C. Dinamika Perbedaan Komitmen Organisasi pada Karyawan
Berdasarkan Efektivitas Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan antara perilaku tugas dengan tingkat kematangan karyawan.
Kepemimpinan situasional juga merupakan kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara tingkat bimbingan dan arahan
yang diberikan pemimpin perilaku tugas, tingkat dukungan sosio emosional yang disajikan pemimpin perilaku hubungan, tingkat kesiapan
yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi atau tujuan tertentu kematangan bawahan. Seorang pemimpin harus memahami
kematangan bawahannya sehingga dia tidak akan salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan Hersey dan Blanchard, 1986. Jika pemimpin dapat
berperilaku sesuai dengan tingkat kematangan karyawan, maka gaya kepemimpinan situasional dapat berlaku dengan efektif di perusahaan.
Kepemimpinan situasional dikatakan efektif apabila perilaku pemimpin sesuai dengan tingkat kematangan karyawan. Ketika
kepemimpinan situasional telah efektif diterapkan, karyawan dapat dengan mudah memahami dan merasa lebih jelas dengan tugas yang harus
dikerjakan, karyawan diperhatikan oleh pemimpin sehingga karyawan dapat berusaha seoptimal mungkin dalam bekerja untuk tujuan perusahaan.
Pemahaman dan kejelasan mengenai tugas dan sikap pemimpin yang memperhatikan karyawannya dapat membuat karyawan merasa dianggap
sebagai bagian dari organisasi. Hal ini dapat membuat karyawan merasa
suka pada organisasi tempatnya bekerja dan akan berusaha meningkatkan komitmennya untuk tetap bekerja di perusahaan Hersey dan Blanchard,
1986. Minner 1998 menyatakan bahwa beberapa faktor organisasi seperti umpan balik dan kesempatan karyawan untuk ikut serta dalam pengambilan
keputusan kerja juga dapat membuat karyawan senang bekerja di perusahaan dan diharapkan dapat meningkatkan komitmen karyawan.
Berbeda halnya ketika seorang pemimpin tidak memahami kematangan bawahannya, pemimpin bisa saja salah dalam menerapkan gaya
kepemimpinan Hersey dan Blanchard, 1986. Saat pemimpin berperilaku tidak sesuai dengan tingkat kematangan karyawan, kepemimpinan
situasional dianggap tidak efektif. Ketika kepemimpinan situasional tidak efektif, karyawan akan kesulitan dalam memahami tugasnya, merasa tidak
jelas dengan tugas yang harus dikerjakan, ditambah lagi ketika pemimpin tidak memperhatikan karyawan, karyawan sulit untuk bekerja dengan
optimal. Ketidakjelasan mengenai tugasnya dan tidak diperhatikan oleh pemimpin dapat membuat karyawan merasa bingung dengan pekerjaan dan
merasa tidak dianggap sebagai bagian dari organisasi. Ketidakjelasan tersebut dapat menyebabkan kemungkinan karyawan untuk bisa suka
dengan organisasi tempatnya bekerja sangatlah kecil. Keadaan ini dapat membuat karyawan kurang bisa bertahan di perusahaan, sehingga karyawan
kurang bisa melanggengkan dirinya untuk tetap bertahan di perusahaan sehingga karyawan memiliki komitmen yang rendah Hersey dan
Blanchard, 1986.
Komitmen dianggap sebagai identifikasi yang kuat dari individu terhadap organisasi dan terlibat di dalamnya, meliputi kepercayaan,
menyerap nilai-nilai dan tujuan organisasi, berharap untuk dapat memberi hasil kerja yang baik pada organisasi, berharap untuk dapat memberi hasil
kerja yang baik pada organisasi Meyer et all, 1993. Komitmen ini juga dinilai sebagai sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan terhadap
organisasi dan bagaimana anggota organisasi menunjukkan keterlibatan mereka pada organisasiyang akan berlanjut ke arah dan kemakmuran. Di sisi
lain, komitmen organisasi adalah suatu tingkatan pada karyawan ketika mengidentifikasikan diri pada pekerjaan tertentu dan suatu tingkatan ketika
karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi tertentu dan mengharapkan menjadi bagian dari perusahaan Robbins, 2008.
Bagan 2
Perbedan Komitmen Karyawan berdasarkan Efektivitas Kepemimpinan Situasional
D. Hipotesis