2. Ibu N 68
Ibu N 68 adalah sosok perempuan yang disiplin akan segala hal. Kedisiplinan yang dimiliki Ibu N 68 adalah bentuk internalisasi dari sosok
bapak yang disiplin dan didikan seperti apa yang didapatkan dari sosok bapaknya. Sosok bapak adalah segalanya dan sosok yang sangat berarti dalam diri Ibu N
68. Semua didikan yang diberikan bapak bagi Ibu N 68 sangat berarti. Bapak adalah sosok yang sempurna bagi Ibu N 68. Bapak adalah tokoh idola bagi Ibu
N 68. Nilai-nilai yang diberikan bapak adalah didikan yang tegas, kasar, sangat
disiplin dan sangat menjunjung sikap hormat kepada orangtua. Didikan tersebut terkadang dianggap oleh Ibu N 68 menyusahkan tetapi juga diakui sangat
mempengaruhi hidupnya. Bapak yang memperlakukan anaknya tidak adil karena adanya perbedaan dalam setiap anak terkadang menyusahkan Ibu N 68 tetapi Ibu
N 68 tetap menganggap memberikan arti lain. Didikan-didikan dan perlakuan- perlakuan yang menyusahkan tersebut tidak dianggap negatif oleh Ibu N 68. Ibu
N 68 tetap melihat itu suatu proses pembelajaran. Ketidakadilan, kedisiplinan yang diterima bagi Ibu N 68 justru menjadikan dia memiliki daya juang untuk
membuktikan bahwa dirinya mampu. Ibu N 68 tidak marah atau menyalahkan dengan kondisi yang didapatkan. Ibu N 68 justru bersyukur dengan perlakuan
yang diberikan bapak, kalau bukan karena bapak yang memperlakukan tidak adil, tidak mungkin dirinya menjadi perempuan yang terampil mampu melakukan apa
pun. Pengalaman tersebut juga menyebabkan Ibu N 68 menjadi mampu memahami akan kondisi yang ada dan memahami bahwa setiap orang itu berbeda-
beda. Kemampuan memahami adanya perbedaan dalam setiap orang membuat Ibu N 68 memiliki banyak teman. Teman-teman Ibu N 68 menganggap bahwa Ibu
N 68 ini sebagai penyemangat dan penasihat yang baik. Bapak menddidik kepada anaknya untuk saling rukun, harmonis, dan
saling menyayangi. Hal ini yang membuat Ibu N 68 juga mengayomi kepada saudara-saudaranya. Bagi Ibu N 68 adik dan kakaknya nyaman untuk berkeluh
kesah kepada Ibu N. Mereka tergantung dan menyayangi Ibu N 68. Ibu N 68 juga merupakan orang yang berani dengan tegas mengatakan
salah jika memang itu salah dan berani menunjukkan seperti apa yang benar baik pada anak-anaknya maupun kepada orang lain, jadi tidak hanya asal menyalahkan
orang. Ibu N 68 belajar sikap itu dari ibunya yang dahulu sering melakukan itu kepada anaknya.
Ibu N 68 juga mengakui dirinya memiliki keburukan yaitu terkadang memiliki kecemburuan kepada orang lain yang lebih mampu. Kecemburuan itu
tidak kemudian dilihat menjadi negatif selalu oleh Ibu N 68 tetapi justru menyadarkan dia bahwa ini yang dia miliki dan tetap bersyukur dengan apa yang
dia miliki. Orientasi dari diri Ibu N 68 yang positif ini bukan bermaksud galak
tetapi dengan maksud mendidik karena Ibu N 68 merasa mampu memahami maksud baik dari didikan orangtuanya. Anak-anak Ibu N 68 sudah memahami
perilaku itu demi kebaikan anaknya. Ibu N 68 pun juga melakukan hal serupa kepada cucu-cucunya.
3. Ibu E 54