Peningkatan minat dan prestasi belajar PKN dengan model Cooperative Learning tipe STAD siswa kelas IVB SDK Ganjuran.

(1)

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

SISWA KELAS IVB SDK GANJURAN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Martina Setiyowati

091134021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

SISWA KELAS IVB SDK GANJURAN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Martina Setiyowati

091134021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Yang Terkasih

Sumber doa, sumber kekuatanKu dan sumber inspirasi bagiKu yang senantiasa

memberkati, melindungi dan menolongKu.

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku yang tercinta dan terhebat Bapak Ngadul Brotomulyono dan

Ibu Theresia Suwarsri terima kasih atas segala doa dan dukunganNya.

Kakakku tercinta Robertus Eko Pujianto, Yosephine Dwi Hartati, Maria

Magdalena Tri Adiningsih, Agustina Setyorini, dan Mas Edi terima kasih atas

segala bantuan financial yang telah diberikan tanpa pamrih, doa dan

dukunganNya, untuk keponakanku Devintya Putri, Mikael Aldy, Marcelinus

Widi Atmaja dan seluruh keluarga besar dari Mbah Darmo dan Mbah Kasan

yang selalu memberikan motivasi dan semangat.

Sahabat-sahabatKu, Mbak Ebi, Mbak Tri, Mas Hendra, Ikrom Aji, Shelly,

Reno, Agnes, Eka Pras, Meggy, Tyas, Dian, Hani, Laura dan teman - teman

mahasiswa angkatan 2009 S1 PGSD USD khususnya kelas C dan semuaNya

yang menyayangiKu terima kasih atas segala doa, bantuan, semangat, dan

perhatian yang kalian berikan.


(6)

v MOTTO

“Doa adalah sumber kekuatanKu”

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan

jalanMu” (Ams 3: 5-6)

“Bekerja keras sekarang, merasakan hasilnya nanti; bermalas-malas sekarang, merasakan akibatnya nanti” (John C. Maxwell)

“Kesuksesan datang pada orang yang bergerak cepat ketika ia sedang menunggu” (Thomas A. Edison)

“Selama dirimu masih bias berpikir, berpikirlah menjadi orang besar” (Donald Trump)

Percayalah pada kemampuan yang kamu miliki, janganlah pernah meragukan kemampuanMu.

Tuhan akan memberikan apa yang kita harapkan pada waktu yang tepat dan semuaNya akan indah pada waktuNya.

Berusaha untuk berubah sedikit demi sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.

Belajar mencintai sesuatu yang tidak kamu sukai tidak akan pernah merugikanMu, karna kita akan memperoleh pengalaman yang luar biasa.

Kerjakanlah apa yang harus kamu kerjakan


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Penulis


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Martina Setiyowati

NIM : 091134021

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SISWA IVB

SDK GANJURAN” kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta

perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Agustus 2013 Yang menyatakan


(9)

viii ABSTRAK

Setiyowati, Martina. 2013. Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar PKn Dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB SDK Ganjuran. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penerapan model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013, (2) Apakah penerapan model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan model siklus Kurt Lewin yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus pada bulan 16 April – 3 Mei 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IVB SDK Ganjuran yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini menggunakan model cooperative learning tipe STAD yang terdiri dari 4 langkah yaitu presentasi kelas atau penjelasan, kerja tim, kuis, dan penghargaan. Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan observasi untuk menentukan minat siswa dan tes tertulis untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya melalui expert judgement dan empiris yang menggunakan perhitungan SPSS 16. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan penerapan model cooperative learning tipe STAD. Peningkatan minat siswa ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata minat siswa pada awal sebelum penelitian diadakan adalah 65,83 meningkat pada siklus I menjadi 74,74 dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 82,60. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan hasil nilai rata-rata siswa sebelumnya 57,65 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 39,13% meningkat menjadi 69,58 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 70,83% pada siklus I dan meningkat menjadi 80,41 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 87,50% pada siklus II. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn dengan menggunakan model cooperative learning

tipe STAD siswa kelas IVB SDK Ganjuran.


(10)

ix ABSTRACT

Setiyowati, Martina. 2013. The Improvement of PKn Learning Interest and Achievement with Cooperative Learning Model of Type STAD of grade IVB students in SDK Ganjuran. Thesis. Elementary School Teacher Course of Study, Majoring Educating Science, Teaching Faculty and Education Science, Sanata Dharma University.

This study aimed to know (1) How the use application of cooperative learning model of type student teams achievement division (STAD) in study course PKn can improve the learning interest and achievement of the grade IVB students of SDK Ganjuran in 2012/2013 school year, (2) Is the use application of cooperative learning model of type student teams achievement division (STAD) in study course PKn can improve the learning interest and achievement of the grade IVB students of SDK Ganjuran in 2012/2013 school year.

This study was a kind of class activity study that was used model cycle of Kurt Levin in which in each cycle divide of planning, activity implementation, observation, and reflection. This study held in 2 cycles on April, 16th – May, 3rd 2013. The subject of this study was all the student of grade IVB SDK Ganjuran, which total of them to 24 students. This study was used cooperative learning model of type STAD which consist of 4 steps. These steps are class presentation or explanation, team work, quiz, and reward. The instrument and technique of data submission that was used in this study was questionnaire and observation to determine the students interest and written test to measure the students learning achievement. Firstly, the instrument that will be used in this study will be tested of its validity and reliability through expert judgement and empirical used the calculation of SPSS 16. The obtained data was analysed quantitatively and qualitatively.

The study results showed that there was an improvement of learning interest and achievement of students grade IVB SDK Ganjuran in course of study PKn by using the application of cooperative learning model of type STAD. The improvement of the students interest was proved by the average score of the students interest before the study was held to 65,83 which improve to 74,74 in cycle I and improve again to 82,60 in cycle II. The improvement of students learning achievement was proved by the average of the previous score of students which to 57,65 with students presentation who reach KKM to 39,13% improve to 68,58 with students presentation who reach KKM to 70,83% in cycle I and improve to 80,41 with students presentation who reach KKM to 87,50% in cycle II. According to the obtained data, it can be concluded that the application of cooperative learning model of type STAD can improve the learning interest and achievement of PKn course of study of the students grade IVB SDK Ganjuran. Keyword: interest, learning achievement, cooperative learning model of type STAD.


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat, cinta dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SISWA

KELAS IVB SDK GANJURAN” dengan lancar sesuai dengan waktu yang

diharapkan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa doa, bantuan, dorongan, dan perhatian dari berbagai pihak. Penulis menghanturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan dorongan, semangat, dan pengetahuan yang sangat bermanfaat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan bantuan, saran, kritik, masukan, dorongan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua dosen dan karyawan PGSD, terima kasih atas bantuan dan layanan yang telah diberikan.

6. HY. Budisantoso, S.Sos., selaku kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di kelas IVB SDK Ganjuran.


(12)

xi

7. C. Warsirah, A.Ma.Pd., selaku guru mata pelajaran PKn kelas IVB SDK Ganjuran yang telah memberikan waktu dan bantuannya untuk penulis dalam melakukan penelitian.

