D. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Serbuk Spirulina platensis yang diperoleh dari CV. Blue Green Algae Biotechnology,
CMC-Na farmasetis, propilen glikol farmasetis, metil paraben farmasetis, DPPH, metanol, akuades.
E. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixer Kirin KHM- 286, Erlenmeyer, corong Buchner, vaccum, labu hisap, sentrifugasi, kertas saring,
gelas ukur, Beaker glass, pipet tetes, pipet volum, mortir, sendok, batang pengaduk, labu takar, aluminium foil, timbangan analitik Metler Toledo GB
3002, shaker, Spektrofotometer UV-Vis, viskotester seri VT 04F Rion-Japan, indikator pH universal, stopwatch, alat uji daya sebar, alat uji homogenitas, cawan
porselin, sudip, wadah plastik.
F. Tata Cara Penelitian
1. Ekstraksi Spirulina platensis
Sebanyak 10 gram serbuk Spirulina platensis ditimbang dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Kemudian kedalam Erlenmeyer tersebut
ditambahkan 100 mL akuades. Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dan dimaserasi menggunakan shaker selama 2 jam dengan kecepatan 250 rpm
Farihah, Yulianto, dan Yudiati, 2014.
Hasil maserasi kemudian disentrifugasi selama 30 menit dengan kecepatan 8000 rpm Jerley dan Prabu, 2015. Hasil sentrifugasi disaring
menggunakan corong Buchner, labu hisap, dan kertas saring. Diperoleh ekstrak air Spirulina platensis yang dinyatakan sebagai ekstrak dengan konsentrasi 100
mgmL Shalaby dan Shanab, 2013. Dilakukan pengukuran pH ekstrak menggunakan pH meter.
2. Uji aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis
Ekstrak air Spirulina platensis konsentrasi 100 mgmL diencerkan menjadi konsentrasi 200 µgmL. Pengenceran dilakukan dengan cara
mengambil 1 mL ekstrak konsentrasi 100 mgmL dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL kemudian ditmabhakan akuades sampai batas tanda.
Diperoleh larutan pengenceran 1 dengan ekstrak konsentrasi 2 mgmL. Larutan pengenceran 1 tersebut diambil sebanyak 5 mL dan dimasukkan kedalam labu
takar 50 mL dan di tambah dengan akuades sampai batas tanda. Diperoleh larutan pengenceran 2 dengan ekstrak konsentrasi 200 µgmL.
Sebanyak 1 mL ekstrak air Spirulina platensis konsentrasi 200 µgmL ditambahkan dengan 1 mL DPPH 0,002 bv dalam larutan metanol
kemudian larutan di vortex dan diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu ruangan selama 30 menit. Sampel dibuat replikasi sebanyak 3 kali. Dilakukan
pengukuran lamda maksimum dari larutan DPPH 0,002. Kemudian larutan sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang
diperoleh dari pengukuran. Aktivitas antioksidan dapat dihitung menggunakan persamaan :
Aktivitas = x 100
Ac = Absorbansi dari larutan metanolik DPPH At = Absorbansi dari sampel
Shalaby dan Shanab, 2013.
3. Optimasi formula gel anti-aging
Menurut Allen 2002, formula lubricating jelly tercantum pada tabel I.
Tabel I. Formula lubricating jelly Allen, 2002.
Methylcellulose, 4000 cps 0,8
Carbopol 934 0,24
Propylene glycol 16,7
Methylparaben 0,015
Sodium hydroxide, qs ad pH 7
Purified water, qs ad 100
Dari formula tabel I, selanjutnya dilakukan modifikasi formula dengan mengganti beberapa eksipiennya. Formula hasil modifikasi yang diperoleh
berdasarkan orientasi tercantum pada tabel II.
Tabel II. Formula modifikasi hasil orientasi
CMC-Na 3,25
– 4,0 gram Propilen glikol
9,0 – 13,5 gram
Metil paraben 0,2 gram
Ekstrak Spirulina platensis 0,2 gram
Purified water 90 mL
Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu CMC-Na dan propilen glikol. Faktor tersebut dibuat menjadi dua level berbeda yaitu level rendah dan level
tinggi. Level yang dibuat berbeda tersebut ditentukan seperti pada tabel III.
Tabel III. Level tinggi dan level rendah dari CMC-Na dan Propilen glikol dalam formula gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis
Formula CMC-Na g
Propilen glikol g 1
3,25 9
a 4
9 b
3,25 13,5
ab 4
13,5 Berdasarkan tabel level tinggi dan level rendah kedua faktor tersebut
tabel III, dibuat 4 formula gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis dengan komposisi seperti dalam tabel IV.
Tabel IV. Formula gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis
Formula CMC-Na
g Propilen
glikol g Metil
paraben g Ekstrak
g Aquadest
ml 1
3,25 9
0,2 0,2
90 a
4 9
0,2 0,2
90 b
3,25 13,5
0,2 0,2
90 ab
4 13,5
0,2 0,2
90
4. Pembuatan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis
CMC-Na dikembangkan dengan akuades selama 24 jam. Metil paraben yang telah ditimbang dilarutkan dalam propilen glikol. Pembuatan gel
dilakukan menggunakan mixer kecepatan putar 1 dan dengan total waktu
selama 8 menit. Pembuatan gel dilakukan dengan cara CMC-Na yang telah dikembangkan di mixer selama 3 menit. Setelah 3 menit kemudian
ditambahkan propilen glikol yang telah dicampur dengan metil paraben dan diaduk kembali selama 2 menit. Setelah itu ekstrak Spirulina platensis
ditambahkan dan terus diaduk selama 3 menit.
