Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Kacang kedelai Glycine max merupakan salah satu tanaman polong- polongan yang banyak digunakan dalam pengolahan makanan. Banyak makanan yang diproduksi dari bahan kedelai, seperti tahu dan tempe yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya di Indonesia dengan kandungan protein yang tinggi. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan harga kacang kedelai yang disebabkan karena produksi kacang kedelai di Indonesia mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi karena keterbatasan lahan sehingga banyak pemasokan kacang kedelai dari luar. Berdasarkan data da ri Badan Pusat Statistik dalam jangka waktu 10 tahun dari tahun 2000 hingga 2010 menunjukkan bahwa konsumsi kedelai pada tahun 2010 meningkat, yaitu sebesar 2.647 ton dan produksi kedelai menurun hingga 907 ton Hidayat, 2012. Ketidaksesuaian antara konsumsi dengan produksi inilah yang menyebabkan impor kacang kedelai juga semakin meningkat. Amerika Serikat merupakan negara pamasok kacang kedelai terbesar bagi Indonesia. Kebutuhan nasional sekitar 2,5 juta ton per tahun, impor dari Amerika sebanyak 60 persen dari kebutuhan tersebut. Harga kacang kedelai di berbagai daerah sekitar Rp 12.000 per kilogram, naik dibanding sebelum terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah yaitu sekitar Rp 8.000 per kilogram Pikiran Rakyat Online, Senin, 09092013. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake mengatakan 90 persen kacang kedelai yang digunakan untuk bahan baku tempe dan tahu diimpor dari Amerika. Beliau mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan pemasok pasar kedelai terbesar, bahkan pada tahun 2013 nilai ekspor agrikultur Amerika ke Indonesia mencapai US 4,8 miliar Tempo, Rabu, 30 April 2014. Hal ini menyebabkan harga kacang kedelai di dalam negeri meningkat. Harga kedelai yang meningkat ini menyebabkan pengrajian tahu dan tempe tidak mampu lagi membeli kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Petani kacang kedelai lokal juga mengalami kesulitan dalam memproduksi kacang kedelai karena keterbatasan lahan dan kalah saing dengan kedelai impor. Lahan yang terbatas ini diusahakan dapat dioptimalisasi produktivitas dari kacang kedelai lokal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kacang kedelai adalah mengolah tanah dengan penambahan pupuk. Pada umumnya pupuk yang ditambahkan adalah pupuk kimia sintesis seperti NPK atau urea. Penggunaan pupuk kimia memang lebih praktis namun berdampak negatif terhadap lingkungan. Pupuk yang dapat dimanfaatkan adalah pupuk organik dari daun lamtaro yang akan dibuat menjadi pupuk organik cair dalam aplikasinya. Menurut Budelman dalam Palimbungan 2006 kandungan unsur hara pada daun lamtoro Leucaena leucocephala terdiri atas 3.84 N; 0.2 P; 2.06 K; 1.31 Ca; 0.33 Mg. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah daun lamtoro sebagai pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi dan meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman sawit. Oleh karena itu, dilakukan pengujian tentang pengaruh pupuk cair dari daun lamtaro terhadap pertumbuhan dan produktivitas kacang kedelai.

B. Rumusan Masalah