mencoba menerapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw.
Berdasarkan penelitian Jhonson and Jhonson Rusman, 2011:219 tentang pembelajaran kooperatif didapatkan hasil bahwa interaksi
kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah :
a. Meningkatkan hasil belajar b. Meningkatkan daya ingat
c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi d. Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik kesadaran individu
e. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru h. Meningkatkan harga diri anak
i. Meningkatakan perilaku penyesuaian sosial yang positif j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong
Berdasarkan beberapa pengaruh positif diatas maka dapat lebih memperkuat peneliti dalam menerapkan penggunaan metode jigsaw bagi
siswa. Pengaruh positif yang terjadi dapat membentuk siswa menjadi lebih baik lagi.
2. Minat Belajar
Minat menurut Winkel 1989:105 adalah kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan
tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Berbeda dengan
Mulyasa 2006:194,
yang mengartikan
minat interest
yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu, Syah 2003:151 mengatakan bahwa “minat interest
berarti kecenderungan atau kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu”. Hal ini sejalan dengan Slameto 2010:180 berpendapat
bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, minat adalah rasa suka dan ketertarikan
seseorang terhadap bidang studi tertentu atau keinginan yang besar terhadap sesuatu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu tanpa
ada yang menyuruh. Menurut Suyono Hariyanto 2011:9, belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku,
sikap, dan
mengokohkan
kepribadian. Berbeda dengan Mulyasa 2006:189 menyatakan bahwa
belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu
untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Slameto 2010:180
berpendapat bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari
pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk
mempelajarinya. Sementara itu Syah 2003:63 menyatakan bahwa belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Dari beberapa pengertian belajar yang dikutip dari para ahli seperti yang di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan individu secara sadar yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan
nilai sikap. Dari pengertian minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat
belajar adalah rasa ketertarikan terhadap bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu tanpa ada yang menyuruh.
Menurut Hurlock 1978:115 ada tujuh ciri-ciri minat, yaitu: a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Minat menjadi stabil ketika pertumbuhan
terlambat dan kematangan dicapai. Dengan demikian minat siswa akan tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar Seorang anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka
siap secara fisik dan mental untuk belajar. Sebagai contoh, anak tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPS,
sampai anak tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPS bermanfaat bagi kehidupannya sehari-hari atau mendatang.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar bergantung pada
lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Minat siswa tumbuh dari rumah karena
lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang
yang berada di luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat seorang siswa bergantung pada tempatsituasi yang baru sehingga ada
kesempatan belajar. d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmauan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang cacat fisik
tidak mungkin mempunyai minat yang sama seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya Anak-anak mendapatkan kesempatan dari orang tua, guru dan
orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai. Oleh sebab itu,
mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.
f. Minat berbobot emosional Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan dapat melemahkan minat seorang siswa. Begitu juga sebaliknya, jika
bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan lebih memperkuat minat siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya,
minat anak pada mata pelajaran IPS, kepandaian mereka di bidang IPS disekolah akan menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan
yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha. Berdasarkan ciri-ciri minat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
indikator minat antara lain: a. Ekspresi perasaan senang
b. Perhatian dalam belajar c. Kemauan untuk mengembangkan diri
d. Keterlibatan siswa dalam pelajaran
3. Prestasi Belajar