O
2
melalui reaksi photosensitizing dengan kromofor internal seperti riboflavin. UVA juga menghasilkan O
2 -
melalui aktivasi NADPH oksidase Masaki, 2010. Sinar UVB mencapai atmosfer bumi dengan kadar yang cukup tinggi dan
menyebabkan kulit terbakar sunburn atau kecoklatan sutan pada lapisan kulit ari. Sedangkan sinar UVA mampu menembus lapisan lemak pada kulit, sehingga
menyebabkan kerusakan kolagen dan jaringan elastin, yakni zat yang membuat kulit menjadi kuat dan kenyal Dwikarya, 2007.
DPPH adalah radikal bebas yang stabil dengan pita serapan pada panjang gelombang 515-517 nm Widyaningsih, 2010. Hasil pengukuran pada panjang
gelombang tersebut akan memberikan hasil absorbansi DPPH yang semakin kecil bila ditambah antioksidan. Metode DPPH ini secara luas digunakan untuk
menentukan aktivitas antioksidan atau antiradikal senyawa fenolik serta ekstrak tumbuhan alami Shalaby dan Shanab, 2013.
D. Spirulina platensis
Antioksidan adalah senyawa yang dapat memberikan pertahanan pada sel-sel tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan secara
optimal dapat menjaga kesehatan Isnindar, 2011. Menurut Wahlqvist 2013, antioksidan mampu menstabilkan atau menghentikan pembentukan radikal bebas
dan reaksi berantainya sebelum radikal bebas tersebut menyerang sel-sel dan sistem sistemik tubuh.
Penelitian terbaru menemukan bahwa Spirulina memiliki potensi yang tinggi sebagai antioksidan karena secara nyata dapat memberikan perlindungan
pada kesehatan Ali dan Saleh, 2012. Spirulina platensis adalah mikroalga hijau- biru yang berbentuk helix, berfilamen, multiseluler, dan berfotosintesis Sanchez,
Castillo, Rozo, dan Rodriguez, 2003.
Gambar 2. Morfologi Spirulina platensis diamati menggunakan mikroskop elektron Ciferri, 1983.
Berdasarkan klasifikasinya, Spirulina platensis masuk dalam genus Arthrospira dan merupakan kelompok Cyanobacteria dan Prochlorales Sanchez
et al., 2003. Menurut Kabinawa 2006, Spirulina platensis dikelompokkan kedalam Thallophyta yaitu tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Dalam kelompok Thallophyta, Spirulina masuk dalam dunia alga dengan klas Cyanobacterium karena tidak memiliki inti sel akaryota. Klasifikasi dari
Spirulina platensis menurut Kabinawa 2006 : Divisi
: Cyanophyta Klas
: Cyanophyceae Ordo
: Nostocales Famili
: Oscillatoriaceae Marga
: Spirulina Spesies
: Spirulina platensis
Komposisi kandungan dari Spirulina platensis yaitu protein 55-70, karbohidrat 15-25, asam lemak esensial 18, vitamin, mineral, dan
pigmen yang terdiri dari karoten, klorofil dan phycocyanin Ali dan Saleh, 2012. Spirulina platensis memiliki berbagai senyawa berwarna pigmen warna yang
meliputi klorofil, karotenoid dan phycobiliprotein. Phycobiliprotein adalah protein pigmen fluorescent yang stabil dan
berwarna cerah yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu phycocyanin biru, phycoerythrin merah tua dan allophycocyanin hijau
kebiruan tergantung pada warna dan absorbansinya Kamble et al., 2013. Phycobiliprotein yang terdapat dalam Spirulina platensis terutama phycocyanin
memiliki berbagai fungsi secara biologis dan farmakologis, yaitu sebagai antioksidan, antiviral, anti-kanker, hepatoprotektif, antitumor, penangkap radikal,
melindungi dari radiasi, dan anti-inflamasi Sharma et al., 2014. Menurut Wolfe 2009, penggunaan Spirulina platensis secara topikal
dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari berlebih. Beberapa kandungan dari Spirulina platensis yang berfungsi sebagai antioksidan adalah
β-karoten dan karotenoid lainnya, klorofil, zeaxanthin, superoxide dismutase SOD,
phycocyanin, dan pigmen warna lainnya. Spirulina yang mengandung phycocyanin merupakan penangkap radikal bebas yang poten dan menghambat
peroksidasi dari lipid mikrosomal Moorhead, Capelli, dan Cysewski, 2011.
E. Ekstraksi dengan Maserasi