memiliki perbedaan yang signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Anova dapat dilihat pada lampiran 15.
Uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan A 10 memiliki pertambahan jumlah daun yang berbeda secara signifikan terhadap perlakuan B 20 dan
perlakuan D 40, namun perlakuan A 10 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan E 50 dan K kontrol dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil uji Duncan terhadap jumlah daun Perlakuan
Rata-Rata
A 33.5b
B 21.9a
C 26.8ab
D 22.1a
E 29.4ab
K 27.6ab
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan α 0.05
3. Jumlah Polong Berisi per Tanaman yang Dihasilkan
Perhitungan jumlah polong per tanaman yang dihasilkan dilakukan pada saat panen, yaitu pada saat tanaman berumur 2,5 bulan. Rata-rata jumlah polong pada
masing-masing perlakuan ditampilkan dalam grafik di bawah ini.
21.9 17.3
17.4 15
20.4 21.2
5 10
15 20
25
Perlakuan Konsentrasi Pupuk
A10 B 20
C 30 D 40
E 50 K 0
Rata- Rata Jumlah Polong Setiap Perlakuan polong
Gambar 4.3 Grafik rata-rata jumlah polong tiap perlakuan polong
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah polong yang dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan A 10 memiliki rata-rata jumlah
polong paling banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu 21.9 polong. Namun hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan rata-rata jumlah polong yang
dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan K kontrol, yaitu sebanyak 21.2 polong, diikuti oleh tanaman yang diberi perlakuan E 50, yaitu dengan rata-
rata 20.4 polong. Tanaman yang menghasilkan polong paling sedikit adalah tanaman yang diberi perlakuan D40, yaitu dengan rata-rata polong 15 polong.
Tanaman yang diberi perlakuan B 20 dan C 30 menghasilkan rata-rata jumlah polong yang tidak berbeda jauh, yaitu 17.3 polong dan 17.4 polong.
Berdasarkan uji Anova dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0.018 lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05 sehingga ada perbedaan yang signifikan dari pemberian
beberapa konsentrasi pupuk cair dari daun lamtoro terhadap jumlah polong yang dihasilkan. Perlakuan yang memberikan perbedaan secara signifikan terhadap
Juml ah
polong polong
jumlah polong yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil uji Duncan. Hasil uji Anova dapat dilihat pada lampiran 16.
Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa jumlah polong yang dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan A10, E 50, dan K kontrol berbeda secara
signifikan terhadap tanaman yang diberi perlakuan D 40. Namun, rata-rata jumlah polong yang dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan A10, E
50, dan K kontrol tidak berbeda secara signifikan dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Hasil uji Duncan terhadap jumlah polong Perlakuan
Rata-Rata
A 21.9b
B 17.3ab
C 17.4ab
D 15a
E 20.4b
K 21.2b
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji Duncan α 0.05
4. Bobot Biji Kering per Tanaman yang Dihasilkan