D. Evaluasi Kerasionalan Klaim Indikasi Iklan Obat Tanpa Resep
Informasi mengenai indikasi suatu obat tanpa resep harus sesuai dengan indikasi zat aktif yang terkandung dalam obat tersebut. Hal tersebut biasanya
disampaikan oleh iklan obat tanpa resep di televisi dalam lisan atau tulisan, bahkan ada yang menyampaikan dengan menjabarkan gejala penyakit yang bisa
diobati dengan obat tersebut. Informasi indikasi berpengaruh besar bagi pemilihan suatu obat bagi masyarakat pengguna obat. Hal ini membuat produsen-produsen
dan pembuat iklan berusaha menyampaikan informasi mengenai indikasi suatu obat dengan cara semenarik mungkin, bahkan kadang tidak sesuai dengan indikasi
yang sebenarnya dari zat aktif yang terkandung dalam obat tersebut. Pada penelitian ini, klaim indikasi iklan obat tanpa resep yang diperoleh dievaluasi
kerasionalannya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994.
Indikasi iklan obat pereda sakit dan penurun panas menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya boleh menyatakan “untuk
meringankan rasa sakit misalnya : sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan atau menurunkan panas “Sesuai aturan tersebut juga berdasarkan mekanisme kerja zat
aktifnya, iklan obat analgesik sakit kepala, demam tanpa resep yang meliputi Biogesic Anak
®
, Panadol Extra
®
, dan Bodrex Migra
®
dinilai rasional
Tabel XII
. Beberapa obat analgesik sakit kepala, demam tanpa resep mengandung
kofein meskipun bukan merupakan obat pereda nyeri, biasanya digunakan dalam campuran obat analgesik untuk sakit kepala seperti migrain. Pada perbadingan
yang tepat dengan parasetamol, kofein dapat memperkuat daya kerja parasetamol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam meredakan rasa sakit. Hasil evaluasi menunjukkan hampir semua klaim indikasi iklan obat analgesik tanpa resep di televisi sudah menyampaikan indikasi
secara tidak berlebihan dan tidak menyesatkan, sehingga konsumen dapat memilih dan menggunakan obat tanpa resep kelompok ini dengan aman dan efektif.
Tabel XII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat analgesik sakit kepala,demam tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Biogesic Anak
, tiap 5 ml:
parasetamol 160 mg sebagai analgesik-antipiretik mampu menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu
di hipotalamus
efektif meredakan demam anak
9
2. Panadol Extra
:
parasetamol sama 500 mg bekerja sebagai analgesik yaitu meredakan nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala
dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein 50 mg, 35 mg, 65
mg sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan dapat memperkuat
keefektifan absorpsi dan daya analgesik parasetamol Panadol Extra:
efektif untuk sakit kepala tak tertahankan
9
3. Bodrex Migra
:
parasetamol 350 mg, 250 mg dan propifenazon sama 150 mg bekerjasama menguatkan efek analgesik yaitu meredakan
nyeri dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri, kofein sama 50 mg
sebagai stimulan susunan saraf pusat mampu meningkatkan kemampuan psikis dan dapat memperkuat keefektifan absorpsi
dan daya analgesik parasetamol Bodrex Migra:
untuk sakit kepala sebelah
9
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, indikasi iklan multivitamin dan mineral hanya dibolehkan “untuk pencegahan dan
mengatasi kekurangan vitamin dan mineral, misalnya sesudah operasi, sakit, wanita hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia”. Aturan
indikasi iklan vitamin C adalah “untuk mengatasi kekurangan vitamin C seperti pada sariawan dan perdarahan gusi ; dan untuk keadaan saat kebutuhan akan
vitamin C meningkat seperti pada keadaan sesudah operasi, sakit, hamil dan menyusui, anak dalam masa pertumbuhan, serta lansia “. Vitamin dan mineral
yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal sebenarnya tersedia cukup banyak dalam makanan sehari-hari yang komposisinya
baik, tidak dapat digunakan sebagai pengganti makanan, dan bukan merupakan sumber energi atau pemelihara kebugaran.