8. Semua siswa kelas IVB SDK Ganjuran yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Semua siswa kelas V SDK Ganjuran yang telah membantu penulis untuk mengerjakan soal dan kuesioner untuk divalidasi dan dipergunakan dalam pelaksanaan penelitian.

10.Bapakku Ngadul Brotomulyono, Ibuku Theresia Suwarsri serta kakakku R. Eko Pujianto, Yosephine Dwi Hartati, MM. Tri Adiningsih, Agustina Setyorini, Mas Edi yang telah memberikan waktu, fasilitas material maupun finansial serta doa, kasih sayang, dukungan dan movitasi sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. 11.Keponakanku Devintya Putri, Mikael Aldy, dan Marcelinus kalian adalah

sumber semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabatku: Mbak Erna, Sekar, Mbak Anas, Mbak Eby, Mbak Tri, Mbak Windru, Mbak Iput, Mas Hendra, Shelly, Agnes, Reno, Meggy, Eka Pras, Tyas, Dian, Ikrom Aji, Kristi, Unggul, Laura, Hani, Vani, Risti terima kasih atas segala doa, bantuan, perhatian dan motivasi yang kalian berikan.

13.Teman-teman mahasiswa angkatan 2009 PGSD USD khususnya kelas C. 14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak.

Penulis


(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Batasan Pengertian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A.Hasil Penelitian yang Relevan ... 9

B.Kajian Pustaka ... 12

1. Minat ... 12

a. Pengertian Minat ... 12

b. Aspek Minat ... 13

c. Ciri-ciri Minat ... 14


(14)

xiii

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 15

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

c. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar ... 18

3. Model Cooperative Learning Tipe STAD ... 19

a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD ... 19

b. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Tipe STAD ... 21

c. Kelebihan dan kelemahan Model Cooperative Learning Tipe STAD ... 23

4. Pendidikan Kewarganegaraan SD ... 23

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 23

b. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD ... 25

C.Kerangka Berpikir ... 26

D.Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 28

B.Setting Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian ... 29

2. Subjek Penelitian ... 29

3. Objek Penelitian ... 29

4. Waktu Penelitian ... 30

C.Pelaksanaan Penelitian ... 30

1. Persiapan ... 31

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 32

a. Siklus I ... 32

b. Siklus II ... 35

D.Instrumen Penelitian ... 38

1. Instrumen Minat ... 39

2. Instrumen Prestasi Belajar ... 42

E.Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 44


(15)

xiv

a. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 44

b. Validitas Kuesioner dan Soal Siklus ... 46

2. Reliabilitas ... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Minat ... 52

a. Kuesioner ... 52

b. Pengamatan ... 52

2. Prestasi Belajar ... 53

G.Analisis Data ... 53

1. Kriteria Keberhasilan ... 54

2. Cara Menghitung Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar ... 55

a. Peningkatan Minat ... 55

b. Peningkatan Prestasi Belajar ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 57

1. Siklus I ... 57

2. Siklus II ... 65

B.Pembahasan ... 73

1. Peningkatan Minat Siswa ... 73

2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 79

C.Keterbatasan Penelitian ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 84

B.Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Sebelum di Validasi ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Sesudah di Validasi ... 40

Tabel 3.4 Penentuan Skor Lembar Kuesioner Minat Siswa ... 40

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor Minat Siswa Menggunakan PAP II ... 41

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum di Validasi ... 42

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Setelah di Validasi ... 43

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum di Validasi ... 43

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Setelah di Validasi ... 43

Tabel 3.10 Rincian Penentuan Skor Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 44

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validitas Desain Pembelajaran ... 45

Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 3.13 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 46

Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Minat Belajar ... 47

Tabel 3.15 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 48

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 49

Tabel 3.17 Koefisien Reliabilitas ... 51

Tabel 3.18 Hasil Reliabilitas Kuesioner ... 51

Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 51

Tabel 3.20 Hasil Reliabilitas Soal Evalausi Siklus II ... 51

Tabel 3.21 Kriteria Keberhasilan ... 55

Tabel 4.1 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus I ... 64

Tabel 4.2 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus II ... 72

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 74

Tabel 4.4 Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 79


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Model Siklus PTK Kurt Lewin ... 29

Gambar 4.1 Grafik Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 78

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 82


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Subyek Penelitian Siswa Kelas IVB SDK Ganjuran ... 91

Lampiran 2. Silabus ... 92

Lampiran 3. RPP Siklus I ... 98

Lampiran 4. RPP Siklus II ... 104

Lampiran 5. Materi Ajar Siklus I dan Siklus II ... 110

Lampiran 6. LKS Siklus I ... 116

Lampiran 7. LKS Siklus II ... 124

Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Sebelum di Validitas ... 129

Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 136

Lampiran 10. Kuesioner Minat ... 143

Lampiran 11. Data Kelompok Siswa Kelas IVB SDK Ganjuran ... 145

Lampiran 12. Hasil Pengerjaan LKS Siklus I dan Siklus II ... 146

Lampiran 13. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 156

Lampiran 14. Hasil Pengerjaan Kuesioner Minat ... 158

Lampiran 15. Data Mentah Uji Validitas Kuesioner Minat, Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 160

Lampiran 16. Data Output Uji Validitas dengan SPSS 16,0 ... 166

Lampiran 17. Data Output Uji Reliabilitas dengan SPSS 16,0 ... 175

Lampiran 18. Hasil Penghitungan Kuesioner Minat ... 176

Lampiran 19. Data Nilai Harian Siswa ... 181

Lampiran 20. Data Hasil Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II ... 182

Lampiran 21. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 184

Lampiran 22. Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian ... 185


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 5-7) adalah suatu proses kegiatan interaksi antara guru dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan siswa. Tujuan pendidikan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka ditanamkan melalui mata pelajaran yang diberikan sejak dibangku sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi contohnya seperti mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Ditanamkannya tujuan pendidikan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) untuk membentuk manusia yang bermoral dan bersosial serta mengembangkan kemampuan, pengetahuan dan pemahaman dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan materi pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter (Aryani & Susatim, 2010:18). Menurut Wahab dan Sapriya (2011:315) pendidikan kewarganegaraan (PKn) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berpikir secara kritis, berpartisipasi secara aktif, berkembang secara positif, berinteraksi dan berkomunikasi secara sosial. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) tampak bahwa substansi materi maupun metode mengajarnya tidak terlalu banyak mengalami perubahan, bahkan dapat dikatakan bahwa kelemahannya justru


(20)

terletak pada ketidakkonsisten dalam melaksanakan apa yang ditetapkan oleh kurikulum (Wahab & Sapriya, 2011:299).

