kepemimpinan situasional memiliki nilai varian yang sama atau homogen Santoso, 2010.
2. Uji Hipotesis
a. Skor Efektivitas Kepemimpinan Situasional
1 Perilaku Pemimpin
Pada skor gaya kepemimpinan dengan menentukan skor perilaku tugas dan skor perilaku hubungan S
digunakanlah grafik yang memuat kategori-kategori gaya kepemimpinan yang sesuai yaitu S1 yaitu pemimpin
memberitahukan kepada karyawan, menerapkan perilaku tugas yang tinggi dan rendah hubungan antara karyawan
dan pimpinan. S2 yaitu menjajakan, maksudnya adalah pemimpin
memberikan arahan kepada karyawan dengan menerapkan jenis perilaku tugas yang tinggi dan juga hubungan yang
tinggi. S3 yaitu pemimpin mengikutsertakan karyawan
danmenerapkan perilaku hubungan yang tinggi serta rendahnya tugas.
S4 yaitu pemimpin menerapkan sistem delegating dengan adanya perilaku hubungan dan tugas yang rendah.
Kemudian menentukan titik tengah untuk grafik perilaku tugas dan perilaku hubungan 22,5. Setelah itu
menghitung masing-masing skor total dari perilkau tugas dan perilaku hubungan, sehingga nantinya akan terlihat
titik temu dimana kesesuaian letak antara perilaku tugas dan perilaku hubungan S pada kategori S1, S2, S3
atau S4. Ternyata berdasarkan hasil keseluruhan banyak subjek yang posisinya terletak di area S2 yang artinya
pemimpin memberikan arahan kepada karyawan dengan menerapkan jenis perilaku tugas yang tinggi dan juga
hubungan yang tinggi.
Tabel 13 Skor Perilaku Pemimpin
No. Jenis-Jenis
Perilaku pemimpin
Jumlah Subjek
Prosentase
1, S1 4 4,54
2. S2
76 86,36
3. S3 5 5,68
4. S4 3 3,40
2 Kematangan Karyawan
Menentukan skor kematangan karyawan dengan cara membuat peringkat kategori pada skala kematangan
pekerjaan dan psikologis R dengan membuat range kategori 6-48 dalam tabel yang dibagi menjadi 4 kolom
dan dibuat kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk kategori tinggi R4 memiliki skor 42-48 yaitu karyawan
mampu atau kompeten dan mau atau yakin, kategori sedang namun cenderung tinggi R3 memiliki skor 30-36
karyawan mampu tetapi tidak mau atau tidak yakin dan kategori sedang namun cenderung rendah R2 memiliki
skor 18-24 karyawan tidak mampu tetapi mau atau yakin, kategori rendah R1 memiliki skor 6-12 karyawan
tidak mampu dan tidak mau atau tidak yakin. Kemudian respon dari masing-masing subjek di skor total dan dilihat
atau disesuaikan respon subjek ada di kategori R1, R2, R3 atau R4. Ternyata berdasarkan dari hasil keseluruhan
grafik, kebanyakan subjek berada di tingkat kematangan yang tinggi yaitu R4 memiliki skor rata-rata 42-48 yaitu
karyawan mampu atau kompeten dan mau atau yakin.
Tabel 14 Skor Kematangan Karyawan
No. Jenis
kematangan karyawan
Skor Jumlah Subjek
Prosentase
1, R1 6-12 0 0 2. R2 18-24
29 32,95
3. R3 30-36 28
31,81 4. R4 42-48
31 35,22
3 Efektivitas Kepemimpinan Situasional
Efektivitas kepemimpinan situasional dalam penelitian ini diperoleh dengan berdasar pada hasil skoring
Perilaku Kepemimpinan yang terdiri dari Perilaku Tugas dan Perilaku Hubungan yang disesuaikan dengan hasil
skoring dari Kematangan Pekerjaan dan Psikologis. Hal
ini disebut dengan kesesuaian. Jika skor kematangan sesuai dengan kuadran perilaku tugas dan perilaku
hubungan, maka skor kepemimpinan situasioanl adalah 1, Sebaliknya apabila skor kematangan tidak sesuai dengan
kuadran perilaku tugas dan perilaku hubungan, maka skor kepemimpinan situasional 0,
Gambar 2 Grafik Kesesuaian Perilaku Tugas dan Perilaku Hubungan
Berdasarkan Kesesuaian
Gambar di atas menunjukkan bahwa banyaknya skor perilaku tugas dan hubungan lebih banyak berada di posisi S2
yang tidak sebanding dengan tingkat kematangan pekerjaan dan psikologis pada karyawan di penelitian ini, yang lebih banyak
terdapat di R4.
