Ekstraksi dengan Maserasi Spektrofotometri Desain Faktorial

E. Ekstraksi dengan Maserasi

Ekstraksi dengan maserasi adalah proses pengekstrakan atau penyarian zat-zat bermanfaat dengan pelarut dan pengadukan pada temperatur ruang kamar. Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan alam Harbone, 1987. Proses pengolahan ekstraksi bahan tumbuhan obat dengan pelarut yang sesuai air, alkohol, dan pelarut organik menjadi ekstrak cair atau ekstrak kering banyak dilakukan untuk tujuan standarisasi sediaan obat herba sekaligus memberi keuntungan dari segi formulasi sediaannya Sinambela, 2003. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak antara lain yaitu kualitas bahan baku, jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi, metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel bahan, suhu selama proses ekstraksi dan pH ekstrak Hernani, Marwati, dan Winarti, 2007.

F. Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah pengukuran absorbsi energi cahaya oleh suatu molekul pada panjang gelombang tertentu untuk tujuan analisa secara kualitatif dan kuantitatif. Spektrofotometri dibedakan menjadi 2 yaitu UV dan sinar tampak. Spektofotometri UV memiliki panjang gelombang antara 200-400. Spektrofotometri sinar tampak mempunyai panjang gelombang antara 400 hingga 750 tergantung oleh warna yang diamati dan diserap Gandjar dan Rohman, 2007. Spektrofotometri dapat digunakan untuk mengukur kadar sampel secara kuantitatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan perbandingan absorbansi sampel dengan absorbansi baku, atau dengan menggunakan persamaan regresi linear yang menyatakan hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya. Perasamaan yang diperoleh tersebut selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel Gandjar dan Rohman, 2007.

G. Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yang berupa teknik untuk memberikan hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas Bolton, 1997. Desain faktorial dapat digunakan untuk melihat dan mengetahui faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu respon. Komponen dalam desain faktorial meliputi faktor, level, respon dan interaksi antar faktor yang mempengaruhi respon Supriyanto, 2011. Faktor merupakan variabel bebas yang ditetapkan, misalnya suhu, waktu, konsentrasi dan macam bahan. Faktor tersebut dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, namun keduanya harus dapat ditetapkan harganya dengan angka. Level merupakan nilai atau tetapan dari faktor. Dalam formulasi dengan desain faktorial, perlu ditetapkan level yang meliputi level tinggi dan level rendah. Respon merupakan hasil terukur yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan. Respon tersebut berubah karena adanya variasi dari level. Interaksi adalah batas dari penambahan efek-efek faktor, dan dapat bersifat sinergis atau antagonis Supriyanto, 2011.

H. Gel

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan Dengan Metode Desain Faktorial.

0 4 8

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

Optimasi CMC sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan pada formula sediaan gel antiacne perasan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) dengan desain faktorial - USD Repository

1 3 112