Ibu E 54 belajar banyak hal dari sifat yang dimiliki bapak. Kebijaksanaan dari bapak yang sering dialami Ibu E 54 membuat dia juga
bijaksana dalam menghadapai sesuatunya. Ibu E 54 melihat bapak yang bekerja keras dan posisi sebagai anak tertua membuat dirinya menjadi perempuan yang
mandiri dan berani. Sikap perhatian bapak kepada anaknya telah menyadarkan Ibu E 54 arti penting seorang anak. Bapak yang penyabar dan menjaga
keharmonisan menjadi contoh teladan bagi Ibu E 54 dalam menjaga keharmonisan. Tindakan konkrit yang dilakukan Ibu E 54 adalah dengan cara
bersikap sabar dan berpikir panjang dalam menghadapi masalah. Ibu E 54 juga menyadari ada kekurangan dalam dirinya. Ibu E 54
mengatakan bahwa dirinya orang yang minder di hadapan orang banyak. Ibu E 54 merasa kurang percaya diri untuk mengutarakan pendapatnya di hadapan
orang banyak, lebih banyak diam dan mendengarkan. Menurut Ibu E 54, mungkin karena pendidikannya yang kurang dibandingkan dengan adik-adiknya
jadi Ibu E 54 merasa minder. Di dalam keluarga adik-adiknya justru yang lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.
Kesadaran Ibu E 54 akan dirinya beserta pengalaman-pengalaman yang dialami membuat dia memiliki harapan anaknya tidak memiliki pengalaman yang
sama dengan dirinya dan memiliki kehidupan yang lebih baik.
4. Ibu L 56
Ibu L 56 merupakan perempuan yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Keceriaan yang dimiliki membuat Ibu L 56 disukai banyak
teman-temannya. Didikan orangtua untuk tidak membeda-bedakan teman
membuat Ibu L 56 mudah bergaul atau berteman. Ibu L 56 mengakui dirinya pintar dalam berteman, menurut dia pintarnya adalah dia memiliki dua kelompok
pertemanan, satu kelompok belajar dan satu lagi kelompok bermain. Di dalam hidup Ibu L 56 sosok yang mempengaruhi dalam diri atau yang
menjadi referensi Ibu L 56 adalah sosok bapak. Sosok bapak yang tidak memiliki musuh dan memprioritaskan pendidikan anaknya diinternalisasikan
dalam diri Ibu L 56. Ibu L 56 menjadi tidak suka mencari keributan dengan orang lain dan melakukan apa pun untuk pendidikan anaknya. Dalam
memprioritaskan anak, Ibu L 56 menyadari bahwa dirinya mungkin dilihat kurang adil kepada kedua anak-anaknya. Ibu L 56 berharap anaknya yang tertua
tidak cemburu karena perlakuan itu semua demi pendidikan mereka dan Ibu L 56 merasa sudah memperlakukan anaknya sama cuma karakter anaknya yang
berbeda. Sosok bapak juga mendidik kesederhanaan dan perlu adanya perjuangan
dalam hidup. Didikan tersebut bagi Ibu L 56 telah menyadarkan bahwa mencari uang itu tidak mudah. Ibu L 56 merasa bahwa didikan tersebut baik dan telah
membuat dirinya dan saudara-saudaranya sukses maka kemudian didikan tersebut diinternalisasikan dalam mendidik anaknya.
Adanya perjuangan, dan memperioritaskan pendidikan anaknya membuat Ibu L 56 menjadi perempuan yang memiliki pemikiran jauh ke depan untuk
mempersiapkan masa depan sekolah anaknya terutama yang jauh di Jerman. Ibu L 56 terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan anaknya dan tidak lupa Ibu L 56
juga berprinsip bahwa segalanya tidak akan terjadi tanpa adanya bantuan doa. Prinsip ini juga tidak terlepas dari didikan bapak dahulu.
Kesadaran diri Ibu L 56 terhadap segala pengalaman yang dia miliki membuatnya fokus hidupnya agar anak menjadi diri yang lebih baik. Ibu L 56
berharap anaknya hidup sederhana seperti dia dan memiliki pendidikan yang baik.
5. Ibu I 42