5. Uji sifat fisik dan stabilitas gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis
a. Uji organoleptis. Dilakukan pengamatan terhadap sediaan gel ekstrak
Spirulina platensis yang meliputi warna, bau dan homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan cara sejumlah tertentu sediaan dioleskan
pada dua keping kaca, dilakukan pengamatan pada sediaan yaitu sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran
kasar Panjaitan, Saragih, dan Purba, 2012. b.
Uji pH. Dilakukan setelah 48 jam pembuatan. Uji pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal, yaitu dengan mengoleskan gel ekstrak
Spirulina platensis ke indikator pH universal dengan bantuan batang pengaduk. Kemudian pH ditentukan dengan cara membandingkan warna
yang dihasilkan dengan standar. c.
Uji daya sebar. Dilakukan setelah 48 jam pembuatan. Uji ini dilakukan dengan cara 1 gram gel diletakkan ditengah kaca yang berskala. Diatas gel
tersebut diletakkan lagi kaca lain dan pemberat yang total berat keduanya adalah 125 gram. Didiamkan selama 1 menit kemudian pemberat diambil
dan dicatat diameter penyebarannya Garg et al., 2002.
d. Uji viskositas. Sediaan gel dimasukkan kedalam wadah dan dipasang pada
portable viskotester. Rotor yang digunakan adalah nomor 2. Viskositas gel diketahui dengan mengamati jarum penunjuk viskositas. Pengujian ini
dilakukan pada 48 jam dan seminggu sekali selama penyimpanan sampai satu bulan.
e. Uji Stabilitas. Stabilitas gel dilihat dengan mengamati pergeseran viskositas
selama 1 bulan dan pengukuran tiap minggunya.
6. Validasi
Gel ekstrak air Spirulina platensis dibuat berdasarkan komposisi CMC- Na dan propilen glikol yang ada pada area optimum. Pemilihan formula yang
digunakan untuk validasi adalah dengan cara random menggunakan Microsoft Excel. Sebanyak tiga formula dipilih untuk validasi. Kemudian gel diukur
respon viskositas dan daya sebar pada 48 jam setelah pembuatan. Hasil pengukuran dibandingkan dengan prediksi dari setiap formula.
7. Uji Hedonik
Formula gel yang masuk dalam area komposisi optimum dipilih satu formula secara random menggunakan Microsoft Excel. Formula gel tersebut
dibuat dan didiamkan selama 48 jam. Sebanyak 32 responden mencoba gel yang telah dibuat. Setelah mencoba, responden diminta untuk menjawab
pertanyaan yang tertera pada kuisioner yang diberikan. Responden juga diminta untuk mengisikan nama, jenis kelamin dan umur sebagai identitas.
G. Analisis Data
Data yang diperoleh adalah daya sebar dan pergeseran viskositas. Analisis data dilakukan dengan aplikasi program SPSS dengan berbagai uji
statistik, meliputi uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas distribusi data dan uji Levene untuk mengetahui kesamaan varians. Apabila ada kesamaan
varians dan data terdistribusi normal maka data tersebut dilanjutkan dengan analisis menggunakan uji Anova Interaksi Dua Faktor untuk melihat signifikansi
efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksi keduanya terhadap respon. Hasil dari uji Anova Interaksi Dua Faktor tersebut, dapat digunakan untuk mengetahui faktor
yang paling dominan dalam menentukan respon sifat fisik dan stabilitas sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis. Faktor dikatakan berpengaruh jika
diperoleh nilai p probability kurang dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95. Faktor paling dominan dalam mempengaruhi respon viskositas dan daya sebar
dapat diketahui dengan cara menghitung nilai efek. Data viskositas dan daya sebar yang diperoleh kemudian dihitung dengan
metode desain faktorial. Perhitungan desain faktorial ini untuk menghitung koefisien dari b0, b1, b2 dan b12. Setelah diperoleh koefisien masing-masing
maka akan diperoleh persamaan desain faktorial yaitu Y = b0 + b1 XA + b2 XB + b12 XAXB. Dari persamaan tersebut kemudian dibuat contour plot
masing-masing sifat fisik gel ekstrak Spirulina platensis. Masing-masing contour plot tersebut kemudian digabungkan menjadi contour plot superimposed untuk
mengetahui area komposisi optimum dari CMC-Na dan Propilen glikol pada level yang diteliti.
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemilihan Sampel
Spirulina platensis yang digunakan dalam pembuatan gel ini berasal dari CV. Blue Green Algae Biotechnology yang berada di daerah Lamongan, Jawa
Timur. Berdasarkan surat keterangan produk yang diberikan oleh CV. Blue Green Algae Biotechnology, serbuk Spirulina platensis ini berasal dari China dengan
merk Polaris dan nomor batch 13-237-PSI.
Gambar 6. Serbuk Spirulina platensis
B. Pembuatan Ekstrak Spirulina platensis
Ekstrak Spirulina platensis diperoleh melalui metode maserasi dengan cairan pengekstraksi air. Maserasi merupakan metode ekstraksi yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk kedalam cairan pengekstraksi atau pelarut selama waktu tertentu, dan dengan bantuan penggojokan menggukanan shaker untuk
meningkatkan kontak serbuk dengan cairan pengekstraksi. Maserasi digunakan untuk menyari zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstraksi.