organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun. Kesediaan karyawan
untuk mempertahankan diri bekerja dalam perusahaan adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen karyawan
terhadap organisasi dimana mereka bekerja dan dapat terwujud ketika karyawan merasakan adanya keamanan dan kepuasan di
dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja. Berdasarkan penjelasan tersebut aspek yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah aspek identifikasi, partisipasi dan loyalitas. Aspek–aspek ini memuat tentang bagaimana karyawan merasa dirinya
sebagai bagian dari organisasi, ikut berpartisipasi dalam mencapai tujuan perusahaan dan bersedia mengerahkan semua kemampuan yang
dimilikinya untuk pencapaian tujuan perusahaan.
3. Proses Pembentukan Komitmen Organisasi
Menurut Minner 1988 proses pembentukan komitmen organisasi yang terjadi adalah:
a. Komitmen pada masa awal muncul jika terdapat kesesuaian
antara harapan-harapan karyawan pada pekerjaan dengan kondisi karakteristik pekerjaan. Karyawan melakukan
pengenalan dan identifikasi sejak awal bergabung dengan perusahaan. Karakteristik personal berupa nilai-nilai, keyakinan
diri dan kepribadian yang dimiliki seseorang, karakteristik
pekerjaan berupa semangat kerja, komunikasi dengan pihak perusahaan dan perasaan ketidakadilan dari perusahaan.
b. Komitmen selama kerja dipengaruhi oleh kualitas komitmen
awal dan persepsi terhadap pekerjaan. Bila karyawan merasakan penilaian yang positif selama bekerja, maka ia akan cenderung
meningkatkan kerja. Pergaulan awal bekerja dapat berasal dari pekerjaan, pengalaman kerja sama kelompok, persepsi terhadap
gaji yang diterima dan kondisi lingkungan kerja. Pada tahap ini karyawan seringkali dihadapkan pada kondisi dilematis untuk
tetap bergabung atau mencari tempat kerja lain, terutama bila selama ini dianggap kurang memberi keuntungan.
c. Komitmen pada perkembangan karir selanjutnya semakin kuat
jika seseorang merasa memperoleh keuntungan sebagai karyawan merasa memiliki keterlibatan tinggi dan lebih
bersemangat dalam bekerja demi pencapaian komitmen selanjutnya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
Steers 1980 menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu :
a. Faktor personal, yang paling utama dalam faktor ini yaitu
seberapa potensial ikatan terhadap organisasi yang dibawa ketika seseorang bekerja satu kali. Selain itu Usia, pengalaman
Kerja, Pendidikan, Jenis kelamin juga mempengaruhi komitmen
kerja. Tahap pengalaman kerja dapat mempengaruhi sikap dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan perusahaan yang terdiri
dari 3 tahap : 1
Tahap Breaking-in 0-1 tahun Masa mulainya pekerja berhadapan dengan realita dalam
perusahaan. Tahap ini disebut “anticipatory socialization” dimana pekerja mulai bersosialisasi dengan prosedur
pekerjaan. Merupakan masa orientasi pengenalan nilai, pengalaman untuk mempersiapkan nilai pengaruh yang dia
rasakan dari pimpinan maupun hubungan sosial dengan rekan sekerjanya.
2 Tahap Settling 1-3 tahun
Para pekerja mulai mapan dengan situasi pekerjaan. Pada masa ini diharapkan pekerja akan menemukan beberapa
pengalaman penting dalam pekerjaan mereka sudah mulai merasa nyaman dan menerima lingkungan. Pada masa ini
mulai merasa nyaman dan menerima lingkungan. Pada masa ini mulai terjadi masa metamorphosis yaitu suatu
tahap dimana lingkungan, nilai, aturan dan tujuan perusahaan mempengaruhi dan membentuk sikap baru
sesuai lingkungan kerja. Pada saat ini diharapkan komitmen kerja mulai terbentuk.
3 Tahap establish lebih dari 4 tahun
Pekerja telah mapan secara ekonomis dan psikologis. Nilai komitmen telah jelas wujudnya.
b. Faktor organisasi, seperti lingkup kerja yaitu umpan balik,
otonomi, tantangan dan arti pekerjaan dapat meningkatkan keterlibatan karyawan terhadap pekerjaannya. Kemampuan
berpartisipasi serta aktif dalam pengambilan keputusan kerja juga dapat meningkatkan komitmen. Berkaitan dengan otonomi
dan pengambilan keputusan kerja, dalam penentuan otonomi dan keputusan kerja bukan hanya karyawan yang ikut terlibat
namun juga pemimpin yang memiliki peran penting. Hal ini berkaitan dengan bagaimana pemimpin yang dengan
karakternya sendiri mampu bekerjasama dengan karyawan dengan cara memberikan karyawan kesempatan untuk ikut
mengambil keputusan sehingga karyawan juga memiliki otonomi, berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut organisasi.
Dengan adanya kesempatan bagi karyawan dalam menentukan otonomi serta terlibatnya karyawan dalam keputusan kerja,
membuat karyawan merasa dibutuhkan, mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi sehingga merasa bagian dari organisasi
yang nantinya membuat karyawan tetap komit bekerja di oraganisasi tersebut.
c. Faktor ketiga ialah faktor non-organisasi yaitu calon karyawan
masih memiliki alternatif pekerjaan di bidang lain ketika tidak diterima di bidang yang diinginkan, pada suatu perusahaan.
Sehingga karyawan masih dapat mengembangkan kompetensinya di perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya komitmen kerja karyawan
dapat berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri, organisasi tempatnya bekerja dan juga faktor non-organisasi seperti alternatif
lowongan pekerjaan di tempat lain.
B. Kepemimpinan