guru ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan memecahkan
masalah-masalah yang
akan menghambat
kegiatan pembelajaran.
5 Membentuk jejaringmengkomunikasikan
Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha
demi mencapai tujuan bersama. Berdasarkan uraian dan penjelasan para ahli di atas, pendekatan saintifik
dalam pembelajaran dapat mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring
atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran. Melalui pendekatan ini diharapkan siswa dapat meningkatkan atau menyeimbangkan
antara kemampuan dalam berinteraksi sosial soft skill, dan manusia yang memiliki kecakapan intelektual atau pengetahuan hard skill, yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
e. Penilaian Otentik
Dalam proses pembelajaran di kelas tentunya tidak terlepas dari aspek penilaian. Pada Kurikulum 2013, penilaian dilakukan dengan menggunakan
penilaian otentik. Menurut Kemendikbud 2013, penilaian otentik authentic assesment adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar
peserta didik mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah dari assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau
evaluasi, sedangkan istilah authentic merupakan sinonim dari asli, nyata, valid,
atau reliabel. Penilaian otentik secara konseptual bermakna secara singnifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Penerapan penilaian otentik digunakan
untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan kontruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan
mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Nurgiyantoro dalam Abidin, 2014: 77 mengemukakan bahwa penilaian otentik pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian yang tidak semata-mata
untuk menilai hasil belajar siswa, melainkan proses kegiatan pengajaran itu sendiri, sehingga informasi yang diperoleh dapat menjadi umpan balik penilaian
terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Secara lebih terfokus Johnson, et al. dalam Abidin, 2014: 79 mengatakan pada dasarnya penilaian otentik adalah
penilaian performa yakni penilaian yang dilakukan untuk mengetahui proses pengetahuan dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran dalam mencapai
produk atau hasil belajar tertentu.
Mueller dalam Nurgiyantoro, 2011: 23 juga menyatakan penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan
kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan esensi pengetahuan dan keterampilan. Hal senada juga dikemukakan oleh Abidin 2014: 83 bahwa
penilaian otentik menekankan pada pemberian tugas yang akan membentuk unsur-unsur metakognisi dalam diri peserta didik seperti kemauan mengambil
resiko, kreatif, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan tanggung
jawab terhadap karya dan tugas yang dilakukan secara komprehensif.
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas terkait penilaian otentik maka dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan
secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian otentik lebih menekankan pada aktivitas pemberian tugas-tugas untuk menunjukkan kinerja di
dunia nyata yang akan membentuk metakognisi dalam diri peserta didik.
Menurut Kemendikbud 2013 penilaian hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1 Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilaian. 2
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3 Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya. 4
Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5 Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 6
Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
PAK. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal KKM. KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar
minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik
peserta didik. Penilaian
hasil belajar
peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan
penilaian kompetensi
sikap melalui
observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”peer evaluation oleh peserta didik dan
jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian rating scale yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 1
Observasi merupakan
teknik penilaian
yang dilakukan
secara berkesinambungan
dengan menggunakan
indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3 Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
4 Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1 Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2 Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3 Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah danatau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. c
Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan performancekinerjaunjuk kerja, produk, proyek,
dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik.
1 Performancekinerjaunjuk kerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa
untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
2 Produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat
produk teknologi dan seni 3 dimensi. Penilaian produk tidak hanya diperoleh
dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: 1
Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa
dalam merencanakan,
menggali, mengembangkan
gagasan, dan
mendesain produk. 2 Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta
dalam menentukan teknik yang tepat. 3 Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaan.
3 Proyek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran