3. Efektivitas Kepemimpinan Situasional
Efektivitas kepemimpinan situasional dapat dilihat dari kesesuaian antara perilaku pemimpin dengan kematangan karyawan.
Perilaku pemimpin yang dimaksud dalam kepemimpinan situasional adalah perilaku tugas dan perilaku hubungan. Perilaku tugas
merupakan kadar sejauhmana pemimpin menyediakan apa yang harus dilakukan oleh karyawan. Perilaku tugas memiliki beberapa aspek
yaitu: penyusunan tujuan, pengorganisasian, menetapkan batas waktu, pengarahan dan pengendalian. Penyusunan tujuan merupakan sejauh
mana pemimpin menetapkan tujuan yang perlu dicapai orang-orang. Pengorganisasian merupakan sejauh mana pemimpin mengorganisasi
situasi kerja bagi orang-orangnya. Menetapkan batas waktu merupakan sejauh mana pemimpin mampu menetapkan batas waktu
bagi orang-orangnya. Pengarahan merupakan sejauh mana pemimpin memberikan arahan spesifik. Pengendalian merupakan sejauh mana
pemimpin menetapkan dan mensyaratkan adanya laporan reguler tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
Perilaku hubungan adalah kadar sejauhmana pemimpin dapat melakukan hubungan dua arah dengan karyawan. Aspek-aspek dari
perilaku hubungan adalah memberikan dukungan, mengkomunikasikan, memudahkan interaksi, aktif menyimak dan
memberikan balikan. Memberikan dukungan merupakan sejauh mana pemimpin memberikan dukungan dan dorongan. Mengkomunikasikan
merupakan sejauh mana pemimpin melibatkan orang-orang dalam diskusi yang bersifat memberi dan menerima tentang aktivitas kerja.
Memudahkan interaksi merupakan sejauh mana pemimpin dapat memudahkan interaksi di antara orang-orangnya. Aktif menyimak
merupakan usaha pemimpin mencari dan menyimak pendapat dan kerisauan orang-orangnya. Memberikan balikan merupakan sejauh
mana pemimpin mampu memberikan balikan feedback tentang prestasi orang-orangnya.
Kematangan karyawan yaitu merupakan kadar sejauhmana karyawan dapat optimal melakukan apa yang ditugaskan oleh atasan
sesuai dengan keahliannya Hersey dan Blanchard, 1992. Kematangan karyawan terdiri dari kematangan pekerjaan dan
kematangan psikologis. Kematangan pekerjaan terdiri dari tiga aspek yaitu: pengalaman kerja, pengetahuan kerja dan pemahaman akan
syarat pekerjaan. Pengalaman kerja merupakan sejauh mana karyawan memiliki pengalaman yang relevan. Pengetahuan kerja merupakan
sejauh mana karyawan memiliki pengetahuan pekerjaan yang diperlukan. Pemahaman akan syarat pekerjaan merupakan sejauh
mana karyawan sangat paham tentang hal-hal yang perlu dilakukan. Kematangan psikologis memiliki tiga aspek pula yaitu: kemauan
untuk memikul tanggung jawab, motivasi berprestasi dan keikatan. Kemauan untuk memikul tanggung jawab merupakan sejauh mana
karyawan memiliki keinginan yang besar untuk memikul sebuah
tanggung jawab. Motivasi berprestasi merupakan sejauh mana karyawan memiliki keinginan yang kuat untuk berprestasi. Keikatan
merupakan sejauh mana karyawan memiliki keinginan untuk berdedikasi.
Kematangan bawahan dibagi menjadi empat level yaitu level rendah R1, rendah ke sedang R2, sedang ke tinggi R3, tinggi
R4. Gaya kepemimpinan yang sesuai bagi masing-masing level kematangan mencakup kombinasi perilaku tugas dan perilaku
hubungan yang tepat. Level rendah R1 merupakan level kematangan dimana seseorang yang tidak mampu dan tidak mau memikul
tanggung jawab untuk melakukan sesuatu tugas. Pada level ini seseorang tidak kompeten atau tidak yakin dengan banyak hal,
ketidakmauan seseorang tersebut karena ketidakyakinannya dalam pelaksanaan tugas tertentu. Level rendah ke sedang R2 merupakan
level kematangan yaitu seseorang yang tidak mampu tetapi mau memikul tanggung jawab untuk melakukan sesuatu tugas. Pada level
ini seseorang yakin tetapi kurang memiliki keterampilan. Level sedang ke tinggi R3 merupakan level kematangan yaitu seseorang
mampu tetapi tidak mau melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin. Ketidakmauan tersebut disebabkan karena kurang yakin
atau tidak merasa aman. Level tinggi R4 merupakan level kematangan yaitu seseorang yang mampu dan mau untuk memikul
tanggung jawab.
Gambar 1
Kuadran Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard 1986
http:www.google.comimgres?q=gambar+diagram+kematangan+hersey+dan+blancharddanum=1danhl=end ansa
Diagram di atas menggambarkan hubungan antara kematangan yang berkaitan dengan tugas dengan gaya kepemimpinan yang sesuai,
yang diterapkan pada saat pengikut atau bawahan bergerak dari level tidak matang ke level yang lebih matang. Masing-masing gaya
pemimpin bagi level kematangan tertentu berada di kuadran tertentu pula. Gaya kepemimpinan yang sesuai bagi masing-masing level
kematangan mencakup kombinasi perilaku tugas yang tepat. Efektivitas kepemimpinan situasional dalam penelitian ini ialah
kesesuaian perilaku pemimpin dengan kematangan karyawannya sehingga karyawan dapat melakukan tugasnya sesuai dengan
kemampuannya.
4. Jenis-jenis Kepemimpinan Situasional