pengalaman, peristiwa, yang dialami partisipan atau informan. Penelitian ini ingin mengetahui dan memahami bagaimana konsep diri perempuan Jawa beserta
pembentukannya dan orientasinya dengan melihat pengalaman yang dimiliki perempuan Jawa.
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada melihat pembentukan dan orientasi konsep diri perempuan yang dalam budaya Jawa identik sebagai istri. Informan akan
diwawancara tentang pengalaman hidupnya untuk melihat bagaimana konsep dirinya. Kemudian informan ditanya mengenai sosok yang berpengaruh atau
berperan dalam hidupnya dan ditanya juga alasan memilih sosok itu serta bagaimana sosok itu bagi dirinya. Data yang nanti diperoleh kemudian akan
dianalisis menggunakan pendekatan Interpretative psychological Analysis dan dibahas dengan teori-teori yang mendukung.
C. Prosedur Penelitian
1. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah perempuan bersuku Jawa, berbudaya Jawa, dan tinggal di Provinsi Yogyakarta. Informan ini juga merupakan
perempuan yang berusia 30 tahun ke atas. Seorang perempuan dalam usia itu menurut Erikson sudah mulai masuk ke dalam tahap psikososial generativity dan
sudah meninggalkan tahap pencarian identitas, sehingga para informan cenderung sudah dapat melihat siapa dirinya. Selain itu, penelitian ini memilih informan
yang sudah berkeluarga atau menikah. Dalam budaya Jawa yang patriarkisme, perempuan identik dengan istilah istri atau perempuan yang sudah menikah.
Posisi perempuan yang sudah menikah memiliki pengalaman jauh lebih banyak dan lebih kompleks dibanding perempuan yang belum menikah. Dalam suatu
pernikahan seorang perempuan sudah memiliki tanggung jawab tidak hanya pada dirinya sendiri melainkan juga kepada suami dan anak-anaknya.
Jumlah dari informan yaitu 6 orang yang terdiri dari berbagai usia. Pengambilan jumlah informan bergantung pada kejenuhan data yang diperoleh
atau data temuan sudah saturasi. Kejenuhan atau saturasi data dilihat dari sudah tidak adanya variasi jawaban dari informan.
2. Metode Pengambilan Data
Data penelitian ini akan diperoleh dengan cara wawancara kepada informan. Wawancara merupakan salah satu bentuk pengambilan data yang
digunakan dalam paradigma kualitatif. Pertanyaan yang akan diajukan kepada partisipan berbentuk wawancara semi terstruktur.
Dalam melakukan wawancara semi terstruktur, peneliti menggunakan protocol guide interview sebagai bentuk dari penjadwalan atau penataan alur
wawancara. Tujuan dari pembuatan protocol guide interview atau penjadwalan wawancara seperti yang tertulis dalam Smith 2009 yaitu:
“The aim of developing a schedule is to facilitate a comfortable interaction with the participant which will, in turn, enable them to
provide a detailed account of the experience under investigation. Question should be prepared so that they are open and expansive;
the participant
should be encouraged to talk at length.”
Yang berarti bahwa tujuannya adalah memfasilitasi kenyamanan interaksi dengan informan dengan maksud agar informan menceritakan dengan detail
pengalamannya. Pertanyaan harus dipersiapkan sehingga mereka terbuka dan luas dalam bercerita yang berarti informan didorong untuk berbicara dalam durasi
yang panjang.
D. Analisis Data