Kelemahan terlihat jelas pada ketidakkonsistenan dalam penggunaan metode pembelajaran yang digunakan karena metode yang digunakan pada saat penyampaian materi tidak menantang siswa atau “tidak sukai” contohnya seperti metode ceramah (Wahab & Sapriya, 2011:304). Hal tersebut dibenarkan ketika peneliti melakukan observasi di kelas IVB SDK Ganjuran pada saat pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil observasi di kelas IVB SDK Ganjuran tanggal 15 Januari 2013 terlihat jelas ketika kegiatan pembelajaran dimulai siswa belum siap menerima pembelajaran. Terlihat siswa yang “sibuk sendiri” (siswa terlihat sedang menggambar di buku tulisnya dan bermain -bermain bolpoin yang diketukkan diatas meja), berbicara dengan temannya dan siswa tidak mendengarkan guru ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran PKn.

Dalam penyampaian materi mata pelajaran PKn guru menggunakan metode ceramah dengan memberikan penjelasan dan kemudian guru memberikan tugas kepada siswa yang dikerjakan secara individu. Cara seperti ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan siswa merasa bosan, sibuk sendiri dan siswa kurang mampu menerima dan memahami materi pembelajaran dengan baik karena siswa kelas IVB lebih sering belajar secara individu dibandingkan belajar secara berkelompok. Hal ini menyebabkan siswa sulit untuk belajar secara berkelompok dan memilih belajar secara individu. Maka hasil belajar yang siswa peroleh tidak merata hanya ada beberapa siswa yang


(21)

benar-benar memperhatikan dan memahami materi. Berbeda dengan siswa yang kesulitan untuk belajar karena siswa tersebut sungkan untuk bertanya jika mereka mengalami kesulitan belajar. Maka hasil yang mereka peroleh kurang memuaskan.

Ketika guru sedang memberikan pertanyaan dan menjelaskan materi ada 5 siswa dari 24 siswa (20,83%) yang sangat aktif untuk menjawab dan memperhatikan guru ketika menjelaskan, sedang 19 siswa dari 24 siswa yang lain (79,17%) terlihat pasif seperti melamun (siswa sepertinya memperhatikan tetapi ketika diberikan pertanyaan siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dan ketika siswa dipanggil untuk menjawab pertanyaan tidak memberikan respon hanya diam), dan berbicara dengan teman. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peneliti melihat dan menyimpulkan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran PKn sangat kurang. Terlihat bahwa kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn dilihat dari kesiapan, keterlibatan, perhatian, kemampuan siswa dan cara pemilihan model atau metode pembelajaran yang digunakan guru. Sebab guru masih menggunakan metode ceramah dan menggunakan buku pegangan pada saat menjelaskan materi pelajaran PKn.

Pernyataan peneliti diperkuat dengan pernyataan dari kepala sekolah SDK Ganjuran berdasarkan wawancara pada tanggal 15 Januari 2013, menyatakan guru di SDK Ganjuran lebih mudah menerapkan metode pembelajaran ceramah untuk mata pelajaran yang sifatnya hafalan contohnya, seperti IPS dan PKn. Kepala sekolah menyadari bahwa metode ceramah


(22)

kurang efektif dan menginginkan adanya sebuah berubahan. Peneliti diberi kesempatan untuk membantu guru-guru SDK Ganjuran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih inovatif.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa kelas IV SDK Ganjuran pada tanggal 15 Januari 2013 siswa mengeluhkan kesusahan pada saat menghafalkan materi pembelajaran PKn. Siswa menjelaskan materinya banyak dan sulit untuk menghafalkannya. Penjelasan siswa dibenarkan berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran PKn kelas IVB SDK Ganjuran yang menyatakan siswa susah untuk menghafalkan materi pembelajaran PKn yang materinya banyak dan sulit.

Pernyataan wawancara tersebut diperkuat dengan dokumen data nilai prestasi belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran PKn pada tahun 2011/2012 dengan jumlah siswanya 23 orang dengan KKM mata pelajaran PKn yaitu 62. Berdasarkan nilai ujian harian pada tahun 2011/2012 ada 14 siswa yang mendapat nilai di bawah dari KKM ada 60,87% dan ada 9 siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 39,13% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 57,65. Berdasarkan data nilai prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa sangat kurang dan perlu adanya perbaikan guna untuk meningkatkan mutu pendidikan PKn.

Dalam rangka meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran PKn kelas IVB SDK Ganjuran perlu dilakukan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang inovatif dapat membantu siswa lebih aktif, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan dengan cara belajar


(23)

berkelompok. Salah satu model pembelajaran berkelompok adalah

cooperative learning tipe STAD. Diharapkan dengan menggunakan model

cooperative learning tipe STAD siswa akan lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran PKn dengan lebih baik dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Rusman (2011:202) mengemukakan bahwa model cooperative learning

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaborasi yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti akan menerapkan model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk membantu guru dan siswa IVB SDK Ganjuran menciptakan model pembelajaran yang inovatif. STAD adalah salah satu tipe model cooperative learning. STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dan diterapkan oleh guru yang pertama kali akan menggunakan model cooperative learning. Guru dalam model cooperative learning tipe STAD menjadi pasif, pembimbing, fasilitator dan mengevaluasi. Sedangkan siswa menjadi lebih aktif, bekerja dalam kelompok, belajar dalam kelompok dan mendapatkan penghargaan.

Model cooperative learning tipe STAD apabila dilaksanakan dengan baik dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn, dan diharapkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mencapai KKM yang diharapkan. Peneliti melakukan penelitian ini dengan


(24)

menggunakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar PKn dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD Kelas IVB SDK Ganjuran.” Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk dapat mengetahui model-model pembelajaran dan teknik pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IVB di SDK Ganjuran.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan dibatasi pada siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran PKn dengan materi yang termuat pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013?


(25)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn dengan penerapan model Cooperative Learning tipe STAD pada siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.

2. Bagi Sekolah SDK Ganjuran

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan efektif bagi para guru, sehingga hasil belajar siswa dan mutu pendidikan sekolah dapat meningkat.

3. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk merancang dan menciptakan suasana pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.


(26)

4. Bagi Siswa

Penelitian ini dapat membantu siswa mudah memahami mata pelajaran, siswa mampu bekerja dalam kelompok, dan siswa tidak merasa bosan pada saat pembelajaran.

F. Batasan Pengertian

Batasan pengertian dalam penelitian ini adalah:

1. Minat adalah kecenderungan dan kemauan yang besar untuk sesuatu hal yang dapat mempengaruhi prestasi atau hasil belajar seseorang dalam mata pelajaran tertentu.

2. Prestasi belajar adalah skor dari hasil pencapaian belajar siswa pada aspek kognitif yang diperoleh siswa pada suatu mata pelajaran yang dilakukan dalam kegiatan proses pembelajaran.

3. Mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang dapat membentuk kepribadian dan kemampuan siswa untuk berpikir kritis yang didasari oleh nilai-nilai pancasila dan moral.

4. Model cooperative learning tipe STAD adalah tipe model cooperative learning yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru dan siswa ditempatkan dalam sebuah tim belajar yang beranggotakan empat sampai lima siswa yang heterogenitas (suku, agama, ras, adat istiadat, agama, jenis kelamin dan prestasi siswa).


