Humektan Metil Paraben Uji Hedonik Uji Kesukaan

tergantung pada konsentrasi polimer dan berat molekulnya Lieberman, Lachman, dan Schwatz, 1998. CMC-Na dapat mengendap pada pH dibawah 2. CMC-Na stabil pada pH 2 hingga 10 dengan stabilitas maksimum pada pH 7 hingga 9. CMC-Na tidak dapat bercampur dengan alkohol. CMC-Na sebagai gelling agent akan membentuk gel yang termasuk dalam klasifikasi hidrogel. Hidrogel merupakan bahan yang terdispersi sebagai koloid atau larut dalam air. CMC-Na larut air pada semua temperatur Allen et al., 2010. CMC-Na banyak digunakan dalam sediaan oral maupun topikal dengan tujuan utama untuk meningkatkan viskositas. CMC-Na juga dapat meningkatkan daya lekat gel pada kulit. Sebagai agen pembentuk gel, dapat digunakan CMC-Na dengan konsentrasi 3-6 Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009. Gambar 3. Struktur CMC-Na Rowe et al., 2009.

J. Humektan

Humektan digunakan untuk menjaga produk tetap lembab setelah diaplikasikan pada kulit. Humektan dapat ditambahkan pada formulasi untuk mencegah terjadinya penguapan dari air ketika kemasan produk sudah dibuka. Beberapa contoh humektan adalah gliserol, polietilen glikol, propilen glikol Aulton, 2007. Propilen glikol merupakan cairan kental yang dapat bercampur dengan air dan alkohol. Propilen glikol merupakan pelarut yang berguna dengan rentang penggunaan yang lebar. Seringkali propilen glikol digunakan untuk menggantikan gliserin dalam formulasi Allen et al., 2010. Propilen glikol memiliki organoleptis bening, tidak berwarna, kental, dan tidak berbau. Propilen glikol memiliki formula C 3 H 8 O 2 dengan bobot molekul 76.09 gmol. Secara kimia, propilen glikol stabil ketika dicampur dengan etanol 95, gliserin, atau air. Konsentrasi yang aman dalam penggunaan propilen glikol dalam sediaan topikal sebagai humektan yaitu ≈ 15 Rowe et al., 2009. Gambar 4. Struktur Propilen Glikol Rowe et al., 2009.

K. Metil Paraben

Metil paraben secara luas digunakan sebagai bahan pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi dengan pengawet lainnya. Pada sediaan topikal, metil paraben digunakan sebagai pengawet antimikroba dengan konsentrasi 0,02-0,3 Rowe et al., 2009. Metil paraben memiliki spektrum antimikroba yang luas, terutama efektif menghambat jamur dan ragi. Metil paraben memiliki aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Efektivitas metil paraben dapat ditingkatkan dengan penambahan propilen glikol 2-5. Metil paraben larut dalam propilen glikol dengan perbandingan kelarutan 1:5 Rowe et al., 2009. Gambar 5. Struktur Metil Paraben Rowe et al., 2009.

L. Parameter Uji Sifat Fisik

1. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas maka makin besar tahanannya Martin, Swarbick, dan Cammarata, 1993. Viskositas dan elastisitas merupakan karakteristik formulasi yang paling penting dalam produk akhir sediaan semisolid. Peningkatan viskositas pada sediaan akan meningkatkan waktu retensi pada tempat aksi terapi, tetapi akan menurunkan daya sebar Garg et al., 2002. Uji stabilitas merupakan proses evaluasi untuk menjamin bahwa sifat utama produk tidak mengalami perubahan selama waktu penyimpanan dan dapat diterima oleh konsumen. Salah satu uji stabilitas yang biasa dilakukan adalah pergeseran viskositas. Adanya variasi pada ukuran atau jumlah droplet dapat dideteksi melalui pergeseran viskositas secara nyata Aulton dan Diana, 1991.

2. Daya Sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan lubricity sediaan tersebut, yang berhubungan langsung dengan koefisien gesekan. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting dari suatu formulasi sediaan topikal dan bertanggung jawab untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan obatnya serta kemudahan dalam penggunaannya Garg et al., 2002.

M. Uji Hedonik Uji Kesukaan

Pengujian organoleptik disebut sebagai penilaian sensorik yang merupakan suatu cara penilaian dengan memanfaatkan panca indera untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu produk makanan, minuman ataupun obat Ayustaningwarno, 2014. Prinsip uji hedonik adalah panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu, kemudian panelis diminta memberikan tanggapan atau penilaian terhadap produk yang dicoba tanpa membandingkannya dengan produk yang lainnya. Secara umum tujuan dari uji hedonik yaitu untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk dan menilai produk pengembangan secara organoleptik Laksmi, 2012. Pengujian hedonik dilakukan oleh 30 orang panelis. Panelis tersebut dapat berasal dari panelis terlatih, tidak terlatih ataupun semi terlatih Sari, Marliyati, Kustiyah, Khomsan, dan Gantohe, 2014. Evaluasi sensorik dapat digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dalam produk atau bahan-bahan formulasi, identifikasi area pengembangan, dan mengevaluasi produk pesaing Ayustaningwarno, 2014. Kelebihan dari uji organoleptik yaitu memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu karena berhubungan langsung dengan selera konsumen. Kelemahan dan keterbatasan dari uji organoleptik yaitu diakibatkan beberapa sifat inderawi tidak dapat dideskripsikan, manusia yang dijadikan sebagai panelis dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental serta dapat terjadi salah komunikasi antara panelis dan peneliti Ayustaningwarno, 2014.

N. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

BAB 1 PENDAHULUAN Optimasi Formula Gel Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana Linn.) Menggunakan HPMC Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan Dengan Metode Desain Faktorial.

0 4 8

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

0 4 117

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin terhadap sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

3 16 126

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent CMC Na dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

7 60 112

Optimasi Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan emulgel sunscreen ekstrak Kencur (Kaempferia galanga L.) : aplikasi desain faktorial.

1 10 115

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial.

0 1 110

Optimasi formula gel sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau [Camellia sinensis L.] dengan CMC [Carboxymethyl cellulose] sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dengan metode desain faktorial - USD Repository

0 0 108

Optimasi CMC sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan pada formula sediaan gel antiacne perasan jeruk nipis (citrus aurantifolia swingle) dengan desain faktorial - USD Repository

1 3 112