Definisi Konsep Diri Konsep Diri

Luhtanen Crocker, 1992 dalam Millon Lerner, 2003. Kemudian harga diri tidak hanya personal tetapi juga evaluasi diri dalam kelompok di mana individu berada.

2. Definisi Konsep Diri

Roger Patterson dalam Elkins, 1979 mengatakan bahwa konsep diri didefinisikan sebagai : “the organized, consistent conceptual Gestalt composed of characteritics of the ‘I’ or ‘me’ and the perceptions of the relationship of the ‘I’ or ‘me’ to others and to various aspects of life, together with the value attached to these perceptions.” Jadi konsep diri merupakan konsep Gestalt yang konsisten dan terorganisir yang terdiri dari ciri ‘I’ atau ‘me’ dan persepsi hubungan dari ‘I’ atau ‘me’ kepada orang lain dan berbagai aspek kehidupan lain yang bersama-sama dengan nilai melekat pada persepsi ini. Sedangkan Combs, dkk dalam Elkins 1979 menyebutkan “The self concept is meant all those aspects of the perceptual field to which we refer when we say ‘I’ or ‘me’” yang berarti konsep diri adalah semua aspek persepsi dimana kita lebih menggunakan “I” or “me”. Konsep diri hanya mencakup persepsi tentang diri yang tampaknya paling vital atau penting bagi individu sendiri Comb dan Snygg, 1959. Patterson dalam Elkins 1979 menyatakan bahwa beberapa teoritisi melihat ‘me’ berarti the self as object atau sering disebut konsep diri dan ‘I’ berarti the self as subject atau sering disebut ego. William D. Brooks 1974 mendefinisikan konsep diri adalah persepsi- persepsi fisik, sosial, dan psikologis dari diri kita yang berasal dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Anita Taylor et al 1977 mendefinisikan konsep diri sebagai semua yang dipikirkan dan dirasakan tentang diri, seluruh kepercayaan yang kompleks dan sikap yang dipegang tentang diri. Sedangkan menurut Allport dalam Schultz 1991 menyebutkan seorang psikolog humanistik mengubah konsep diri menjadi istilah proprium. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang yang terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Contohnya, individu yang sabar menghadapi anak kecil yang nakal adalah keunikan yang tidak semua orang miliki. Rogers Patterson dalam Elkins, 1979 menganggap konsep diri menjadi kesadaran seseorang, sedangkan diri mungkin termasuk aspek-aspek ketidaksadaran. Contohnya, seorang individu yang menyadari dirinya adalah seorang yang memiliki perhatian pada anak merupakan konsep diri yang dimiliki sedangkan siapa sesungguhnya diri berada dalam ketidaksadaran. Konsep diri menurut psikolog persepsi adalah organisasi persepsi tentang diri individu untuk menjadi siapa dirinya. Itu terdiri dari ribuan persepsi yang berbeda-beda dalam hal kejelasan, presisi, dan pentingnya dalam perekonomian seseorang Combs, dkk dalam Elkins, 1979. Contohnya, seorang individu yang mampu memahami orang lain, individu yang mampu melihat kekurangan dan kelebihan diri, individu yang mampu memahami bahwa dirinya dan orang lain itu berbeda. Bagi Epstein 1973 dalam memahami konsep diri adalah : “The self concept is a self theory. It is a theory that the individual has unwittingly constructed about himself as an experiencing, functioning individual, and it is part of a broader theory which he holds with respect to his entire range of significant experience.” Jadi konsep diri adalah sebuah teori tentang diri. Itu adalah sebuah teori bahwa individu tanpa disadari telah dibentuk tentang dirinya sebagai sebuah pengalaman, individu yang berfungsi, dan itu adalah bagian dari teori yang lebih luas dimana diri memegang seluruh pengalaman yang signifikan.

3. Pembentukan Konsep Diri