(27)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan yang berkaitan tentang minat belajar, prestasi belajar, pembelajaran PKn, dan model cooperative learning tipe STAD sebagai berikut:

1. Penelitian yang relevan oleh Siskandar yang berjudul “Keefektifan Pendekatan Cooperative Learning dalam Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa”. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri atas

planning, acting, observing, dan reflecting. Hasil penelitian tindakan kelas dari siklus satu sampai siklus tiga menunjukkan adanya peningkatan. Dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, seperti bekerjasama dengan teman, aktif menjawab pertanyaan dari dosen dan saling membantu antar teman. Data hasil penelitian rerata nilai hasil kognitif mahasiswa pada siklus I adalah 5,92%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa masih rendah terhadap mata kuliah PKn. Pada siklus II, hasil kognitif mahasiswa meningkat sebesar 6,71% dan pada siklus III menunjukkan nilai rerata yang diperoleh adalah 7,62%. Kegiatan pembelajaran menggunakan hand out yang berisi poin-poin permasalahan sebagai bahan untuk diskusi dan refleksi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning


(28)

dengan menggunakan media hand out mampu mengembangkan keterampilan berfikir dan dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah PKn mahasiswa UNES dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata kuliah PKn.

2. Penelitian yang relevan oleh Ignasius Krisdianto yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dalam Soal Cerita dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Somokaton Tahun Ajaran 2010/2011”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dua kali pertemuan. Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 1 Somokaton yang berjumlah 15 orang. Hasil penelitian tindakan kelas dari siklus satu sampai siklus dua menunjukkan adanya peningkatan. Dilihat dari prestasi belajar, hasil analisis tes akhir siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 52,5. Didapat 10 siswa (66,7%) belum tuntas dan 5 Siswa (33,3%) sudah tuntas. Pada siklus II, hasil analisis tes akhir siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 73,4. Didapat 4 siswa (28,6%) belum tuntas dan 10 siswa (71,4%) sudah tuntas.Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika.

3. Penelitian yang relevan oleh Camilia Harista Dian Anggra Dewi yang berjudul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS melalui Pendekatan


(29)

Cooperative Learning Tipe STAD pada Siswa Kelas V di SD Kanisius Totogan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian siswa kelas V SD Kanisius Totogan yang dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian tindakan kelas dari siklus satu sampai siklus dua menunjukkan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar. Dilihat dari kondisi awal minat siswa sebesra 35%, pada siklus I sebesar 71,2 % dan menjadi 80,8% pada siklus II. Sedangkan peningkatan terhadap prestasi hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang mencapai KKM (65) ada 63,64% dan menjadi 77,27% pada siklus II. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan penggunaan pendekatan cooperative learning tipe STAD dapat meningkatan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

Berdasarkan ketiga penelitian diatas yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini, karena penelitian tersebut juga menggunakan model cooperative learning tipe STAD serta dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Ketiga penelitian relevan tersebut menunjukkan adanya suatu peningkatan terhadap minat dan prestasi belajar siswa. Namun, dari penelitian tersebut peneliti belum menemukan penelitian tentang minat dan prestasi belajar dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD untuk siswa SD kelas IV dengan mata pelajaran PKn. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian tentang minat dan prestasi belajar dengan menggunakan model


(30)

mengharapkan penelitian ini dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan dengan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SD kelas IV.

B. Kajian Pustaka 1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1983:30). Berbeda dengan pengertian minat menurut Slameto (2010:180) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh yang nanti dapat menciptakan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Sedangkan minat menurut Arikunto (1990:103) minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih atau menolak sesuatu kegiatan.

Berdasarkan pengertian dari para ahli secara sederhana minat diartikan suatu ketertarikan seseorang yang tinggi pada suatu bidang atau sebuah keinginan pada sesuatu hal. Sedang menurut Reber dalam Syah (1995:136), minat adalah ketergantungan pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,dan kebutuhan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa adalah suatu ketertarikan, perasaan, perhatian dan keinginan seseorang yang tinggi pada sesuatu hal yang diinginkan bersifat lebih tahan dan tetap untuk mempelajarinya tanpa ada yang menyuruh.


(31)

b. Aspek Minat

Minat menurut Hurlock (1978: 177) dibedakan menjadi dua aspek adalah sebagai berikut:

1) Aspek Kognitif

Aspek kognitif yaitu suatu aspek yang didasarkan atas konsep yang dikembangkan seorang anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif didasarkan atas pengalaman dari apa yang dipelajari dari lingkungan yang membuat rasa ingin tahu dan menyenanginya yang dapat mengasah kemampuan yang diperoleh. Disimpulkan bahwa minat tidak akan berubah bila minat itu didasari oleh perasaan senang, rasa ingin tahu, dan belajar memahami yang disenangi serta bekerja keras dan mengalami sendiri saat mereka berproses untuk mencapai suatu hal yang mereka minati.

2) Aspek Afektif

Aspek afektif atau sering disebut juga dengan emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam bentuk sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat. Apsek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasi tindakan seseorang. Berdasarkan penjelasan aspek kognitif dan aspek afektif tersebut peneliti menyimpulkan bahwa minat dibangun berdasarkan dua aspek kognitif dan aspek afektif yang sangat berhubungan erat dan penting peranannya dalam menentukan apa


(32)

yang akan dan yang tidak anak kerjakan. Aspek afektif lebih berperan penting daripada aspek kognitif karena aspek afektif lebih berperan dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif dan lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan dengan aspek kognitif. Aspek kognitif pada minat dapat diperbaiki secara relatif sedang mengubah aspek afektif minat anak akan sangatlah sulit (Hurlock, 1978: 118).

c. Ciri-ciri Minat

Ciri-ciri minat menurut Hurlock (1978: 115) adalah sebagai berikut: (1) minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, (2) minat bergantung pada kesiapan belajar, (3) minat bergantung pada kesempatan belajar, (4) perkembangan minat mungkin terbatas, (5) minat dipengaruhi pengaruh budaya, (6) minat berbobot emosional, dan (7) minat itu egosentris.

Berdasarkan ciri-ciri minat tersebut dapat disimpulkan bahwa minat itu dapat terlihat dari segi fisik, mental, kesiapan belajar, kesempatan atau keterlibatan untuk belajar, emosional, pengaruh budaya, perhatian, dan perasaan yang sangat berperan penting bagi kehidupan seseorang yang menuntun mereka ke arah tujuannya yang lebih baik. Dalam kegiatan pembelajaran minat itu sangat berperan penting bagi siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Jika siswa tidak memiliki rminat dalam proses pembelajaran maka tujuan pembelajaran


(33)

yang diharapkan tidak akan tercapai dengan baik. Maka, minat sangatlah dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan yang akan dicapai dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan penjelasan tentang ciri-ciri minat di atas peneliti membuat indikator-indikator minat untuk penyusunan kuesioner dan lembar observasi berdasarkan dari ciri-ciri minat yang telah di uraikan di atas. Berikut ini adalah indikator-indikator minat yang digunakan untuk penyusunan kuesioner dan observasi:

a) Kemampuan siswa pada saat bekerja sama dengan siswa lain dalam pembelajaran PKn.

b) Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. c) Perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. d) Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. e) Keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. 2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Lanawati dalam Reni dan Hawadi (2006) adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto (2009: 46) yang mengemukakan bahwa hasil belajar yaitu pencapaian tujuan belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan hasil dari


(34)

suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19).

