Perbedaan efektivitas pemanfaatan video dalam pembelajaran pokok

Gambar 4.6Foto sikap siswa SMA kelas Xketika belajar dengan video Motivasi belajar siswa SMP kelas VII dengan baru akan dipelajarinya materi pembiasan di kelas VIII menjadi lebih rendah jika dibandingkan siswa SMA kelas X yang dalam waktu dekat akan mempelajari pembiasan. Terkait tingkat keyakinan pada dirinya sendiri, siswa SMA lebih besar karena seperti yang kita ketahui bahwa siswa SMP masih memerlukan bantuan guru tidak hanya sebagai fasilitator yang memberikan peneguhan pemahamannamun juga sebagai fasilitator yang menuntun mereka mendapatkan pemahaman yang mendalam karena wawasan mereka terbatas. Atau dapat dikatakan guru sebagai pengajar yang mendominasi dalam perubahan pemahaman siswa SMP. Berbeda dengan siswa SMA. Mereka memiliki wawasan yang lebih luaskarena telah melalui jenjang SD dan SMP, sehingga tanpa tuntunan seorang guru dengan adanya sumber belajar yang baik dan benar, siswa SMA dapat memperdalam maupun merubah pemahaman konsepnya.

3. Tanggapan siswa mengenai video pembiasan dalam pembelajaran

Hasil analisis kuesioner siswa menyatakan bahwa video yang dikembangkan pada pokok bahasan pembiasan dalam pembelajaran adalah baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan secara keseluruhan untuk tanggapan siswa SMP kelas VII mengenai media video pembiasan dalam proses belajar79 dari kriteria yang diharapkan dan tanggaan siswa SMA kelas X sebesar 78 dari kriteria yang diharapkan. Dalam tabel 4.20 terlihat dua pernyataan terkait aspek instruksional yaitu pemahaman siswa akan pembelajaran dengan video siswa SMP memiliki persentaselebih besar daripada siswa SMA. Hal ini tidak sesuai dengan hasil analisis butir soal pre test dan post test. Ini dapat saja terjadi karena kemungkinan tingkat fokus dan mengolah suatu pernyataan pada siswa SMP masih kurang, sehingga dalam menjawab siswa tidak disesuaikan dengan kenyataan yang dialamidirasakan serta mengalami kesulitan menelaah pernyataan dengan baik. Selain itu diketahui hasil persentase kriteria yang diharapkan rata- rata lebih dari 60 untuk setiap butir pernyataan. Dimana pernyataan dalam kuesioner mewakiliaspek media dan instruksional yaitu keterbacaan teks pada video, penggunaan suara musik sebagai backsound, kejelasan suara narasi pada video, penggunaan bahasa yang dipakai pada video, pemahaman siswa akan materi dalam video, pemahaman siswa akan pembelajaran dengan video, dan minat siswa terhadap fisika.

D. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Sedikit sulit untuk mengumpulkan siswa SMP dan SMA karena kegiatan penelitian tidak dalam lingkup sekolah. Oleh karena itu, upaya dalam mendapatkan data yang lebih baik menjadi terbatas. 2. Pada saat mengedit video software yang digunakan mengalami kerusakan sehingga peneliti perlu memulai lagi dari awal. 3. Dorongan akan kebutuhan belajar dalam penelitian ini dirasa masih kurang karena hanya mengandalkan satu komponen yaitu motivasi sendiri. Peneliti tidak menggunakan komponen lain seperti LKS sebagai pendorong siswa untuk melakukan ativitas belajar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini berhasil membuat video sebagai fasilitas perubahan pemahaman konsep pembiasan. Video yang dikembangkan layak digunakan untuk mempelajari pembiasan setelah melalui tahap validasi oleh ahli. Setelah selesai tahap validasi maka dilakukan revisi dan uji coba kepada mahasiswa. Setelah itu produk diimplementasikan kepada siswamenunjukkan bahwa: 1. Pemanfaatan video efektif dalam pembelajaran di tingkat SMP dan SMA pada pokok bahasan pembiasan. Hal ini diukur dari adanya peningkatan pemahaman siswa SMP kelas VII dan SMA kelas X setelah belajar menggunakan video pembiasandan dibuktikandenganhasil deskripsi rata- rata tingkat pemahaman siswa SMP kelas VII dari rendah menjadi tinggi dan siswa SMA kelas X tingkat pemahamannya cukup menjadi sangat tinggi. Selain itu hasil skoring menunjukan peningkatan pemahaman dengan rata-rata nilai pos tes lebih besar dari rata-rata nilai pre test baik pada siswa SMP maupun SMA. 2. Pemanfaatan video lebih efektif pada jenjang SMA daripada jenjang SMP. Hal ini dapat dilihat dari persentase kenaikan nilai rata-rata pre test dan post test pada siswa SMA lebih besar daripada siswa SMP 3. Tanggapan siswa mengenai video yang dikembangkan pada pokok bahasan pembiasan adalah siswa merasa video dalam penelitian ini baik digunakan dalam pembelajaran pembiasan.

B. Saran

Agar penelitian berikutnya lebih baik, maka peneliti memberikan beberapa saran, yaitu: a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mempersiapkan software yang akan digunakan dengan benar, sehingga mengurangi kemungkinan terjadi masalah yang dapat menghambat kelancaran pembuatan produk. b. Meskipun pembelajaran dengan bantuan video dalam penyampaian informasi efektifmeningkatkan pemahaman siswa, namun diperlukan pula kegiatan instruksi sebagai bentuk dorongan kepada siswa untuk belajar. Contohnya dengan menghadirkan LKS dalam pembelajaran, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang maksimal. c. Produk video yang dikembangkan ini dapat digunakan dalam pembelajaran pembiasan di sekolah yaitu SMP maupun SMA dengan syarat fasilitas yang mendukung penggunaan media pembelajaran ini tersedia.