gencarnya memberikan janji-janji kesenangan dan kebahagiaan keluarga yang akan diperoleh bila membeli produk tersebut. Secara tidak sadar hal tersebut dapat
menanamkan kepada anak nilai-nilai konsumerisme dan bahwa kebahagiaankesuksesan sebuah keluarga diukur dari kemampuan memiliki
produk terbaru yang ditawarkan. Sekali lagi kita bandingkan dengan diri kita sendiri. Orang dewasa saja banyak yang terpengaruh oleh iklan-iklan yang ada di
TV Martin, 2000.
C. Obat Tanpa Resep OTR
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, pasal 1 ayat 1,
disebutkan bahwa obat adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan biologis.
Obat bebas dan obat bebas terbatas merupakan golongan obat tanpa resep, yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep di apotek dan toko obat berijin.
Obat bebas yaitu golongan obat yang dalam penggunannya tidak membahayakan dan dapat digunakan tanpa pengawasan dokter Tjay dan Raharja, 1996. Menurut
Surat keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 2380ASKIX1980 tentang tanda khusus untuk obat bebas pada etiket wadah dan bungkus luar atau kemasan
terkecil obat jadi yang tergolong obat bebas harus mencantumkan tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam Anonim. 1996b.
Yang dimaksud obat bebas terbatas, yaitu golongan obat yang dalam penggunaannya cukup aman, tetapi apabila digunakan berlebihan dapat
mengakibatkan efek samping yang kurang menyenangkan. Pemakaian obat ini tidak memerlukan pengawasan dokter, namun penggunaannya terbatas sesuai
dengan aturan yang tercantum pada kemasannya Tjay dan Raharja, 1986. Obat bebas terbatas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
6355Dir.JenSK1969 , harus dicantumkan tanda peringatan pada wadah atau kemasannya. Tanda peringatan berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan
lebar 2 cm atau disesuaikan kemasannya, dan memuat pemberitahuan dengan huruf berwarna putih. Sesuai obatnya, pemberitahuan tersebut adalah :
P. no. 1. Awas Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam. Contoh: Decolgen tablet, Inza
®
tablet P. no. 2. Awas Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.
Contoh: Betadine
®
kumur P. no. 3. Awas Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan.
Contoh: Betadidine
®
untuk antiseptik lokal P. no. 4. Awas Obat keras. Hanya untuk dibakar.
Contoh: rokok anti asma P. no. 5. Awas Obat keras. Tidak boleh ditelan.
Contoh: Dulcolax
®
supositoria P. no. 6. Awas Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan.
Contoh: Anusol
®
supositoria Sartono, 1993
Selain tanda peringatan tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 6335Dir. JendSK1969 pada kemasan obat bebas terbatas juga
wajib dicantumkan tanda khusus. Tanda khusus untuk Obat Bebas Terbatas berupa lingkaran biru dengan garis tepi hitam.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 919MENKESPERX1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, pasal 2, obat yang
dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria: a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit. c. Penggunaanya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan. d. Penggunaanya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia. e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Anonim, 1996c
D. Tinjauan Iklan dan Promosi