Hasil atau prestasi belajar tersebut pencapaiannya dapat dilihat dari aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap dan nilai) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau kemampuan siswa dalam bertindak). Hal ini sependapat dengan Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar dari kemampuan dan pemahaman siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil dari belajar siswa dibatasi pada aspek kognitif. Hasil belajar siswa dilihat dari skor yang diperoleh siswa pada saat mengerjakan tes atau soal evaluasi dan skor pencapaiannya didasari oleh KKM sebagai acuan untuk siswa tersebut telah mencapai penguasaan atau pemahaman materi pelajaran PKn.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Miranda (2000), Winkel (1986), dan Santrock (1998) dalam Reni dan Hawadi (2006:168-169) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh empat faktor yaitu faktor yang pertama adalah faktor-faktor yang ada pada diri siswa seperti taraf inteligensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa,


(35)

taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri dan kondisi fisik dan psikis (termasuk cacat fisik dan kelainan psikologis). Kedua, faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga, hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dan anak, jenis pola asuh dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Ketiga, faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah yaitu guru (kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar), kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua. Keempat, faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas yaitu: keadaan sosial, politik, dan ekonomi dan keadaan fisik: cuaca, dan iklim. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh faktor internal yang ada pada diri siswa dan faktor eksternal yang ada di luar diri siswa atau lingkungan siswa.

Faktor-faktor yang telah dipaparkan di atas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:191-192) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu yang pertama, pengaruh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial adalah faktor yang menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial seperti hubungan dengan lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat. Sedangkan faktor


(36)

non sosial adalah faktor yang berasal dari lingkungan alam dan fisik. Faktor eksternal dalam proses pembelajaran dan prestasi belajar dipengaruhi oleh peran guru sebagai fasilitator. Guru berperan dan terlibat sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Kedua, pengaruh faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seperti banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya. Faktor eksternal dan faktor internal berperan penting pengaruhnya dalam proses dan hasil pencapaian prestasi belajar yang siswa peroleh dari pengalaman belajar siswa itu sendiri.

c. Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

Cara meningkatkan prestasi belajar menurut Mulyasa (2006:189-190) adalah sebagai berikut: pertama, belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua, kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, yang oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokkan ke dalam aspek kognitif (ranah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan sintesis), aspek afektif (ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai), dan aspek psikomotorik (ranah yang berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan siswa). Ketiga, belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan refleksi, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan.


(37)

Keempat, belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorong individu untuk mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Cara untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilaksanakan dengan usaha-usaha sebagai berikut: pertama, peserta didik akan berhasil kalau berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi (hasil) belajar. Kedua, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosional, lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap yang optimistis, menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan mempertinggi kecepatan membaca peserta didik. Ketiga, untuk melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar dapat dibentuk dengan kelompok belajar, rajin membaca, mengerjakan tugas dengan segera dan menjaga keesehatan (Mulyasa, 2006:195).

3. Model Cooperative Learning Tipe STAD

a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD

Model cooperative learning menurut Sanjaya dalam Rusman (2010:203) mengatakan bahwa cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Sependapat dengan Priyanto (2007:189) dalam Made Wena (2009) mengatakan bahwa cooperative learning merupakan salah satu model


(38)

pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu dan prinsip dasar cooperative learning adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam model cooperative learning, siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat sampai enam orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

Proses kegiatan pembelajarannya menurut Rusman (2011:201) model cooperative learning, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman dan memberikan pengetahuan pada siswa yang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sependapat dengan pernyataan Sugiyanto (2010:40) bahwa dalam model cooperative learning siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa melalui kerja kelompok.

Dalam penelitian ini menggunakan model cooperative learning

tipe STAD. Model Student Teams Achievement Division (STAD) menurut Hanafiah dan Cucu (2012:44) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Model cooperative learning tipe STAD adalah metode belajar kelompok paling sederhana yang digunakan oleh para guru untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis (Sugiyanto, 2010:44).


(39)

Sedangkan menurut Slavin (2007) dalam Rusman (2011:213) model STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti, sangat mudah dan paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti digunakan dalam matematika, IPA, IPS, PKn, bahasa Inggris, teknik dan konsep-konsep sains lainnya pada jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe STAD adalah suatu metode pembelajaran yang paling sederhana dengan membentuk kelompok kecil untuk mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang bahan pelajarannya sudah pasti.

b. Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe STAD

Langkah-langkah cooperative learning tipe STAD menurut Rusman (2011:215-216) adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen (berragam), baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah)

3) Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai serta pentingnya


(40)

pokok bahasan yang akan dipelajari dan pentingnya guru untuk memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan aktif dan kreatif.

4) Kegiatan Belajar dalam Tim (kerja Tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang dibagi secara heterogen yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan.

5) Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,75,84 dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.

6) Penghargaan Prestasi Tim

Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok yang dilakukan guru adalah untuk memotivasi siswa dalam belajar secara individual ataupun kelompok.


(41)

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe STAD Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan model cooperative learning tipe STAD antara lain sebagai berikut: 1) Kelebihannya

a) Dapat melatih siswa bekerjasama dalam kelompok.

b) Lebih menumbuhkan sikap simpati, empati, saling berbagi dan bertanggung jawab.

c) Siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran.

d) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memotivasi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

2) Kekurangannya

a) Membutuhkan alokasi waktu yang lama.

b) Jika ukuran kelompok terlalu besar maka akan menjadi sulit bagi kelompok tersebut untuk berfungsi secara efektif.

c) Konflik verbal yang berkenaan dengan perbedaan pendapat anggota-anggota kelompoknya.

d) Guru dapat mengalami kesulitan dalam mengajak siswa yang pintar untuk mau membantu temannya yang kurang memahami. e) Situasi kelas menjadi kurang kondusif.

4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (KTSP, 2007: 64) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan


(42)

warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Sejalan dengan pendapat Aryani (2010:18) yang menyatakan bahwa PKn merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam, baik dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa PKn adalah suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai pembentukkan diri siswa menjadi warganegara yang cerdas, terampil, berkarakter dan mampu membangun relasi atau hubungan baik antara warga Negara lain untuk membangun karakter siswa menjadi lebih baik.

Berdasarkan kurikulum 2006, materi PKn mempunyai tujuan, yaitu yang pertama, mengembangkan pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan. Kedua, mengembangkan kemampuan berpikir, inquiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial. Ketiga, membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Keempat, meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional.