Tabel XIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama
dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Neo Ultracap:
vitamin B1100 mg, vitamin B6 100 mg, vitamin B12 200 mcg mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus
lain vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu
pembentukan sel darah merah, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah; kofein 50 mg bekerja meningkatkan kemampuan
psikis dengan merangsang kerja susunan saraf pusat mengatasi letih,
lesu, capek, pegal- pegal x
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Neo Ultracap
®
yang terdiri dari multivitamin dan mineral tidak rasional klaim indikasi iklannya, lihat
Tabel XIII
. Klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini dinilai tidak rasional karena tidak menyatakan
bahwa vitamin dan mineral tambahan selain dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari hanya digunakan pada saat kebutuhan vitamin dan mineral tubuh
meningkat kondisi defisiensi spesifik, dan hanya bersifat membantu mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal saja. Apabila kebutuhan
vitamin dan mineral tubuh sudah terpenuhi dengan makan makanan bergizi seimbang, maka tambahan vitamin dan mineral yang bukan berasal dari makanan
sudah tidak diperlukan lagi. Bagaimanapun juga konsumsi berlebihan vitamin dan mineral dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh pemakai,
terutama yang sulit dikeluarkan dari dalam tubuh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil evaluasi ini menunjukkan iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini masih memberikan indikasi berlebihan yang dapat
menyesatkan, sehingga seharusnya tidak dipercaya begitu saja oleh masyarakat pengguna obat.
Tabel XIV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna diare tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Neo Entrostop
:
atapulgit 650 mg dan pektin 50 mg mengatasi diare melalui kerja atapulgit sebagai adsorben yaitu menyerap bakteri, toksin,
dan gas; juga kerja pektin mengeliminasi bakteri toksin untuk diare yang tak bisa
berhenti
9
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Dari
Tabel XIV
diketahui klaim indikasi iklan Neo Entrostop
®
dinilai rasional karena indikasi yang disebutkan sesuai dan tidak berlebihan dengan
mekanisme kerja zat aktif. Tidak terdapat batasan indikasi untuk obat diare dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994.
Tabel XV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna maag tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Neosanmag Fast
: famotidin 10 mg sebagai antitukak mengatasi tukak lambung
dengan mengurangi sekresi asam lambung melalui kerja sebagai antagonis reseptor H
2,
kalsium karbonat 800 mg dan magnesium hidroksida 165 mg sebagai antasida bekerjasama
menetralkan asam lambung berlebih dengan melapisi selaput lendir lambung
obat maag: menetralkan asam lambung dan
mengurangi asam lambung
9
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Antasida dalam iklan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya diindikasikan “untuk mengatasi gejala sakit maag seperti :
perih, kembung, mual”. Klaim indikasi iklan Neosanmag Fast
®
sebagai obat mempunyai kandungan antasida dinilai rasional ditinjau dari kedua kriteria yang
digunakan lihat
Tabel XV
. Klaim indikasi iklan obat saluran cerna diare maupun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maag yang didapatkan dalam penelitian ini sudah dapat dipercaya dan dijadikan acuan untuk pertimbangan pemilihan obat di kalangan masyarakat.
Tabel XVI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas asma tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiuntelevisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Neo Napacin
:
efedrin hidroklorida 12,5 mg, 25 mg dan teofilin 125 mg, 130 mg sebagai antiasma bekerjasama meringankan dan mengatasi
serangan asma bronkhial dengan merelaksasi otot polos pada bronkhus bekerja sebagai bronkhodilator
Neo Napacin: untuk sesak nafas akibat
asma
9
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Iklan Neo Napacin
®
dinyatakan rasional klaim indikasinya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif serta batasan indikasi obat asma dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 yang dinyatakan “untuk meringankan gejala sesak nafas karena asma” lihat
Tabel XVI
. Dengan demikian klaim indikasi iklan obat
saluran nafas asma tanpa resep di televisi dapat dipercaya oleh
konsumen pengguna obat karena tidak berlebihan dan tidak menyesatkan. Iklan obat saluran nafas batuk tanpa resep dalam penelitian ini meliputi
iklan Laserin
®
, dan Vicks Formula 44
®
. Batasan indikasi yang boleh disampaikan dalam iklan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 untuk
obat batuk antitusif yaitu “untuk meredakan batuk yang tidak berdahak”, obat batuk ekspektoran “untuk meredakan batuk yang berdahak”, dan obat batuk
kombinasi antitusif-ekspektoran-antihistamin “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek”. Ditinjau dari aturan tersebut juga sesuai dengan mekanisme
kerja zat aktif, iklan Laserin
®
, Vicks Formula 44
®
dinilai tidak rasional karena klaim indikasi yang disajikan kurang lengkap dan tidak spesifik lihat
Tabel XVII
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XVII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas batuk tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Laserin, tiap 5 ml:
obat dari bahan alam yang meliputi herba Euphorbia hirta 0,15 g, rhizoma Zingiber officinale 6 g, fruktus cardamom 0,15 g,
caryophyllum 0,6 g, folium Piper betle 1,8 g, folium Abrus
precatorius 0,3 g, folium Mentha arvensis 0,15 g, folium Hibiscus
rosa-sinensis 0,15 g, oleum Mentha piperita 0,015 ml, dan succus
liquiritiae 0,015 g; secara keseluruhan bekerja dengan efek
ekspektoran efek yang paling dominan, antitusif, karminatif, dan dekongestan yang bekerja mengatasi batuk berdahak dengan
merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas juga mengatasi batuk tidak berdahak kering dengan menekan pusat batuk dan
menaikkan ambang rangsang batuk, sesuai juga untuk batuk yang disertai masuk angin karena mempunyai efek karminatif, serta bekerja
melegakan obstruksi penyumbatan jalan nafas
untuk batuk x
2. Vicks Formula 44:
dekstrometorfan hidrobromida 5 mg sebagai antitusif meredakan batuk tidak berdahak kering dengan bekerja sentral pada susunan
saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, doksilamin suksinat 3 mg sebagai antihistamin mengatasi
batuk karena alergi dengan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptornya disertai efek samping sedasi-hipnotik
ringan seperti menenangkan, menyebabkan dan mempermudah tidur meredakan batuk
dan membantu istirahat x
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Indikasi obat batuk tanpa resep hendaknya disampaikan cukup spesifik sehingga memudahkan konsumen dalam mengaitkannya dengan gejala sakit yang
dirasakan. Karena obat batuk yang berkhasiat ekspektoran sama sekali berbeda mekanisme kerjanya dengan obat batuk yang berkhasiat antitusif untuk
menyembuhkan batuk. Merupakan tindakan yang tidak rasional jika misalnya seseorang menderita batuk berdahak dan diberi obat batuk yang mengandung zat
antitusif yang berkhasiat menekan batuk karena hal itu justru bisa menghambat pengeluaran dahak.
Tabel XVIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas batuk, pilek tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Anakonidin:
dekstrometorfan hidrobromida 5 mg sebagai antitusif meredakan batuk kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan
pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, gliseril guaiakolat 25 mg sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan
mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas, pseudoefedrin hidroklorida 7,5 mg sebagai
dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung, klorfeniramin
maleat 0,5 mg sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi antara lain pada hidung, tenggorokan seperti gatal tenggorokan
dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H
1
meredakan batuk, tenggorokan gatal,
dan hidung tersumbat pada
anak x
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Dari
Tabel XVIII
, untuk iklan obat-obat saluran nafas batuk, pilek tanpa resep Iklan Anakonidin
®
dinilai tidak rasional karena kurang jelas indikasinya, seharusnya menyatakan “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek”.
Sebaiknya Iklan Anakonidin
®
yang digunakan untuk anak-anak harus lebih jelas lagi mengenai klaim indikasinya, karena obat untuk anak harus cukup
memberikan informasi mengenai obat tersebut, agar masyarakat tidak salah pilih dalam memberikan obat untuk anaknya.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 mengatur indikasi obat flu yaitu “untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung
tersumbat, dan pilek”. Dari
Tabel XIX
klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu Ultraflu
®
dinilai rasional karena pernyataannya tidak berlebihan, dan tetap dinilai rasional meskipun gejala-gejala flu yang dapat diredakan tidak disebutkan semua
hanya sebagian . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XIX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006
No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif
Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Ultraflu
: parasetamol 400 mg, 600 mg sebagai analgesik-antipiretik
meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan
meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus,
fenilpropanolamin hidroklorida 12,5 mg, 15 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui
vasokonstriksi penyempitan pembuluh darah hidung,
klorfeniramin maleat 1mg, 2 mg sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi misalnya pada hidung,
tenggorokan seperti bersin dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H
1
Ultraflu: meredakan flu
9
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasiona
Tabel XX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu, batuk tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D
selama dua minggu periode Juli 2006 No.
Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi
dan Kerasionalan
1. Mixagrip Flu Batuk:
parasetamol 500 mg sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat
produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur
suhu di hipotalamus, dekstrometorfan hidrobromida 10 mg sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan
menaikkan ambang rangsang batuk, pseudoefedrin hidroklorida sebagai dekongestan hidung 30 mg mengurangi hidung tersumbat
dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung efektif redakan flu
danbatuk sekaligus x
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Iklan-iklan obat saluran nafas flu, batuk tanpa resep yaitu Mixagrip Flu Batuk
®
dinilai tidak rasional klaim indikasinya lihat
Tabel XX
. Hal ini disebabkan klaim indikasi iklan tidak menyebutkan dengan jelas jenis batuk yang
bisa diredakan dengan obat yang diiklankan, padahal obat-obat tanpa resep kelompok ini mengandung obat batuk yang berbeda yaitu ada yang ekspektoran
pengencer dahak, dan ada yang antitusif penekan batuk. Tidak jelasnya klaim indikasi iklan tentang jenis batuk sangat merugikan pemirsa pengguna obat,
karena dapat terjadi kesalahan dalam penggunaan yang mengakibatkan kegagalan pengobatan, padahal sudah mengeluarkan biaya.
Indikasi obat kulit topikal menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 adalah “untuk mengatasi infeksi karena jamur “.
Tabel XXI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal kulit infeksi jamur tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C,
D selama dua minggu periode Juli 2006 No.
Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan
1. Canesten, Neo Ultrasiline:
klotrimazol 1 bb sebagai obat antijamur dengan efek fungisida membunuh jamur bekerja mengatasi
infeksi jamur pada kulit misalnya panu, kadas, kurap, jamur pada sela-sela jari kaki dengan
menghambat sintesis ergosterol yang menyebabkan permeabilitas sel jamur meningkat, atau dengan
menghancurkan dinding sel jamur tersebut Canesten:
atasi gatal jamur, cabut jamur sampai ke akar x
Neo Ultrasiline: efektif untuk panu dan kutu air
9
Keterangan:
9
= rasional, x= tidak rasional
Dari
Tabel XXI
dapat dilihat Neo Ultrasiline
®
merupakan iklan obat-obat topikal kulit infeksi jamur tanpa resep yang dinilai rasional klaim indikasinya.
Iklan Canesten
®
dinilai tidak rasional klaim indikasinya karena menyatakan “cabut jamur sampai ke akar” yang tidak sesuai dengan mekanisme kerja
klotrimazol yaitu menghancurkan kulit sel jamur. Klaim indikasi Canesten
®
yang berlebihan dan cenderung mengelabui pemirsa tentunya sangat merugikan
masyarakat . Pernyataan sebuah obat tanpa resep ditujukan untuk anak-anak dalam
klaim indikasi iklan pada umumnya memang benar sesuai diindikasikan untuk anak-anak. Hal ini terjadi karena sebelum dipasarkan obat-obat tanpa resep
tentunya sudah mengalami evaluasi dan pengujian oleh badan yang berwenang termasuk tentang kesesuaian dosisnya. Iklan obat tanpa resep untuk anak pada
penelitian ini seperti Biogesic Anak
®
mengandung parasetamol 160 mg telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cukup memenuhi dosis untuk anak-anak yaitu 200 mg, sedangkan untuk Anakonidin® yang klaim indikasi adalah untuk batuk pilek ternyata dari
kandungannya kurang sesuai dengan indikasinya, dikarenakan biasanya batuk disertai pilek lebih cocok menggunakan ekspektoran, tetapi didalam Anakonidin®
juga terkandung obat yang berkhasiat antitusif yang menekan reflek batuk yang kerjanya berlawanan dengan ekspektoran yang gunanya untuk mengeluarkan
dahak. Penyampaian indikasi secara umum tidak spesifik atau secara
berlebihan tidak sesuai dengan indikasi obat yang sebenarnya berdasarkan mekanisme kerja obat, semuanya itu dapat menyebabkan kegagalan terapi. Iklan
obat tanpa resep di televisi yang klaim indikasinya dinilai rasional sudah mampu membantu masyarakat dalam proses pemilihan obat, sedangkan yang tidak
rasional harus diperbaiki klaim indikasi iklannya agar tidak merugikan masyarakat.
Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan batasan indikasi dalam Keputusan
Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel XXII. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk anak-anak di stasiun televisi A, B, C, D selama dua
mingguperiode Juli 2006 No.
Kerasionalan klaim indikasi Jumlah
Persentase
1. Rasional
8 57,1
2. Tidak rasional
6 42,9
Total 14
100,0
Data pada tabel menunjukkan bahwa secara keseluruhan lebih banyak iklan yang klaim indikasinya rasional daripada yang tidak rasional, meskipun
persentase yang tidak rasional memang masih cukup banyak. Kondisi ini jelas sangat merugikan masyarakat sebagai pemirsa iklan apalagi mereka yang
menjadikan indikasi dalam iklan sebagai dasar pemilihan obat tanpa resep, karena klaim indikasi yang tidak rasional menimbulkan banyak terjadinya kesalahan
dalam penggunaan obat yang dapat membahayakan kondisi tubuh pemakai. Pemerintah diharapkan dapat lebih ketat dalam mengawasi klaim indikasi yang
akan ditampilkan dalam iklan obat tanpa resep khususnya di media televisi, agar pengobatan rasional yang salah satu komponennya adalah ketepatan indikasi,
dapat tercapai di kalangan masyarakat kita.
E. Rangkuman Pembahasan