1. Ibu S 52
Ibu S 52 memiliki kenangan masa lalu yang selalu terkenang bersama keluarganya. Kebersamaan, dan kekeluargaan yang dirasakan bersama kakak,
adik, dan orangtuanya masih terasa. Bagi Ibu S 52, ibunya adalah sosok yang berperan dalam keluarga dan dapat dijadikan teladan. Kebijaksanaannya dalam
menengahi beda pendapat di dalam keluarga dan kegigihannya dalam membantu suami menopang perekonomian keluarga menjadi alasan Ibu S 52 mengatakan
ibunya sebagai teladan. Bahkan Ibu S 52 juga ikut membantu untuk menopang perekonomian keluarga. Setelah menikah Ibu S 52 memiliki kemampuan juga
untuk membantu perekonomian keluarga. Apa yang Ibu S 52 lihat ketika masih kecil diinternalisasikan dalam dirinya. Ibu yang mengutamakan kebaikan untuk
anaknya juga menjadi alasan sosok ibu sebagai teladan. Selain itu, ibu juga rendah hati kepada semua orang yang membuat dia dihormati banyak orang. Pengalaman
Ibu S 52 melihat ibunya dihormati banyak orang membuat dirinya merasa bertanggungjawab menjaga nama baik ibunya.
Ibu juga mendidik dan menasehati banyak hal, baik nilai atau prinsip Jawa maupun bukan. Didikan yang diberikan adalah selalu mengutamkan kejujuran dan
menjaga kerukunan, jangan membuat masalah atau pertengkaran. Didikan ibu ini membuat Ibu S 52 menjadi mampu melihat bahwa setiap orang memiliki
perbedaan. Namun, walaupun dididik untuk menjaga kerukunan tidak kemudian Ibu S 52 selalu bersikap diam agar tidak terjadi pertengkaran tetapi Ibu S 52
juga berani mengungkapkan ketidaksukaannya dan berpikiran panjang ke depan apa yang harus dilakukan. Ibu S 52 juga selalu mengingat nasihat yang diberikan
ibunya yaitu untuk jangan minder walaupun tidak punya tapi milikilah bekal kepinteran pasti akan dihargai oleh orang lain. Nasihat ini yang selalu diingat
sehingga menjadikan Ibu S 52 memiliki pandangan pendidikan penting. Segala didikan dan diri positif ibu menjadikan ibu adalah idola bagi Ibu S 52 dan Ibu S
52 memiliki rasa hormat dengan bertanggung jawab menjaga nama baik ibunya. Bagi Ibu S 52 semua pengorbanan yang sudah dilakukan ibunya sangat berarti.
Dari semua kebaikan dan didikan yang ada di dalam diri, ada nilai yang ditanamkan oleh ibu yang kurang bisa diterima oleh Ibu S 52 setelah
dipraktekan langsung yaitu didikan untuk menjaga keharmonisan dengan mengalah atau nrima. Didikan tersebut dilihat oleh Ibu S 52 sebagai kekurangan
karena sikap tersebut sudah diprotes oleh orang-orang terdekatnya. Ibu S 52 belajar tidak selalu harus mengalah karena nanti bisa jadi kalah sungguhan.
Mengalah dan nrima dilakukan Ibu S 52 pada situasi tertentu. Ibu S 52 juga menyadari memiliki kekurangan, tidak hanya memiliki
hal-hal baik yang dipelajari dari ibunya. Kemampuannya berpikiran panjang ke depan disadari Ibu S 52 terkadang menjadikan dirinya salah bersikap, menjadi
ragu-ragu dalam bertindak dan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dilihat merugikan bagi Ibu S 52. Ibu S 52 memiliki keinginan untuk memperbaiki
diri. Konsep diri Ibu S 52 yang positif membuat dia memiliki harapan
menjadi diri yang lebih baik untuk menghadapi kekurangan yang ada dalam dirinya. Harapan lainnya adalah Ibu S 52 mengharapkan anaknya memiliki
pendidikan yang lebih baik karena Ibu S 52 menyadari pentingnya pendidikan.
2. Ibu N 68