Uji organoleptis Uji pH

terhadap suatu respon. Berdasarkan hasil orientasi, maka dapat ditetapkan empat formula untuk optimasi seperti pada tabel VII. Masing-masing fomula terdiri dari level rendah dan level tinggi yang berbeda-beda. Pada formula 1, level CMC-Na dan propilen glikol rendah. Formula a, level CMC-Na tinggi dan propilen glikol rendah. Formula b, level CMC-Na rendah dan propilen glikol tinggi. Formula ab, level CMC-Na dan propilen glikol tinggi. Tujuan penggunaan level rendah dan level tinggi adalah untuk melihat respon yang berubah karena adanya variasi dari level. Respon yang diharapkan yaitu viskositas dengan rentang 200- 400 dPa’s dan daya sebar 3-5 cm. Tabel VII. Formula optimasi gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis Formula CMC-Na g Propilen glikol g 1 3,25 9 a 4 9 b 3,25 13,5 ab 4 13,5

G. Uji Sifat Fisik Gel Anti-aging Ekstrak Spirulina platensis

1. Uji organoleptis

Organoleptis gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis yang dihasilkan diamati. Organoleptis yang diamati meliputi warna, bau dan homogenitas. Pengamatan organoleptis ini dilakukan karena berkaitan dengan acceptability dari gel tersebut. Pengujian dilakukan setelah 48 jam pembuatan gel. Hasil pengamatan uji organoleptis gel ekstrak Spirulina platensis ditunjukkan pada tabel VIII. Tabel VIII. Data uji organoleptis gel ekstrak Spirulina platensis Kriteria Formula 1 Formula a Formula b Formula ab Warna Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Bau Khas Khas Khas Khas Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Dari tabel VIII, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan gel yang dihasilkan memiliki warna biru muda dengan bau khas dan homogen. Homogenitas diamati dengan melihat tidak adanya partikel kasar pada sediaan gel yang terlihat secara kasat mata. Selain itu, saat dioleskan tidak terasa adanya partikel pada kulit. Berdasarkan data tersebut, diharapkan gel ekstrak Spirulina platensis yang dibuat dapat memenuhi aspek acceptability.

2. Uji pH

Gel yang dibuat harus memiliki pH yang masuk dalam rentang pH fisiologis kulit. Hal ini dikarenakan jika pH dari sediaan diluar pH fisiologis kulit maka dapat memicu reaksi iritasi pada kulit. Kulit memiliki rentang pH antara 4,5 hingga 6,5. Semakin asam atau semakin basa suatu bahan mengenai kulit, maka kulit akan sulit menetralisirnya dan akan menyebabkan kulit menjadi pecah-pecah, sensitif dan mudah terkena infeksi Tranggono dan Latifah, 2007. Pengukuran pH dari sediaan gel dilakukan menggunakan indikator pH universal. pH dari sediaan akan mempangaruhi solubilitas dan stabilitas obat dalam sediaan. Hasil dari uji pH sediaan gel ekstrak Spirulina platensis setelah 48 jam dan 28 hari penyimpanan ditunjukkan pada tabel IX. Tabel IX. pH gel ekstrak Spirulina platensis setelah 48 jam pembuatan Formula pH setelah 48 jam pH setelah 28 hari 1 5 – 6 5 – 6 a 5 – 6 5 – 6 b 5 – 6 5 – 6 ab 5 – 6 5 – 6 n dalam tiap formula = 3 Hasil pengukuran pH sediaan setelah 48 jam dan 28 hari penyimpanan menunjukkan pH sediaan berada antara 5 sampai 6. Hasil uji pH ini menunjukkan bahwa pH sediaan masuk dalam rentang pH fisiologis kulit. Berdasarkan data uji pH ini, diharapkan sediaan gel ekstrak Spirulina platensis tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan nyaman digunakan.

3. Uji viskositas

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan Dengan Metode Desain Faktorial.

0 4 8

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

Optimasi CMC sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan pada formula sediaan gel antiacne perasan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) dengan desain faktorial - USD Repository

1 3 112