yang baik menjadi harapan bagi Ibu I 42. Ada beberapa dalam diri Bunda Teresa yang sudah diinternalisasikan dalam dirinya. Bunda Teresa yang menolong tanpa
pamrih diinternalisasikan dalam diri Ibu I 42 sehingga membuat Ibu I 42 menjadi orang yang tidak tegaan kepada orang dan sebisa mungkin membantu
semampunya. Bunda Teresa yang terlalu baik itu menurut Ibu I 42 membuat Bunda Teresa bisa dimanfaatkan sama halnya dengan dirinya yang juga kadang
dimanfaatkan orang karena ketidaktegaannya. Kesabaran yang dimiliki Bunda Teresa yang diinternalisasikan ke dalam dirinya membuat dia berusaha terus
memahami anaknya. Kesadaran diri Ibu I 42 terhadap dirinya membuat dia mengharapkan
yang terbaik untuk anaknya apalagi Ibu I 42 tidak ingin apa yang sudah dirasakannya dulu terjadi pada anaknya. Ibu I 42 berharap ketidakadilan yang
dirasakannya dulu tidak terjadi pada anaknya maka dari itu Ibu I 42 berusaha bersikap adil terhadap anaknya.
6. Ibu C 36
Ibu C 36 merupakan perempuan yang memandang keluarga adalah nomor satu. Kekeluargaan, keharmonisan, dan saling membantu merupakan hal
yang disukai dari keluarganya. Kehilangan orangtua merupakan suatu hal yang belum siap diterima karena belum bisa membalas jasa kedua orangtua. Ibu C 36
memandang kondisi keluarganya jauh lebih baik daripada keluarga suaminya. Permasalahan yang sering dialami Ibu C 36 berasal dari keluarga suaminya.
Bapak yang seorang petani memperlihatkan dan mendidik perlu adanya perjuangan dalam menghidupi keluarga yaitu istri dan anak sejak dahulu. Bapak
berjuang memperoleh pendidikan yang lebih tinggi agar bisa mendidik anaknya lebih baik. Kehidupan anak merupakan prioritas bagi kedua orangtua Ibu C 36.
Pendidikan anak adalah yang utama. Orangtua Ibu C 36 menasehati banyak hal tentang kehidupan ini. Bapak
mengutamakan pendidikan agar anaknya dapat bekerja dan hidup mandiri. Kemandirian sudah ditanamkan kepada Ibu C 36 sejak kecil yaitu dengan cara
dididik mengatur keuangan dengan menabung sehingga jika memiliki kebutuhan tidak perlu meminta kepada orangtua. Didikan ini menurut Ibu C 36
berkembang di dalam dirinya. Ibu C 36 menyadari dirinya menjadi trampil tidak hanya dalam masalah keuangan tetapi juga strategi dan juga pemasaran.
Kemampuan yang dimiliki Ibu C 36 ini memberikan kontribusi kepada usaha suaminya. Segala macam bentuk mengatur keuangan usaha dan keuangan
keluarga diatur oleh Ibu C 36. Kontribusi tersebut menurut Ibu C 36 sudah diakui oleh suaminya. Kemampuan mengaturnya itu bagi Ibu C 36 membuatnya
selalu berpikiran panjang ke depan. Ibu C 36 juga selalu mengingat nasihat yang diberikan oleh bapaknya untuk menghindari pertengkaran karena akan berdampak
negatif pada rejeki seseorang. Ada satu lagi nasihat yang selalu diingat oleh Ibu C 36 dari bapak yaitu nasihat bahwa tidak selamanya kebaikan akan dibalas
dengan kebaikan juga. Nasihat tersebut membuat Ibu C 36 tidak berpikiran negatif kepada orang lain dalam menghadapi masalah. Hal yang diutamakan
adalah melakukan kebaikan dengan ikhlas. Ibu dari Ibu C 36 mendidik untuk menjadi perempuan yang prigel atau
trampil, perempuan yang bisa apa pun dan dibutuhkan kapan pun. Didikan
tersebut diinternalisasikan Ibu C dalam dirinya. Ibu C 36 menjadi perempuan yang prigel atau trampil dalam membantu keuangan keluarganya. Ibu C 36
memiliki usaha juga, baik bisnis online maupun bukan di luar bisnis yang dimiliki suaminya. Dalam hal memperlakukan anak-anaknya, kedua orangtua Ibu C 36
sangat menghargai adanya usaha yang dilakukan Ibu C 36. Setiap usaha yang berhasil dilakukan Ibu C 36 akan ada apresiasinya. Selain itu, kedua orangtua
Ibu C 36 yang berpedoman dengan agama membuat Ibu C 36 juga kuat dalam ajaran agamanya. Bagi Ibu C 36 orangtuanya tidak hanya memiliki dan
mendidik hal yang baik, namun menurutnya orangtua Ibu C 36 melakukan ketidakadilan kepada dirinya dan saudaranya. Ketidakadilan yang dilakukan
orangtua membuat dirinya kecewa dan sedih. Ibu C 36 mengakui memiliki kekurangan dalam dirinya. Ketidaksabaran
yang ada di dalam diri Ibu C 36 membuatnya selalu meginginkan segala hal segera diatasi. Keinginan yang terburu-buru ini dapat menimbulkan resiko, tetapi
Ibu C 36 akan bertanggung jawab menanggung apa pun resiko yang ada. Kekurangan lain yang dimiliki Ibu C 36 adalah kemampuan dirinya yang berani
langsung mengungkapkan perasaan. Ibu C 36 menganggap itu adalah kekurangan karena dirinya merasa berbeda dengan orang lain yang mampu kalem,
bisa menerima keadaan. Kesadaran Ibu C 36 terhadap dirinya beserta pengalaman-
pengalamannya membuat dirinya memiliki beberapa harapan. Ibu C 36 berharap dapat menjadi religius seperti kereligiusan kedua orangtuanya miliki. Harapan
yang lain yaitu berharap anaknya tidak merasakan ketidakadilan seperti yang Ibu
C 36 rasakan dahulu dari orangtuanya. Ibu C 36 belajar dari apa yang dirasakan dulu, kemudian sebisa mungkin bersikap adil kepada anaknya.
C. Analisis Data