Pemilihan Sampel Pembuatan Ekstrak Spirulina platensis

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pemilihan Sampel

Spirulina platensis yang digunakan dalam pembuatan gel ini berasal dari CV. Blue Green Algae Biotechnology yang berada di daerah Lamongan, Jawa Timur. Berdasarkan surat keterangan produk yang diberikan oleh CV. Blue Green Algae Biotechnology, serbuk Spirulina platensis ini berasal dari China dengan merk Polaris dan nomor batch 13-237-PSI. Gambar 6. Serbuk Spirulina platensis

B. Pembuatan Ekstrak Spirulina platensis

Ekstrak Spirulina platensis diperoleh melalui metode maserasi dengan cairan pengekstraksi air. Maserasi merupakan metode ekstraksi yang dilakukan dengan cara merendam serbuk kedalam cairan pengekstraksi atau pelarut selama waktu tertentu, dan dengan bantuan penggojokan menggukanan shaker untuk meningkatkan kontak serbuk dengan cairan pengekstraksi. Maserasi digunakan untuk menyari zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstraksi. Spirulina platensis mengandung pigmen warna phycobiliprotein yang terdiri dari phycocyanin biru, phycoerythrin merah tua dan allophycocyanin Kamble et al., 2013. Menurut Shalaby dan Shanab 2013, ekstrak air Spirulina plantensis memiliki kandungan pigmen phycobiliprotein yang besar. Menurut Moorhead 2011, phycocyanin adalah pigmen biru dari Spirulina yang sangat larut dalam air, memberikan warna biru dan merupakan antioksidan kuat. Phycobiliprotein yang termasuk didalamnya terdapat phycocyanin merupakan senyawa yang larut dalam air sehingga pada ekstraksi ini digunakan cairan pengekstraksi air. Ekstraksi dilakukan dengan perbandingan serbuk : air yaitu 1:10 bv. Proses maserasi dilakukan selama 2 jam Farihah et al., 2014, kemudian hasil maserasi disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 8000 rpm Jerley dan Prabu, 2015. Sentrifugasi ini dilakukan untuk memudahkan dalam pemisahan filtrat dengan endapan karena serbuk dari Spirulina sangat halus. Sentrifugasi merupakan pemisahan berdasarkan bobot jenis sehingga endapan akan berada di bawah dan filtrat mudah didapatkan. Setelah disentrifugasi, filtrat disaring menggunakan kertas saring untuk memastikan tidak ada partikel serbuk dalam filtrat. Filtrat yang diperoleh tersebut merupakan ekstrak air dari Spirulina platensis yang dinyatakan dengan konsentrasi 100 mgmL. Ekstrak air dari Spirulina platensis ini memiliki pH sebesar 6,5. Ekstrak air Spirulina platensis ini tidak dipekatkan karena salah satu komponen dalam ekstrak yaitu phycocyanin yang merupakan komponen terbesar dari phycobiliprotein ini stabil pada pH 5-7,5 dan suhu diatas 40 o C dapat menyebabkan ketidakstabilan Sarada, Pillai, dan Ravishankar, 1999. Kandungan dari phycobiliprotein yang tidak stabil pada suhu diatas 40 o C menjadi alasan tidak dilakukan pemekatan terhadap ekstrak. Ketidakstabilan tersebut juga dapat menyebabkan menurunnya aktivitas antioksidan dari phycobiliprotein. Pada penelitian selanjutnya, dapat dipertimbangkan penggunaan freeze drying untuk pengeringan ekstrak sehingga diperoleh ekstrak yang lebih stabil dibandingkan dengan ekstrak air Spirulina. Hal ini mengingat kemungkinan adanya mikroba yang muncul selama penyimpanan ekstrak air Spirulina karena tidak adanya pengawet dalam ekstrak air tersebut. Gambar 7. Ekstrak air Spirulina platensis

C. Penetapan Aktivitas Antioksidan Ekstrak air Spirulina platensis

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan Dengan Metode Desain Faktorial.

0 4 8

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

Optimasi CMC sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan pada formula sediaan gel antiacne perasan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) dengan desain faktorial - USD Repository

1 3 112