Secara khusus dalam kurikulum 2006, komponen materi kewarganegaraan adalah kecerdasan warga Negara, keterampilan warga


(43)

Negara, dan karakter warga Negara, serta membentuk siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang memiliki tujuan akhir manusia Indonesia seutuhnya. Materi PKn merupakan suatu alternative dalam menghadapi tantangan globaliasasi dalam kehidupan sekarang dan yang akan datang. Aryani (2010: 38) dalam era grobalisasi yang dipenuhi dengan persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi, materi PKn diperlukan untuk menangkal kekacauan dan krisis multi dimensional.

b. Pembelajaran Pendidikan Kewarganearaan dengan Model

Cooperative Learning Tipe STAD

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan mengunakan model cooperative learning tipe STAD dapat mendorong dan membantu siswa untuk lebih aktif dan mampu mengungkapkan ide-ide mereka dalam kelompok. Bekerjasama dalam kelompok bertujuan untuk dapat membantu siswa yang kurang untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh hasil yang baik.

Maka diharapkan dengan adanya belajar secara berkelompok siswa dapat saling membantu siswa lain yang belum menguasai materi dan dengan belajar berkelompok dapat memudahkan siswa untuk memahami materi karena antar siswa harus saling memberikan


(44)

kontribusi dalam kelompok untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD siswa dilatih untuk dapat kerjasama secara berkelompok dan bertanggung jawab dengan anggota kelompok karena setiap anggota kelompok memliki kewajiban untuk bersama untuk belajar dan mencapai keberhasilan dalam pemahami materi.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini berawal dari rendahnya minat dan prestasi belajar siswa kelas IV di SDK Ganjuran dalam mata pelajaran PKn. Peneliti mencoba untuk melaksanakan sebuah penelitian dengan kerangka berpikir sebagai berikut penelitian ini berawal dari kondisi awal pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PKn yang masih rendah. Dalam pembelajaran PKn siswa memahami materi tidak dengan menghafalkan namun siswa dapat menerapkan dan memahami tujuan pembelajaran PKn dalam diri siswa itu sendiri. Manfaat dari tujuan pembelajaran PKn yaitu untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan berfikir siswa, dan keterampilan sosial siswa yang bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa serta pemahaman siswa.

Kegiatan cooperative learning merupakan model kegiatan pembelajaran yang akan membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman dan sikapnya. Sebab dalam kegiatan pembelajaran siswa akan belajar bekerjasama dalam kelompok untuk saling membantu memahami materi pembelajaran dan mendukung serta memotivasi siswa lain untuk menumbuhkan minat belajarnya kembali. Apabila minat belajar siswa meningkat dan tinggi maka


(45)

dapat pastikan prestasi siswa akan mengalami sebuah peningkatan. Maka, peneliti berfikir belajar berkelompok dapat membantu untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV dalam mata pembelajaran PKn dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan model cooperative learning tipe STAD dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013 terselenggara dengan baik.

2. Penerapan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.


(46)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian tindakan kelas. Peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas dialami oleh siswa IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013 dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD. Tujuan utama penelitian tindakan kelas menurut Sanjaya (2011:16) adalah upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran secara praktis dan hasil belajar.

Dalam proses kegiatan penelitian tindakan kelas peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi agar proses penelitian dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru dalam penelitian ini berperan sebagai pelaksanaan dalam proses pembelajaran. Peneliti berperan sebagai pengamat dalam jalannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mencatat hasil pengamat, serta membuat merancangan, membantu, dan mempersiapkan pembelajaran ketika guru melakukan proses pembelajaran atau mengajar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian Kurt Lewin. Model Kurt Lewin menurut Taniredja (2010:23) merupakan acuan pokok atau dasar dari berbagai model penelitian tindakan kelas (PTK) yang lain, dan dalam satu siklus penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing)


(47)

dan refleksi (reflecting). Setelah siklus dilaksanakan harus ditindaklanjuti dengan melakukan refleksi dari semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika tidak ada peningkatan dapat dilakukan dengan merancang ulang pembelajaran untuk dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Model Siklus PTK Kurt Lewin (Taniredja, 2010: 23) B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Ganjuran, Jogodayoh, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambang Lipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Kanisius Ganjuran, Bantul, Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD pada siswa PERENCANAAN

TINDAKAN

PENGAMATAN

TINDAKAN REFLEKSI SIKLUS 1

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS 2 @


(48)

kelas IVB SD Kanisius Ganjuran, Bantul, Yogyakarta dalam mata pelajaran PKn pada materi kebudayaan.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Januari sampai Agustus.

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Uraian Kegiatan

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst 1. Observasi dan

wawancara prapenelitian. √ 2. Penyusunan proposal penelitian. √ √ √

3. Permohonan ijin

penelitian. √

4. Menyusun instrumen penelitian.

√ √

5. Melaksanakan

penelitian. √ √

6. Pengumpulan dan pengolahan hasil data penelitian.

√ 7. Penyusunan

skripsi. √ √ √ √

8. Ujian skripsi √

9. Revisi √

10.Pembuatan

artikel √

C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dan siklus II. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah persiapan, rencana tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi


(49)

agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.

1. Persiapan

Langkah-langkah persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Ganjuran untuk

melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) di SD tersebut. b) Melakukan wawancara pada kepala sekolah, guru mata pelajaran PKn,

dan sebagian siswa kelas IVB SD Kanisius Ganjuran.

c) Melakukan observasi pada siswa di kelas IVB untuk memperoleh gambaran siswa terhadap mata pelajaran PKn.

d) Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada siswa di kelas IVB terhadap mata pelajaran PKn yang berdasarkan pada wawancara dan observasi.

e) Meminta rekap nilai siswa kelas IVB pada guru mata pelajaran PKn. f) Menentukan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa di

kelas IVB.

g) Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok. h) Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran seperti, silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), sumber bahan ajar dan soal evaluasi.

i) Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data seperti kisi-kisi kuesioner, kuesioner, kisi-kisi-kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi dan instrumen penilaian.


(50)

2. Rencana Tindakan setiap Siklus

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di kelas IVB SDK Ganjuran diperoleh gambaran keadaan kelas IVB SDK Ganjuran, maka dilakukan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan 2 jp dengan waktu 40 menit per jp. Dalam pembelajaran siklus I peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen penelitian seperti: silabus, RPP, LKS, soal evaluasi dan bahan ajar yang sesuai dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah itu peneliti dan guru menentukan keberhasilan minat dan prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa. Peneliti kemudian menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Pertemuan I

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung.


(51)

b) Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan anggota kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen (tingkat prestasi belajar dan jenis kelamin).

c) Siswa belajar terlebih dahulu dalam kelompoknya, dan kemudian guru menjelaskan materi tentang keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

d) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dan setelah itu membahas bersama LKS yang telah dikerjakan oleh siswa.

e) Siswa melakukan refleksi dan aksi dengan mengisi lembar refleksi dan aksi yang sudah disediakan oleh guru.

f) Siswa mengerjakan kuis berupa soal pilihan ganda secara individu.

Pertemuan II

a) Siswa duduk kembali dalam kelompoknya.

b) Siswa mendengarkan kembali penjelaskan guru tentang materi keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

c) Siswa membuat kliping tentang keanekaragaman kebudayaan Indonesia.

d) Siswa melakukan refleksi dan aksi dengan mengisi lembar refleksi dan aksi yang sudah disediakan oleh guru.

e) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa.


(52)

f) Siswa diminta mengerjakan kuesioner minat untuk mengetahui minat mereka dalam pembelajaran yang berlangsung.

g) Guru memberikan penghargaan hasil belajar kelompok siswa berupa sertifikat dengan kriteria sertifikat super team, great team, dan good team.

3) Pengamatan (Observasi)

Pada pengamatan (observasi) ini peneliti mengamati kegiatan proses pembelajaran dan mencatat hal-hal penting dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Peneliti memfokuskan pengamatan pada rancangan yang telah dibuat, sudah terlaksana atau tidaknya dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui keadaan siswa tersebut terlihat berminat atau tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti pengamati dengan menggunakan lembar pengamatan. Pada saat pengamatan peneliti menggunakan alat bantu media seperti kamera dan video untuk merekam kegiatan proses pembelajaran untuk memperoleh data yang lebih akurat dan nyata.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada akhir pertemuan I dan pertemuan II pada siklus I.

a) Mengevaluasi berjalannya proses pembelajaran yang berlangsung pada pelaksanaan siklus I di pertemuan I dan pertemuan II serta


(53)

membahas adanya kejadian khusus, kendala dan kekurangan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Menganalisis hasil prestasi belajar siswa dan hasil minat siswa dari data kuesioner dan observasi pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Sebagai acuan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus II agar keberhasilan yang ditetapkan dapat tercapai dengan lebih baik. b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan Siklus II

Peneliti terlebih dahulu memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan 2 jp dengan waktu 40 menit per jp. Dalam pembelajaran siklus II peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen penelitian seperti: silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi dan bahan ajar yang sesuai dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti kemudian menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan penelitian. Membuat rincian kegiatan pembelajaran untuk guru dan mempersiapkan media-media pembelajaran yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian.


(54)

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran: Pertemuan I

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung.

b) Siswa dibagi dalam 5 kelompok dengan anggota kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang heterogen (tingkat prestasi belajar dan jenis kelamin).

c) Siswa belajar terlebih dahulu dalam kelompoknya, dan kemudian guru menjelaskan materi tentang misi kebudayaan Indonesia. d) Guru memutarkan video tentang misi kebudayaan Indonesia. e) Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dan setelah itu

membahas bersama LKS yang telah dikerjakan oleh siswa.

f) Siswa melakukan refleksi dan aksi dengan mengisi lembar refleksi dan aksi yang sudah disediakan oleh guru.

g) Siswa mengerjakan kuis berupa soal pilihan ganda secara individu.

Pertemuan II

a) Siswa duduk kembali dalam kelompoknya.

b) Siswa mendengarkan kembali penjelaskan guru tentang materi misi kebudayaan Indonesia.


(55)

c) Siswa karya berupa gambar/ tulisan tentang misi kebudayaan Indonesia.

d) Siswa melakukan refleksi dan aksi dengan mengisi lembar refleksi dan aksi yang sudah disediakan oleh guru.

e) Siswa mengerjakan soal evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan siswa.

f) Siswa diminta mengerjakan kuesioner minat untuk mengetahui minat mereka dalam pembelajaran yang berlangsung.

g) Guru memberikan penghargaan hasil belajar kelompok siswa berupa sertifikat dengan kriteria sertifikat super team, great team, dan good team.

3) Pengamatan (Observasi)

Pada pengamatan (observasi) ini peneliti mengamati kegiatan proses pembelajaran dan mencatat hal-hal penting dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Peneliti memfokuskan pengamatan pada rancangan yang telah dibuat, sudah terlaksana atau tidaknya dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui keadaan siswa tersebut terlihat berminat atau tidaknya pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti pengamati dengan menggunakan lembar pengamatan. Pada saat pengamatan peneliti menggunakan alat bantu media seperti kamera dan video untuk merekam kegiatan proses pembelajaran pada siklus II. Siswa dalam video terlihat tenang ketika melihat video pembelajaran.


(56)

Siswa memperhatikan serta mendengarkan penjelasan dari guru dan siswa terlihat senang. Ketika diberi tugas kelompok siswa mengerjakan tugas secara bersama-sama dan saling bekerja sama. Hal ini sangat berbeda ketika pada siklus I siswa terlihat mengerjakan tugas kelompok secara individu tanpa saling bekerja sama. Peneliti menggunakan kamera dan video dengan tujuan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan nyata.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan oleh peneliti yaitu pada akhir pertemuan I dan pertemuan II pada siklus II.

a) Mengevaluasi berjalannya proses pembelajaran yang berlangsung pada pelaksanaan siklus II di pertemuan I dan pertemuan II serta membahas adanya kejadian khusus, kendala dan kekurangan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

b) Menganalisis hasil prestasi belajar siswa dan hasil minat siswa dari data kuesioner dan observasi pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Hasil data yang diperoleh pada siklus II dibandingkan dengan target yang telah ditentukan sudah mencapai target yang telah ditentukan dan memutuskan tidak akan melanjutkan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua peubah yaitu, minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan


(57)

instrumen berupa kuesioner dan observasi untuk mengukur minat serta tes tertulis untuk mengukur prestasi belajar.

1. Instrumen Minat

Instrumen minat dalam penelitian ini menggunakan lembar kuesioner dan pengamatan (observasi) yang berpedoman pada pernyataan lembar kuesioner tertutup. Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui dan mengukur kondisi siswa yang sebenarnya berminat atau tidaknya dalam proses pembelajaran yang berlangsung sebelum dan sesudah menggunakan model cooperative learning tipe STAD dalam mata pelajaran PKn dan diperkuat dengan pengamatan (observasi) langsung. Lembar kuesioner diberikan kepada siswa seminggu sebelum siklus dilaksanakan untuk mengetahui kondisi awal minat siswa sebelum menerapkan model

cooperative learning tipe STAD dan diberikan kembali diakhir siklus I dan siklus II.

Pada lembar kuesioner ini menggunakan skala sikap yang mengacu pada skala likert yang tepat untuk mengukur minat siswa dengan menyediakan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengukur minat siswa karena berhubungan dengan pendapat dan sikap siswa tentang suatu pernyataan atau pertanyaan. Lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran 9 dengan kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:


(58)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa Sebelum di Validasi

No Indikator

Item Positif (+) Item Negatif (-) 1. Kemampuan siswa pada saat bekerja sama dengan siswa lain dalam pembelajaran. 1, 6, 19,

24, 29 17, 22 2. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2, 20, 25 7, 23 3. Perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 12, 26, 27, 3, 8, 30 4. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. 4, 13, 21 9, 15, 18 5. Keterlibatan pembelajaran. siswa dalam mengikuti 5, 10, 11,

28 14, 16

Jumlah Pernyataan 18 12

Total Pernyataan 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa Sesudah di Validasi

No Indikator

Item Positif (+) Item Negatif (-) 1. Kemampuan siswa pada saat bekerja sama

dengan siswa lain dalam pembelajaran.

