Marliyati, Kustiyah, Khomsan, dan Gantohe, 2014. Evaluasi sensorik dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dalam
produk atau bahan-bahan formulasi, identifikasi area pengembangan, dan mengevaluasi produk pesaing Ayustaningwarno, 2014.
Kelebihan dari uji organoleptik yaitu memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Kelemahan
dan keterbatasan dari uji organoleptik yaitu diakibatkan beberapa sifat inderawi tidak dapat dideskripsikan, manusia yang dijadikan sebagai panelis dapat
dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental serta dapat terjadi salah komunikasi antara panelis dan peneliti Ayustaningwarno, 2014.
N. Landasan Teori
Penuaan dini salah satunya disebabkan oleh adanya radikal bebas. Terjadinya penuaan dini dapat dicegah dengan pemberian senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai antioksidan. Sediaan gel anti-aging dengan ekstrak Spirulina platensis dapat membantu mencegah dan melindungi kulit dari penuaan dini.
Sediaan gel umunya merupakan sediaan yang secara aplikasi mudah dan nyaman untuk digunakan karena tidak memberikan rasa lengket pada kulit.
Sediaan gel juga memiliki sistem penghantaran obat yang baik untuk berbagai rute pemberian seperti topikal. Agar sediaan gel dapat diterima dan digunakan oleh
masyarakat maka sediaan harus memenuhi syarat kualitas sediaan. Kualitas sediaan dapat dilihat dari stabilitas gel tersebut, dimana sediaan harus stabil
selama penyimpanan sampai penggunaan.
Pada penelitian ini dilakukan optimasi formula gel dengan senyawa aktif phycobiliprotein yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Phycobiliprotein
diperoleh dari ekstrak air Spirulina platensis. Bahan pembentuk gel gelling agent yang digunakan adalah CMC-Na dan propilen glikol sebagai humektan.
Optimasi formula ini dilakukan agar diperoleh sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis yang memiliki stabilitas yang baik.
CMC-Na sebagai gelling agent saat didispersikan dalam air akan mengembang dan membentuk butiran gel yang lengket dan menjadi gumpalan
Allen, et al., 2010. Hal ini akan menyebabkan viskositas gel meningkat, sehingga konsentrasi penambahan CMC-Na akan mempengaruhi viskositas.
Humektan propilen glikol akan membantu menjaga kestabilan dari sediaan gel karena akan mencegah penguapan dari air dan dapat mengabsorbsi lembab dari
lingkungan. Sehingga perpaduan konstentrasi dari CMC-Na dan propilen glikol akan mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas dari sediaan gel anti-aging ekstrak
Spirulina platensis.
O. Hipotesis
CMC-Na merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan respon sifat fisik viskositas dan daya sebar gel anti-aging ekstrak Spirulina
platensis. Area komposisi optimum dalam pembuatan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis dapat diperoleh. Persen aktivitas antioksidan dalam ekstrak air
Spirulina platensis dapat diketahui.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental faktorial dengan melihat perbandingan jumlah konsentrasi gelling agent CMC-Na dan
humektan propilen glikol, sehingga diperoleh formula optimal dalam pembuatan sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi gelling agent CMC-Na dan humektan propilen glikol.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah perubahan stabilitas sediaan gel yang dapat dilihat dari perubahan karakteristik sifat fisik gel
meliputi organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar dan viskositas gel.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah alat dan bahan yang digunakan, lamanya pencampuran, kecepatan pencampuran, lamanya
penyimapanan, dan sifat dari wadah penyimpanan.