84
macam, yaitu bangunan asli Melayu dan bangunan modern. Kondisi bangunan permukiman pada Dusun 2 Desa Besilam Babussalam adalah sebagai berikut:
1. Bangunan asli Melayu
Rumah tinggal Melayu Sumatera Timur adalah jenis rumah panggung atau rumah berkolong dengan tiang-tiang yang tinggi. Tinggi tiang penyangga
ini berkisar antara dua sampai dua setengah meter Gambar 5.8.
Gambar 5.8 Rumah Tradisional Melayu Sumatera Timur
Sumber: Digambar ulang, 2014
2. Bangunan Modern
Bangunan modern adalah bangunan yang menggunakan material- material terbaru seperti beton dan keramik. Kondisi bangunan didirikan rapat
dan menapak pada tanah. Pada kawasan ini banyak sekali ditemukan bangunan yang mengadopsi gaya modern seperti pada Gambar 5.9.
Universitas Sumatera Utara
85
Gambar 5.9. Rumah Modern Sumber: Observasi di lapangan
Berdasarkan observasi di lapangan maka ditemukanlah tipologi bangunan rumah Melayu asli di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam. Karakteristik
bangunan pada Dusun 2 Desa Besilam Babussalam Langkat ini dapat diklasifikasikan ke dalam 10 tipe yang menyebar di dalam kampung tersebut
Gambar 5.10. Adapun pengklasifikasian tipologi rumah Melayu di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam Langkat berdasarkan teori Ryeung, S.2012 yang
menyatakan bahwa dalam menganalisis tipologi rumah Melayu diperlukan kajian terhadap tiga elemen bagian rumah yaitu bagian kaki bangunan, badan bangunan
dan kepala bangunan.
Universitas Sumatera Utara
86
Gambar 5.10 Tipologi Rumah di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam Sumber: Digambar Ulang, 2015
Universitas Sumatera Utara
87
Tipe 1
Gambar 5.11. Tipe 1 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipologi bangunan rumah Melayu pada tipe 1 terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kaki bangunan, bagian badan bangunan dan bagian kepala bangunan.
Pada rumah tipe 1 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1-1,5 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang utama yang menyokong
kerangka bangunan mulai dari bawah sampai ke atas. Tiang utama berbentuk empat persegi yang pangkalnya ditanamkan ke dalam tanah. Material dari tiang
utama berupa kayu damar laut Gambar 5.12.
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
88
Gambar 5.12. Tiang Utama pada Tipe 1 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen. Tetapi pada rumah tipe 1 ditemukan
tangga kombinasi. Yaitu tangga yang pada bagian bawahnya terbuat dari semen dan selanjutnya terbuat dari kayu. Tangga tersebut selalu dilengkapi dengan
pegangan tangga dan diberi kisi-kisi Gambar 5.13.
Tiang Utama dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Universitas Sumatera Utara
89
Gambar 5.13. Tangga Masuk pada Tipe 1 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 2 kelompok jendela dan 1 pintu masuk. Adapun jendela berbentuk
panel yang dilengkapi dengan ram-ram Gambar 5.14. Bahagian pintu terdiri dari dua buah daun pintu berbentuk panel yang masing-masing pintunya memiliki 3
buah pola segi empat. Sehingga secara keseluruhan daun pintunya memiliki 6 pola segi empat Gambar 5.15. Umumnya di bagian atas pintu dan jendela terdapat
lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk
setengah lingkaran. Pada rumah tipe 1 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang.
Pegangan Tangga
Anak Tangga
Universitas Sumatera Utara
90
Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan, sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan garis
horizontal. Terdapat kebiasaan masyarakat Melayu untuk tidak membiarkan tangga rumah mereka basah apabila hujan turun. Maka daripada itu diberi atap
penutup tangga. Terdapat dua jenis atap penutup tangga, yaitu atap penutup tangga dengan tiang dan atap penutup tangga yang tidak bertiang. Pada rumah tipe
1 ditemukan atap penutup tangga yang tidak bertiang. Bahagian atap pada rumah tipe 1 termasuk ke dalam atap melengkung atau atap
lentik Gambar 5.16. Atap untuk tipe 1 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material
atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.14. Jendela dengan Ram-Ram Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.15. Pintu Panel Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
91
Gambar 5.16. Atap Lentik pada Tipe 1 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipe 2
Gambar 5.17. Tipe 2 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Pada rumah tipe 2 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
92
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.18.