1, 6, 13,

17 9

2. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 2, 14 7 3. Perasaan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 8, 15 3, 19 4. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. 4 10, 16 5. Keterlibatan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. 5, 18, 20 11, 12

Jumlah Pernyataan 12 8

Total Pernyataan 20

Tabel 3.4 Penentuan Skor Lembar Kuesioner Minat Siswa

Pilihan Jawaban Skor Item Positif ( + ) Skor Item Negative ( - )

SS = Sangat Setuju 4 1

S = Setuju 3 2

TS = Tidak Setuju 2 3

STS = Sangat Tidak Setuju 1 4


(59)

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor Minat Siswa Menggunakan PAP II menurut Masidjo (2010:157) yang telah dimodifikasi peneliti Persentase

Skor Kriteria

Penjelasan

81 % –100 % Sangat Tinggi Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat siswa diantara rentang skor 65-80. 66 % – 80 % Tinggi Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat siswa diantara rentang skor 53-64.

56 % – 65 % Cukup Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat siswa diantara rentang skor 45-52. 50 % – 55 % Rendah Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat

siswa diantara rentang skor 40-44. < 50 % Sangat Rendah Jika jumlah skor yang diperoleh dari hasil minat

siswa diantara rentang skor <40.

Peneliti membuat kriteria penilaian skor minat siswa menggunakan dasar penilaian PAP II yang telah dimodifikasi. Peneliti menggunakan PAP II karena standar penilaian yang digunakan tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan PAP I. Peneliti membuat kriteria penilaian skor minat siswa, dapat dilihat pada tabel 3.5 dengan penjelasan sebagai berikut: siswa yang memperoleh skor < 40 memiliki kriteria minat sangat rendah, siswa yang memperoleh skor 40-44 memiliki minat rendah, siswa yang memperoleh skor 45-52 memiliki minat cukup, siswa yang memperoleh skor 53-64 memiliki minat tinggi dan siswa yang memperoleh skor 64-80 memiliki minat sangat tinggi.

Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada pernyataan lembar kuesioner. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak sendirian karena dibantu oleh teman. Pengamatan minat dilaksanakan seminggu sebelum menerapkan model cooperative learning tipe STAD dan disetiap akhir pertemuan siklus I dan siklus II.


(1)

DOKUMENTASI SIKLUS I

Pembagian Kelompok Siswa belajar dalam kelompok

Guru menjelaskan materi Siswa mengerjakan LKS

Siswa mengerjakan Kuis Siswa berkumpul dalam kelompok di pertemuan II


(2)

DOKUMENTASI SIKLUS II

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

Siswa duduk dalam kelompok baru

Siswa belajar dalam kelompok Guru menjelaskan materi


(3)

Siswa menonton video pembelajaran

Siswa membuat karya tentang Misi Kebudayaan


(4)

DOKUMENTASI KARYA SISWA SIKLUS I

“Membuat Kliping Tentang Kebudayaan Indonesia”

SIKLUS II


(5)

viii ABSTRAK

Setiyowati, Martina. 2013. Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar PKn Dengan

Model Cooperative Learning Tipe STAD Siswa Kelas IVB SDK Ganjuran.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana penerapan model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013, (2) Apakah penerapan model

cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan model siklus Kurt Lewin yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus pada bulan 16 April – 3 Mei 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IVB SDK Ganjuran yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini menggunakan model cooperative learning tipe STAD yang terdiri dari 4 langkah yaitu presentasi kelas atau penjelasan, kerja tim, kuis, dan penghargaan. Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan observasi untuk menentukan minat siswa dan tes tertulis untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya melalui expert judgement dan empiris yang menggunakan perhitungan SPSS 16. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas IVB SDK Ganjuran dalam mata pelajaran PKn dengan menggunakan penerapan model cooperative learning tipe STAD. Peningkatan minat siswa ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata minat siswa pada awal sebelum penelitian diadakan adalah 65,83 meningkat pada siklus I menjadi 74,74 dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 82,60. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan hasil nilai rata-rata siswa sebelumnya 57,65 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 39,13% meningkat menjadi 69,58 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 70,83% pada siklus I dan meningkat menjadi 80,41 dengan persentase siswa yang mencapai KKM ada 87,50% pada siklus II. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn dengan menggunakan model cooperative learning

tipe STAD siswa kelas IVB SDK Ganjuran.


(6)

ix ABSTRACT

Setiyowati, Martina. 2013. The Improvement of PKn Learning Interest and Achievement with Cooperative Learning Model of Type STAD of grade IVB students in SDK Ganjuran. Thesis. Elementary School Teacher Course of Study, Majoring Educating Science, Teaching Faculty and Education Science, Sanata Dharma University.

This study aimed to know (1) How the use application of cooperative learning model of type student teams achievement division (STAD) in study course PKn can improve the learning interest and achievement of the grade IVB students of SDK Ganjuran in 2012/2013 school year, (2) Is the use application of cooperative learning model of type student teams achievement division (STAD) in study course PKn can improve the learning interest and achievement of the grade IVB students of SDK Ganjuran in 2012/2013 school year.

This study was a kind of class activity study that was used model cycle of Kurt Levin in which in each cycle divide of planning, activity implementation, observation, and reflection. This study held in 2 cycles on April, 16th – May, 3rd 2013. The subject of this study was all the student of grade IVB SDK Ganjuran, which total of them to 24 students. This study was used cooperative learning model of type STAD which consist of 4 steps. These steps are class presentation or explanation, team work, quiz, and reward. The instrument and technique of data submission that was used in this study was questionnaire and observation to determine the students interest and written test to measure the students learning achievement. Firstly, the instrument that will be used in this study will be tested of its validity and reliability through expert judgement and empirical used the calculation of SPSS 16. The obtained data was analysed quantitatively and qualitatively.

The study results showed that there was an improvement of learning interest and achievement of students grade IVB SDK Ganjuran in course of study PKn by using the application of cooperative learning model of type STAD. The improvement of the students interest was proved by the average score of the students interest before the study was held to 65,83 which improve to 74,74 in cycle I and improve again to 82,60 in cycle II. The improvement of students learning achievement was proved by the average of the previous score of students which to 57,65 with students presentation who reach KKM to 39,13% improve to 68,58 with students presentation who reach KKM to 70,83% in cycle I and improve to 80,41 with students presentation who reach KKM to 87,50% in cycle II. According to the obtained data, it can be concluded that the application of cooperative learning model of type STAD can improve the learning interest and achievement of PKn course of study of the students grade IVB SDK Ganjuran. Keyword: interest, learning achievement, cooperative learning model of type STAD.