femininity vs masculinity X
1
X
3c
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel femininity vs masculinity.
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
c
3
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar
3,427E-02 + 1,780E-02
+ 0,0092.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga femininity vs masculinity terhadap
prestasi belajar siswa adalah 0,0092. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga dimensi femininity vs masculinity
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 82 -
alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ =0,005 α =0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi femininity vs masculinity pada hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga yang cenderung
semakin maskulin, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
d Dimensi uncertainty avoidance
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.232:
Y
1
= 65,906 + 9,340EX
1
+ 0,570X
3d
+ 0,0051X
1
X
3d
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
d
3
Χ = Variabel uncertainty avoidance X
1
X
3d
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel uncertainty avoidance.
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
d
3
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar
9,340 + 0,570 + 0,0051 .
Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga uncertainty avoidance terhadap prestasi
belajar siswa adalah 0,0051. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga dimensi uncertainty avoidance terhadap prestasi
belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 83 -
dalam penelitian ini ρ =0,008 α =0,05. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga dimensi uncertainty avoidance
pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada
siswa yang berasal dari keluarga dengan tingkat kecemasan uncertainty avoidance semakin lemah, maka semakin kuat
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
Hasil pengujian hipotesis 2, yaitu ada pengaruh positif kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar adalah sebagai berikut lampiran 8 hal.229: Y
1
= 64,597 + 0,047X
1
+ 0,168X
3
+ 0,0041X
1
X
3
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
3
Χ = Variabel kultur keluarga
X
1
X
3
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga.
Koefisien korelasi antara variabel prestasi belajar dengan kecerdasan emosional menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
Derajat hubungan antara kedua variabel tersebut adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,095. Sedangkan
koefisien korelasi dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga terhadap prestasi belajar menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan. Derajat hubungan antara interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga terhadap prestasi belajar
adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,188. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 84 -
prestasi belajar. Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
3
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar
0,047 + 0,168
+ 0,0041 .
Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur keluarga terhadap prestasi belajar siswa adalah 0,0041. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai
signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur keluarga terhadap prestasi belajar
menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,005 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga pada hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya semakin kecil jarak kekuasaan orang tua dengan anak,
semakin berorientasi maskulin, semakin berorientasi kolektif, semakin lemah tingkat penghindaran akan ketidakpastian uncertainty
avoidance , maka semakin kuat derajat hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa ada pengaruh positif
kultur keluarga terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa SMP negeri dan swasta di Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 85 -
c. Pengaruh kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar 1
Rumusan hipotesis 3 Ho = Tidak ada pengaruh positif kultur sekolah terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Ha = Ada pengaruh positif kultur sekolah terhadap hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar 2
Pengujian hipotesis Variabel kultur sekolah terdiri dari 4 dimensi. Berikut ini disajikan
hasil pengujian hipotesis masing-masing dimensi tersebut sebagai berikut:
a Dimensi power distance
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.234:
Y
1
= 68,537 + 0,109X
1
+ 6,939E-02X
4a
+ 0,021X
1
X
4a
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
a
4
Χ = Variabel power distance X
1
X
4a
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel power distance
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
a
4
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar 0,109
+ 6,939E-02 + 0,021. Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah power distance terhadap prestasi belajar
siswa adalah 0,021. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan
- 86 -
emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi power distance terhadap prestasi belajar
menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,008 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi power
distance pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah dengan jarak kekuasaan power distance guru
dengan siswa semakin kecil, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya.
b Dimensi collectivism vs individualism
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.235:
Y
1
= 54,724 + 0,228X
1
+ 0,937X
4b
+ 0,017X
1
X
4b
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
b
4
Χ = Variabel collectivism vs individualism X
1
X
4b
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel collectivism vs individualism
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
a
4
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar
0,228 + 0,937
+ 0,017. Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah collectivism vs individualism terhadap
prestasi belajar siswa adalah 0,017. Nilai tersebut menunjukkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 87 -
bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi
koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi collectivism vs individualism
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,003 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
sekolah dimensi collectivism vs individualism pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah
signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah yang cenderung semakin kolektif, maka semakin kuat hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. c
Dimensi femininity vs masculinity Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.236: Y
1
= 65,379 + 6,865E-02X
1
+ 0,713X
4c
+ 0,0037X
1
X
4c
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
c
4
Χ = Variabel femininity vs masculinity X
1
X
4c
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel femininity vs masculinity
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
a
4
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar 6,865E-02
+ 0,713 + 0,0037. Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah femininity vs masculinity terhadap
- 88 -
prestasi belajar siswa adalah 0,0037. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi femininity vs masculinity
terhadap prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,008 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
sekolah dimensi femininity vs masculinity pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan.
Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah yang cenderung maskulin, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajarnya. d
Dimensi uncertainty avoidance Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi
dapat disajikan sebagai berikut lampiran 8 hal.236: Y
1
= 68,595 + 0,105EX
1
+ 0,229X
4d
+ 0,0063X
1
X
4d
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
d
4
Χ = Variabel uncertainty avoidance X
1
X
4d
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel uncertainty avoidance
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
a
4
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar 0,105
+ 0,229 + 0,0063.
Hasil
pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 89 -
variabel kultur sekolah uncertainty avoidance terhadap prestasi belajar siswa adalah 0,0063. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien
regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah dimensi uncertainty avoidance terhadap prestasi
belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,007 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah dimensi
uncertainty avoidance pada hubungan antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari sekolah dengan tingkat kecemasan
uncertainty avoidance semakin lemah, maka semakin kuat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajarnya. Hasil pengujian hipotesis 3, yaitu ada pengaruh positif kultur sekolah
terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah sebagai berikut lampiran 8 hal. 233:
Y
1
= 72,814 + 0,0228X
1
+ 0,03258X
4
+ 0,00134X
1
X
4
Keterangan:
1
Y
= Prestasi belajar
1
Χ
= Variabel
kecerdasan emosional
4
Χ
= Variabel kultur sekolah X
1
X
4
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah.
Koefisien korelasi antara variabel prestasi belajar dengan kecerdasan emosional menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
Derajat hubungan antara kedua variabel tersebut adalah positif dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 90 -
termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,095. Sedangkan koefisien korelasi dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur
sekolah terhadap prestasi belajar menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Derajat hubungan antara interaksi variabel kecerdasan
emosional dengan kultur sekolah terhadap prestasi belajar adalah positif dan termasuk dalam kategori sangat rendah r=0,110. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
Persamaan garis regresi di atas berarti bahwa setiap penambahan satu unit pada prediktor
1
Χ
dan
a
4
Χ secara berurutan akan menambah kriterium Y sebesar 0,0228
+ 0,03258 + 0,00134.
Hasil pengujian regresi ini
menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel kultur sekolah terhadap prestasi
belajar siswa adalah 0,00134. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat hubungan kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan kultur sekolah terhadap
prestasi belajar menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ =0,007 α =0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur sekolah pada hubungan antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar adalah signifikan. Artinya semakin kecil power distance guru dengan siswa, semakin berorientasi
maskulin, semakin berorientasi kolektif, semakin lemah tingkat uncertainty avoidance
siswa, maka semakin kuat derajat hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hasil pengujian hipotesis
ini sejalan dengan dugaan awal penelitian bahwa ada pengaruh positif kultur sekolah terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- 91 -
C. Pembahasan Hasil Penelitian