Efektivitas Pemanfaatan Video Perubahan Pemahaman Konsep

dituntut memiliki kemampuan mengintegrasikan media ke dalam rencana pembelajaran. Sedangkan pola pemanfaatan media yaitu di luar kelas bertujuan untuk memperkuat posisi media sebagai sumber belajar.

D. Video

Dalam Munadi 2010: 113 video tergolong dalam jenis media audio visual murni, yaitu media yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit. Contoh lain dari media audio visual adalah film gerak movie bersuara dan televisi. Alat-alat audio visual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat Suleiman, 1981: 11.

1. Karakteristik video

Pembelajaran menggunakan media video mempunyai relasi dengan intelegensi utama dan emosional serta kerja otak kanan dan otak kiri. Gardner, Gazzaniga, Miller dan Jordain dalam Berk, R.A 2009: 3 berpendapat mengenai hal tersebut bahwa intelegensi utama terdiri dari verbal linguistik, visual spasial dan musikal. Ketiga intelegensi tersebut adalah intelegensi utama yang dimiliki oleh setiap otak pada siswa. Melalui video, sedikitnya satu dari spesifikasi intelegensi utama tersebut terpenuhi. Kerja otak kiri dan kanan dibedakan menjadi dua yaitu verbal dan non-verbal. Bagian otak kiri dikuasai oleh logika dan analisa yang nantinya akan memproses informasi menjadi matematis, logis dan berbahasa. Kerja otak kiri akan bersifat struktural, faktual, terkontrol, rasional, terorganisasi, terencanakan dan objektif sehingga akan memproses dialog, plot, ritme, dan lirik. Sedangkan kerja otak kanan merupakan nonverbal, yaitu menciptakan spontanitas, emosi, ketidakteraturan, eksperimental, empati, sebjektif, dan intuisi. Otak kanan berfokus pada seni, warna dan musik sehingga akan memproses gambaran cerita, relasinya, efek suara, melodi dan harmonisasi dari relasi. Dari penjabaran diatas dapat dikatakan bahwa penggunaan media video akan mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi yang diulas dalam video karena semua item dalam video diolah secara sinkron oleh otak siswa.

2. Kelebihan dan kekurangan video

Menurut Berk 2009, Suleiman 1981: 16-18, Suparno 2007: 114, dan Munadi 2010: 127 media audio visual berupa video memiliki banyak kelebihan yaitu 1 pengertian atau informasi dapat disampaikan dengan cara yang lebih nyata daripada yang disampaikan dengan kata- kata; 2 menghasilkan cara belajar yang efektif dalam waktu yang lebih singkat; 3 keragu-raguan atau salah pengertian serta ketegangan dapat dihindarkan secara efektif; 4 memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki; 5 pesan yang disampaikan lebih lama dan lebih baik tinggal dalam ingatan; 6 kejadiannya dapat diulang atau diputar berkali-kali secara keseluruhan maupun per momen yang belum jelas saja sehingga siswa semakin mengerti; 7 mengatasi keterbatasan jarak dan waktu; 8 sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang; 9 membantu siswa dalam berimajinasi, mengembangkan kreativitas. Namun ada pula kekurangan penggunaan media audio visual menurut Suleiman 1981: 19-20 yaitu alat-alat audio visual lebih mahal jika dibandingkan dengan kata-kata, lebih eksak dalam penggunaannya, alat-alat harus diseleksi dengan seksama, jika alat dibuat sendiri akan memakan waktu, menuntut pikiran untuk membuatnya atau mempersiapkannya, dan menuntut keterampilan dalam menggunakannya.

E. Merancang Video

Video dikembangkan untuk memfasilitasi siswa membangun pemahaman mengenai konsep pembiasan. Pengembangan video dilakukan dengan cara: 1 menyajikan materi pembiasan mulai dari hal yang sederhana; 2 disertai dengan peristiwa nyata mengenai pembiasan yaitu pembiasan yang terjadi pada sinar laser yang diarahkan ke dalam kotak akuarium; 3 siswa diberi pertanyaan-pertanyaan terkait konsep pembiasan yang diulas dalam video. Melalui video pembiasan, siswa dapat mengalami aktivitas belajar seperti yang dijabarkan dalam sub bab pembelajaran pembiasan dengan video. Sehingga melalui video yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan ceramah guru, maka sebagai penyampai informasi kepada siswa bisa secara efektif berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan memungkinkan perubahan konsep secara cepat dan efisien. Secara teknis, pembuatan video sebaiknya mempertunjukkan sesuatu yang menarik di awal sehingga siswa tertarik untuk memperhatikan. Kemudian diruntutkan secara logis yang mengarah kepada suatu kesimpulan dan rangkuman. Rancangan pembuatan video pembiasan dituangkan sebelumnya ke dalam konsep materi yang akan diulas dan kemudian dijabarkan ke dalam skenario, sehingga mempermudah peneliti dalam memproduksi video pembiasan. Dalam pembuatan video terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain: 1 video tidak terlalu panjang karena dapat membosankan kecuali yang diulas tentang suatu sejarah atau penemuan fisika; 2 diberi pertanyaan untuk refleksi dan mengambil maknanya; 3 video sebaiknya berwarna dan disiapkan yang menarik, gambar harus jelas dan tidak kabur waktu ditayangkan; 4 sebaiknya dalam satu program hanya satu konsep yang mau ditekankan Suparno. 2007: 115.

F. Pembelajaran Pembiasan dengan Video

Pada hakikatnya menurut Kustandi dan Sutjipto 2011, pembelajaran merupakan suatu usaha sadar gurupengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Arti dari belajar itu sendiri menurut Sudjana 1989 merupakan proses aktif. Proses tersebut merupakan proses merealisasi semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Biggs dalam Muhibbin 1995: 91-92 belajar adalah kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan