Gambar 13 menunjukkan bahwa viskositas dari setiap formula memiliki kecenderungan menurun selama penyimpanan 28 hari. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi pergeseran viskositas dari sediaan gel ekstrak Spirulina platensis. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan stabilitas dari sediaan
yaitu dengan menggunakan kombinasi pengawet contoh : metil paraben dengan propil paraben, meningkatkan jumlah CMC-Na atau dengan menggunakan
ekstrak yang telah dikeringkan dengan freeze drying sehingga lebih stabil.
I. Efek Penambahan CMC-Na dan Propilen Glikol serta Interaksinya dalam
Menentukan Sifat Fisik Gel Anti-aging Ekstrak Spirulina platensis
Metode desain faktorial dipilih untuk mengetahui faktor dominan dan interaksi kedua faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu respon.
Pada penelitian ini, digunakan dua faktor yaitu CMC-Na dan propilen glikol dengan masing-masing terdiri dari dua level yaitu level rendah dan level tinggi.
Respon yang diamati pada penelitian ini adalah viskositas dan daya sebar dari gel ekstrak Spirulina platensis. Respon ini akan berubah dengan adanya variasi dari
faktor dan level. Analisis dari penelitian ini menggunakan software SPSS versi 22.
Pengolahan data ini dilakukan oleh bagian Clinical Epidemiology and Biostatistic Unit CEBU Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Analisis data yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji kesamaan varians dan uji ANOVA interaksi dua faktor dengan taraf kepercayaan 95.
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data yang diperoleh pada penelitian ini. Uji normalitas ini perlu
dilakukan sebelum sebuah metode analisis diterapkan. Normalitas data di uji mengunakan jenis uji Shapiro-Wilk Santoso, 2015. Dipilih jenis uji Shapiro-
Wilk karena uji ini lebih akurat ketika jumlah subyek yang diuji kurang dari 50 Santoso, 2010.
Hasil uji normalitas dari data viskositas dan daya sebar gel ekstrak Spirulina platensis ditunjukkan pada tabel XIV.
Tabel XIV. Hasil uji normalitas data viskositas dan daya sebar
Data Formula
Shapiro-Wilk p-value 48 jam
28 hari
Viskositas 1
0,637 1
a 0,637
0,463 b
1 0,637
ab 1
1
Daya sebar 1
1 0,637
a 0,463
0,463 b
1 1
ab 0,637
1 Hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa p-value dari seluruh data
viskositas dan daya sebar lebih besar dari 0,05. Menurut Santoso 2015, nilai p-value 0,05 menunjukkan data terdistribusi normal. Berdasarkan pernyataan
tersebut maka dapat dikatakan seluruh data viskositas dan daya sebar terdistribusi normal.
2. Uji kesamaan varians data
Uji kesamaan varians dilakukan setelah data terdistribusi normal. Uji kesamaan varians ini perlu dilakukan karena merupakan syarat agar dapat
dilakukan uji ANOVA. Tujuan dari uji kesamaan varians adalah untuk melihat dalam populasi tersebut mempunyai kesamaan varians atau tidak. Uji
kesamaan varians ini dilakukan menggunakan jenis uji Levene Santoso, 2015. Hasil uji Levene dari data viskositas dan daya sebar dapat dilihat pada tabel
XV.
Tabel XV. Hasil uji kesamaan varians data viskositas dan daya sebar
Data Levene p-value
48 jam 28 hari
Viskositas 0,702
0,379 Daya sebar
0,379 0,379
Data pada tabel XV memberikan informasi mengenai homogenitas varian antar kelompok. Analisis varian dilakukan dengan asumsi bahwa varian antar
kelompok bersifat homogen. Hipotesis nol dalam analisis homogenitas varian adalah varian antar kelompok bersifat homogen atau tidak ada perbedaan
varian antar kelompok. Jika signifikansi p-value lebih besar dari 0,05 maka data bersifat homogen dan jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka data tidak
bersifat homogen Santoso, 2010. Hasil uji Levene menunjukkan p-value dari data viskositas dan daya
sebar lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan data viskositas maupun daya sebar memiliki varian antar kelompok yang homogen. Data yang terdistribusi
normal dan memiliki kesamaan varians ini dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA interaksi dua faktor.
3. Uji ANOVA interaksi dua faktor