Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

Disebutkan dalam buku “Miskonsepsi Perubahan Konsep Pendidikan Fisika” bahwa dalam proses belajar fisika selalu ada proses perubahan konsep, yaitu memperluas pengetahuan yang ada dan memperbaiki konsep yang salah agar menjadi benar. Beberapa cara membantu siswa menambah konsep mereka tentang bahan fisika, antara lain: 1 memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa; 2 siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu; 3 siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan-bahan baru yang telah disediakan. Dan menurut Joan Davis 2001: 2-3 mengajarkan perubahan konsep menyangkut dua hal pokok: 1 membuka konsep awal siswa; 2 menggunakan beberapa teknik untuk membantu siswa mengubah kerangka berpikir awal tersebut Suparno. 2005: 94-96. Pembelajaran fisika yang baik adalah yang memungkinkan perubahan konsep secara cepat dan efisien. Beberapa metodestrategi perubahan konsep yang dapat digunakan adalah menggunakan prinsip konflik pikiran siswa, bridging analogy, simulasi komputer, wawancara diagnosis, diskusi kelompok, peta konsep, problem solving, percobaan dan pengalaman lapangan dan untuk beberapa siswa dengan ceramah guru Suparno. 2005: 119. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan konsep ada karena perubahan konsep tersebut yang ditunjukkan dengansiswa memperluas pengetahuan yang ada atau dengan siswa memperbaiki konsep yang salah agar menjadi benar.Dalam penelitian ini cara yang digunakan agar siswa merubah atau menambah pemahaman konsepnyayaitumembuka konsep awal siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebelum siswa belajarmateri pembiasan dan menggunakan teknik untuk membantu siswa mengubah kerangka berpikir awal dengan pemanfaatan video dalam pembelajaran pokok bahasan pembiasan. Selain itu dengan memberikan informasi baru dan memberi bahan baru kemudian diajak untuk mempelajari sendiri. Di mana informasi dan bahan baru tersebut tersedia di dalam video.

C. Media Pembelajaran

Menurut Heinich dalam Arsyad 2007: 4, media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Sedangkan Munadi 2010: 6 menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan pengajar sebagai perantara menyampaikan isi pengajaran baik secara visual maupun verbal, sehingga penerimasiswa mendapatkan pengetahuan yang diharapkan. Arif S. Sadiman dalam Munadi 2010 membagi pemanfaatan media pembelajaran pada dua pola, yaitu pemanfaatan media dalam situasi belajar mengajar di dalam kelas dan di luar kelas. Pemanfaatan media di dalam kelas dimaksudkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu sehingga guru dituntut memiliki kemampuan mengintegrasikan media ke dalam rencana pembelajaran. Sedangkan pola pemanfaatan media yaitu di luar kelas bertujuan untuk memperkuat posisi media sebagai sumber belajar.

D. Video

Dalam Munadi 2010: 113 video tergolong dalam jenis media audio visual murni, yaitu media yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit. Contoh lain dari media audio visual adalah film gerak movie bersuara dan televisi. Alat-alat audio visual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat Suleiman, 1981: 11.

1. Karakteristik video

Pembelajaran menggunakan media video mempunyai relasi dengan intelegensi utama dan emosional serta kerja otak kanan dan otak kiri. Gardner, Gazzaniga, Miller dan Jordain dalam Berk, R.A 2009: 3 berpendapat mengenai hal tersebut bahwa intelegensi utama terdiri dari verbal linguistik, visual spasial dan musikal. Ketiga intelegensi tersebut adalah intelegensi utama yang dimiliki oleh setiap otak pada siswa. Melalui video, sedikitnya satu dari spesifikasi intelegensi utama tersebut terpenuhi. Kerja otak kiri dan kanan dibedakan menjadi dua yaitu verbal dan non-verbal. Bagian otak kiri dikuasai oleh logika dan analisa yang nantinya akan memproses informasi menjadi matematis, logis dan berbahasa. Kerja otak kiri akan bersifat struktural, faktual, terkontrol,