Tempat Penelitian Alat dan Bahan Tabulasi Data Metode Analisis Data

seminggu sekali hingga tanaman berumur 10 minggu. Data pertambahan jumlah daun yang didapatkan adalah selisih tinggi tanaman pada minggu ke-3 pengukuran pertama hingga minggu ke- 6, yaitu pada fase vegetatif. Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna. Jika terserang hama, daun yang hanya berlubang kecil tetap dihitung 1 daun, namun jika hanya tersisa ¼ dari daun, maka tidak dihitung. 3 Jumlah polong per tanaman polong Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah polong setiap tanaman sampel, dengan menghitung jumlah polong yang berisi. Pengamatan ini dilakukan pada saat panen, yaitu pada minggu ke-10. b Produktivitas Produksi dihitung dengan menimbang bobot biji kering kacang kedelai yang dihasilkan tiap tanaman pada masing-masing perlakuan. Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran biji di bawah sinar matahari selama 4 hari, kemudian biji per tanaman plot ditimbang. Perhitungan produksi ini dilakukan pada minggu ke-10 setelah dipanen.

D. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 – Juni 2015 di Kebun Penelitian Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo.

E. Alat dan Bahan

1. Alat: a Ember b Pisau c Cetok d Polibag ukuran 35 x 35 cm e Gayung f Timbangan g Drigen h Gelas ukur i Saringan j Indikator pH k Meteran 2. Bahan: a Tanah b Pupuk bokashi c Benih kedelai var. Grobogan d Legin sumber inokulum Rhizobium e Daun Lamtaro f EM-4 g Tetes tebu h Air cucian beras i Pestisida j Fungisida

F. Cara Kerja

1. Pembuatan pupuk cair dari daun lamtaro.

Pembuatan pupuk cair ini dilakukan dengan cara fermentasi dengan bioaktivator EM-4 untuk mempercepat pengomposan. Bahan yang digunakan adalah daun lamtoro, air, air bekas cuci beras, tetes tebu, dan EM-4 dengan perbandingan 10 : 20 : 4 : 1 : 1 . Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam ember dan ditutup rapat. Fermentasi dilakukan selama 1 bulan. Setelah itu, pupuk siap dipakai dengan cara menyaring. Sebelum diaplikasikan, pupuk cair tersebut diukur pHnya Lampiran 20. 2. Persiapan media tanam Media yang digunakan untuk menanam kedelai adalah dengan menggunakan polibag yang berukuran 35 x 35 cm. Media tanam yang digunakan adalah tanah padas dan pupuk bokashi dengan perbandingan 2:1 diisi sebanyak ¾ dari tinggi polibag. Adanya beberapa tambahan bahan bertujuan untuk memperoleh struktur tanah yang gembur, drainase dan aerasi tanah yang cukup baik sehingga akar-akar kedelai dapat tumbuh dengan sempurna. 3. Penanaman Benih dipilih dengan ukuran yang seragam, utuh, padat dan tidak cacat. Sebelum itu, benih kacang kedelai tersebut direndam terlebih dahulu dengan air selama 24 jam agar dapat tumbuh serempak. Sebelum dilakukan penanaman, benih tersebut dibasahi dengan air gula 4 sendok makan L, kemudian diberi Legin dengan perbandingan 30 gram untuk 8 kg benih sebagai sumber inokulum Rhizobium dan diaduk rata. Pencampuran dilakukan di tempat yang teduh. Benih yang sudah diberi inokulum langsung ditanam dengan cara membuat lubang tanam sedalam 3 cm. 4. Penyulaman Jika ada bibit yang gagal untuk tumbuh atau pertumbuhan abnormal kira- kira umur 5-6 hari, maka dilakukan penyulaman dengan menggantikan tanaman cadangan yang masih hidup. 5. Perlakuan a Pembuatan konsentrasi larutan Pupuk yang diberikan adalah pupuk cair daun lamtoro yang sudah difermentasi. Pemberian pupuk cair terdiri dari 5 konsentrasi, yaitu 10, 20, 30, 40, dan 50. Pembuatan konsentrasi dilakukan dengan cara berikut:  Konsentrasi 10 : 100 ml pupuk cair + 900 ml air  Konsentrasi 20 : 200 ml pupuk cair + 800 ml air  Konsentrasi 30 : 300 ml pupuk cair + 700 ml air  Konsentrasi 40 : 400 ml pupuk cair + 600 ml air  Konsentrasi 50 : 500 ml pupuk cair + 500 ml air b Pemberian pupuk Pemberian pupuk dilakukan 2 minggu sekali pada sore hari di media tanam dengan volume penyiraman 100 ml. Pemberian pupuk dimulai saat tanaman kedelai berumur 2 minggu hingga tanaman siap dipanen.

6. Pemeliharaan

a Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Penyiraman dilakukan dua hari sekali, yaitu pada sore hari dengan menggunakan gayung dengan volume yang sama, yaitu 500 ml. b Penyiangan Penyiangan gulma dilakukan secara manual atau menggunakan sabit untuk gulma yang tumbuh di luar polibag. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang tumbuh bersama dengan tanaman kedelai. c Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan pestisida dan pengendalian penyakit dengan cara menyemprotkan fungisida. Pestisida organik dengan dosis yang sesuai dengan interval 2 minggu sekali sebagai tindakan preventif. 7. Panen Panen dilakukan sekali, yaitu pada minggu ke-10 dengan cara memetik polong yang dihasilkan pada setiap tanaman. Panen kacang kedelai ditandai bahwa sebagian besar daun sudah menguning, polong telah mengering dan berwarna coklat, dan kulit polong mudah dikupas. Polong dijemur di bawah sinar matahari selama 4 hari dan biji diambil dari polongnya. Biji ditimbang berat keringnya. 8. Pengambilan data Data pertumbuhan tinggi dan jumlah daun diukur dari minggu ke-3 hingga minggu ke-10. Pengamatan jumlah polong dan produktivitas dilakukan sekali pada saat panen, yaitu menghitung jumlah polong yang berisi dan menimbang bobot biji kering setiap tanaman. a Pertumbuhan  Tinggi tanaman cm Pengamatan tinggi tanaman mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu. Pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur 10 minggu. Data pertambahan tinggi yang diukur adalah selisih tinggi tanaman pada minggu ke-3 pengukuran pertama hingga minggu ke-6, yaitu pada fase vegetatif. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh.  Jumlah daun helai Penghitungan jumlah daun mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu. Pengamatan pertumbuhan jumlah daun dilakukan seminggu sekali hingga tanaman berumur 10 minggu. Data pertambahan jumlah daun yang didapatkan adalah selisih tinggi tanaman pada minggu ke-3 pengukuran pertama hingga minggu ke- 6, yaitu pada fase vegetatif. Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna. Jika terserang hama, daun yang hanya berlubang kecil tetap dihitung 1 daun, namun jika hanya tersisa ¼ dari daun, maka tidak dihitung.  Jumlah polong per tanaman polong Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah polong setiap tanaman sampel, dengan menghitung jumlah polong yang berisi. Pengamatan ini dilakukan pada saat panen, yaitu pada minggu ke-10. b Produktivitas Produksi dihitung dengan menimbang bobot biji kering kacang kedelai yang dihasilkan tiap tanaman pada masing-masing perlakuan. Pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran biji di bawah sinar matahari selama 4 hari, kemudian biji per tanaman setiap perlakuan ditimbang. Perhitungan produksi ini dilakukan pada minggu ke-10.

G. Tabulasi Data

Setiap data yang diperoleh, dimasukkan ke dalam tabel untuk mempermudah pengolahan data. Tabulasi data tinggi, jumlah daun, jumlah polong dan bobot kering biji dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Tabulasi data tinggi dan jumlah daun tanaman kedelai Keterangan: ∆x = selisih data akhir pengamatan dengan data awal pengamatan Tabel 3.3 Tabulasi data untuk jumlah polong tanaman kedelai Tanaman Jumlah Polong Polong 1 2 3 dst. … … 10 Peng amat an Tanaman Tot. Rata- Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 …… …… …… …… ∆x Tabel 3.4 Tabulasi data untuk bobot kering biji tanaman kedelai Tanaman Bobot kering gram 1 2 3 dst. … … 10