5 10
15 20
25 30
35 40
5 10
15 20
25 30
35 40
Series1
Tabel 15 Kesesuaian Gaya Kepemimpinan
dengan Level Kematangan Hersey dan Blanchard, 1986
LEVEL KEMATANGAN GAYA KEPEMIMPINAN
YANG SESUAI R1
Rendah Tidak mampu dan tidak mau
atau tidak yakin S1
Memberitahukan Perilaku tinggi tugas dan
rendah Hubungan
R2 Rendah ke sedang
Tidak mampu tetapi mau atau
Yakin S2
Menjajakan Perilaku tinggi tugas dan
tinggi Hubungan
R3 Sedang ke tinggi
Mampu tetapi tidak mau atau tidak yakin
S3 Mengikutsertakan
Perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas
R4 Tinggi
MampuKompeten dan mauyakin
S4 Mendelegasikan
Perilaku rendah hubungan dan rendah tugas
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek tidak memiliki kesesuaian antara
kematangan pekerjaan dengan kuadaran pada skala perilaku tugas dan hubungan, yaitu sebanyak 48 orang.
Sedangkan sisanya sebanyak 40 orang memiliki kesesuaian antara kematangan pekerjaan dengan kuadaran
pada skala perilaku tugas dan perilaku hubungan.
b. Uji Independent Sample T-Test
Analisis data untuk uji beda antara variabel Komitmen dan Kepemimpinan Situasional menggunakan Uji Independent
Sample T-Test dari program SPSS 16,0 for windows. Dari hasil analisis diperoleh besarnya Skor Kepemimpinan Situasional
merupakan kesesuaian penggolongan skor Kematangan Pekerjaan dan Psikologi R serta Perilaku Tugas dan Hubungan
S. Syarat untuk dilakukan uji Independent Sample T-Test adalah apabila populasi data sama atau tidak dan sebaran data
berdistribusi normal. Dalam hal ini hasil uji Normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z dan hasilnya berdistribusi
normal. Selanjutnya hasil uji Homogenitasnya berdasarkan varian yang sama dengan kata lain Homogen. Sehingga syarat
untuk dilakukan uji Independent Sample T-Test dapat dilaksanakan Santoso, 2010.
Tabel 16 Group Statistics Independent Sample T-Test
VAR00 002
N Mean
Std. Deviation Std. Error Mean
VAR00001 1
40 129.10
17.553 2.775
48 131,83
17.909 2.585
Tabel 17 Uji Beda Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig.
t Df
Sig. 2- tailed
Mean Differenc
e Std. Error
Difference 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
VAR0000 1
Equal variances
assumed .126 .723
-.719 86
.474 -2.733
3.800 -10,287 4.820
Equal variances
not assumed
-.721 83.73
.473 -2.733
3.793 -10,276 4.809
Berdasarkan hasil uji Homogenitas terlihat hasil output menunjukkan bahwa varian dari dua kelompok homogen.
Selanjutnya untuk menguji kembali, digunakan uji analisis Independent Sample T-Test dengan menggunakan nilai yang
Equal variances assumed Santoso, 2010. Hasil analisis Uji Independent Sample T-Test antara kepemimpinan situasional
dengan komitmen karyawan menunjukkan nilai signifikansinya p=0,474 0,05. Kesimpulannya nilai signifikansi 0,05
0,4740,05 maka H diterima. Dengan kata lain tidak terdapat
perbedaaan yang signifikan antara komitmen karyawan berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional yang efektif
dengan Komitmen karyawan berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional yang tidak efektif.
E. Pembahasan