Arketipe Dalam Pembentukan Konsep Diri

latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya. Mereka cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya. Karakteristik yang lain yaitu mereka tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi waktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi waktu sekarang. Mereka memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kegagalan atau kemunduran. Hal ini dikarenakan mereka sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya. Karakteristik lain orang yang memiliki konsep diri positif yaitu mereka mampu menyadari perasaan yang ada dalam dirinya. Mereka dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah. Di sisi lain, mereka sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula. Mereka mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi waktu.

5. Arketipe Dalam Pembentukan Konsep Diri

Arketipe adalah gambaran kuno yang berasal dari ketidaksadaran kolektif. Arketipe mempunyai dasar biologis tetapi asalnya terbentuk melalui pengulangan pengalaman dari para leluhur manusia Feist Feist, 2006. Arketipe ini bersama insting membantu dalam pembentukan kepribadian. Bentuk-bentuk dari arketipe menurut Jung Feist Feist, 2006 ada beberapa yaitu, persona yang merupakan sisi kepribadian yang ditunjukkan kepada dunia. Persona ini sama dengan pemakaian topeng oleh pemain dalam pentas panggung. Jung percaya bahwa setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh sosial agar diterima di masyarakat, akan tetapi jika seseorang terlalu identik dengan persona mereka maka akan kehilangan inner self dan akan lebih cenderung memenuhi lingkungan sosial. Kebalikan dari bentuk arketipe persona yaitu bayangan shadow yang merupakan akretipe dari kegelapan dan represi. Bentuk arketipe ini menggambarkan kualitas-kualitas yang tidak diakui keberadaannya serta berusaha disembunyikan keberadaannya dari diri sendiri dan orang lain. Bentuk arketipe yang lain adalah anima dan animus yang masing-masing dimiliki laki-laki dan perempuan. Bentuk arketipe yang dimiliki laki-laki yaitu anima karena anima merupakan sisi feminin dari laki-laki yang terbentuk dalam ketidaksadaran kolektif dan menetap di kesadaran. Jung percaya bahwa anima terbentuk dari pengalaman laki-laki dengan perempuan ibu, saudara, orang yang dicintai yang digabungkan untuk membentuk gambaran umum mengenai perempuan. Bentuk arketipe yang dimiliki perempuan adalah animus karena animus merupakan arketipe maskulin pada perempuan. Animus adalah simbol berpikir dan berlogika. Jung percaya bahwa animus bertanggung jawab untuk berpikir dan berpendapat pada perempuan. Bentuk arketipe lain yang dimiliki baik laki-laki maupun perempuan yang mengajarkan tentang kehidupan yaitu bentuk arketipe great mother dan wise old man. Great mother menampilkan dua dorongan yang berlawanan yaitu kesuburan dan pengasuhan di satu sisi dan di sisi lain adalah kekuatan dan menghancurkan. Sedangkan wise old man orang tua yang bijak merupakan arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan. Arketipe berikutnya merupakan arketipe yang menggambarkan diri individu yaitu hero dan self. Hero pahlawan merupakan arketipe yang direpresentasikan dalam mitologi dan legenda sebagai seseorang yang sangat kuat. Pahlawan dilihat sangat memukau seperti yang ada di TV, buku, dan film. Gambaran seperti itu dilihat juga sebagai model gambaran kepribadian yang ideal. Sedangkan arketipe self adalah arketipe dari semua arketipe karena semua arketipe bergabung menjadi satu dan bergabung dalam proses realisasi diri. Self sebagai arketipe disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan, kelengkapan, dan keutuhan. Self terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran pikiran dan hal tersebut menyatukan elemen-elemen yang saling bertentangan dari psike kekuatan laki-laki dan perempuan, kebaikan dan kejahatan, serta terang dan gelap.

C. Jawa