H. Metode Analisis Data

Penelitian ini terdiri dari 5 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol dengan 10 pengulangan, yakni; A= 10; B = 20; C = 30; D = 40; E = 50; dan K = kontrol tanpa perlakuan. Data yang sudah diperoleh dianalisis dengan menggunakan one way Anova pada tingkat signifikan 5 dan untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata antara rata-rata perlakuan dilakukan uji Duncan pada tingkat signifikan 5 . Sebelum itu, perlu dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene pada data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Analisis data dilakukan dengan program SPSS versi 17.0. 1. Langkah-langkah pengujian Masing-masing data baik pertambahan tinggi, jumlah, daun, jumlah polong, dan bobot kering biji yang didapatkan dilakukan perhitungan uji normalitas, uji homogenitas dan uji one way Anova secara independen. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: a Membuat tabulasi data untuk semua perlakuan dengan parameter yang sama. Kel. Replikasi A B C D E K 1 2 …… …… …… 10 b Menganalisis data dengan program SPSS versi 17.0, dengan langkah- langkah sebagai berikut:  Menginput data yang akan dianalisis 1 membuka program SPSS versi 17.0, kemudian muncul kotak dialog lalu klik type in data. 2 klik variable view pada bagian kiri bawah dan isikan name dengan 2 variabel, yaitu data yang akan dianalisis pertambahan tinggi pertambahan jumlah daun jumlah polong bobot kering biji dan perlakuan. 3 pada variabel perlakuan, klik pada kolom values kemudian isikan value dengan angka dan label dengan perlakuan untuk mempermudah pemisahan data pada setiap perlakuan Contoh: 1 = A; 2 = B; dst. 4 kemudian klik pada data view yang terletak pada bagian kiri bawah samping variable view, isikan data yang akan dianalisis pertambahan tinggi pertambahan jumlah daun jumlah polong bobot kering biji pada kolom pertama secara berurutan dan kolom kedua dengan angka yang sudah diberi label sesuai dengan data.  Menguji normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov 1 untuk menguji normalitas data dengan cara klik pada toolbar analyze, nonparametric test , sample K-S muncul kotak one sample Kolmogorov- Smirnov Test, kemudian masukkan variabel data yang akan dihitung ke Test Variabel List lalu klik ok. 2 pada halaman output akan keluar tampilan hasil uji normalitas pada masing-masing perlakuan kemudian lihat pada nilai signifikansi pada tabel. Jika nilai signifikansi lebih besar dari pada taraf signifikan 0.05 maka data tersebut berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikasi lebih kecil dari taraf signifikan 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 3 hasil pengamatan setiap paramater, yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong, dan bobot kering biji, didapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 12.  Menguji Homogenitas dan one way Anova 1 setelah dilakukan pengujian normalitas dan data tersebut normal, dilanjutkan uji homogenitas dan one way Anova. 2 kemudian klik analyze, compare means, one way Anova dan masukkan variabel data ke kotak Dependent List dan variabel perlakuan ke dalam kotak Factor. 3 lalu klik options dan klik pada homogeneity of variance test, klik continue dan OK. 4 pada halaman output akan ditampilkan tabel homogenitas Test of Homogeneity of Variances dan tabel one way anova. - Uji homogenitas Test of Homogeneity of Variances Jika Sig 0.05 maka data tersebut homogen yang berarti bahwa varian dari beberapa kelompok perlakuan tersebut sama dan sebaliknya. Uji homogenitas pada hasil pengamatan masing-masing parameter menunjukkan bahwa variansi data adalah homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 13. - Uji one way Anova Jika Sig 0.05 maka signifikan yang berarti ada perbedaan yang nyata dari beberapa kelompok perlakuan tersebut, sedangkan jika Sig 0.05 maka tidak signifikan yang berarti tidak ada perbedaan yang nyata dari beberapa kelompok perlakuan tersebut. 5 data homogen maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan cara klik Post Hoc dan klik Duncan pada Equal Variances Assumed untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata antara rata-rata perlakuan lalu klik Continue dan OK. 6 pada halaman output akan ditampilkan tabel Post Hoc Test dengan uji Duncan. - Uji Post Hoc-Duncan Jika means pada masing-masing perlakuan berada di satu kolom yang sama maka tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan tersebut. Jika terdapat perbedaan rata-rata yang nyata signifikan maka dapat dilihat dari rata-rata perlakuan yang berada di kolom yang berbeda. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai Varietas Grobogan

Pengukuran tinggi tanaman kedelai dimulai dari tanaman berumur 2 minggu hingga tanaman berumur 10 minggu. Hasil pengamatan tinggi tanaman kedelai pada masing-masing perlakuan setiap minggu dapat dilihat pada grafik di bawah ini. 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A10 B20 C30 D40 E50 K0 Tinggi Tanaman Kedelai Tiap Minggu Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tiap minggu cm Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa awal pertumbuhan tinggi tanaman kedelai mengalami pertumbuhan yang pesat kemudian mulai melambat hingga akhir pengamatan. Pertumbuhan tinggi tanaman pada minggu ke-3 hingga minggu ke-5 cukup pesat dan mulai melambat pada minggu ke-6 hingga minggu ke-10. Setiap perlakuan menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang relatif sama. T in g g i T an ama n cm Minggu ke-