Gambar 5.18. Tiang Sokong pada Tipe 2 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen. Tetapi pada rumah tipe 1 ditemukan
tangga kombinasi. Yaitu tangga yang pada bagian bawahnya terbuat dari semen dan selanjutnya terbuat dari kayu. Tangga tersebut selalu dilengkapi dengan
pegangan tangga dan diberi kisi-kisi Gambar 5.19.
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
93
Gambar 5.19. Tangga Masuk pada Tipe 2 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 2 kelompok jendela dan 1 pintu masuk. Adapun jendela berbentuk
panel yang dilengkapi dengan ram-ram Gambar 5.20. Bahagian pintu terdiri dari dua buah daun pintu berbentuk panel Gambar 5.21. Umumnya di bagian atas
pintu terdapat lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang
berbentuk setengah lingkaran. Pada rumah tipe 2 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang.
Pegangan Tangga
Anak Tangga
Universitas Sumatera Utara
94
Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan. Terdapat kisi-kisi pada teras depan yang terbuat dari kayu dengan
motif ukiran kayu Gambar 5.22. Terdapat kebiasaan masyarakat Melayu untuk tidak membiarkan tangga rumah mereka basah apabila hujan turun. Maka
daripada itu diberi atap penutup tangga. Terdapat dua jenis atap penutup tangga, yaitu atap penutup tangga dengan tiang dan atap penutup tangga yang tidak
bertiang. Pada rumah tipe 2 ditemukan atap penutup tangga dengan tiang.
Gambar 5.22. Kisi-kisi Teras pada Tipe 2 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.20. Jendela dengan Ram-Ram Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.21. Pintu Panel Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
95
Bahagian atap pada rumah tipe 2 termasuk ke dalam atap bertingkat Gambar 5.23. Atap bertingkat berkonotasi pada payung yang bertingkat sebagai ciri
kebangsawanan Melayu. Atap untuk tipe 2 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan
material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.23. Atap Bertingkat pada Tipe 2 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipe 3
Gambar 5.24. Tipe 3 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
96
Pada rumah tipe 3 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.25.
Gambar 5.25. Tiang Sokong pada Tipe 3 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen Gambar 5.26.
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
97
Gambar 5.26. Tangga Masuk pada Tipe 3 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 2 kelompok jendela dan 1 pintu masuk. Kelompok jendela yang
pertama berbentuk panel yang dilengkapi dengan ram-ram Gambar 5.27. Kelompok jendela selanjutnya terdiri dari 4 kelompok segiempat gambar 5.28.
Bahagian pintu terdiri dari satu buah daun pintu berbentuk panel Gambar 5.29. Umumnya di bagian atas pintu dan jendela terdapat lubang angin atau ventilasi
yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada
rumah tipe 3 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang. Pada rumah tipe
Gambar 5.27. Jendela dengan Ram-Ram Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.28. Jendela dengan Ram-Ram Sumber: Digambar Ulang
Tangga Masuk Material Semen
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
98
3 ditemukan serambi depan yang diberi pintu, dimana bentuknya berbeda dari pintu biasa. Pintu pada serambi depan memiliki dua daun pintu yang tingginya
sama dengan tinggi terali atau kisi-kisi Gambar 5.30.
Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan. Terdapat kisi-kisi larik pada teras depan yang terbuat dari kayu-
kayu bulat yang dilarik dan dipasang jarang- jarang Gambar 5.31.
Gambar 5.31. Kisi-kisi Teras pada Tipe 3 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.29. Pintu Panel Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.30. Pintu pada Serambi Depan Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
99
Bahagian atap pada rumah tipe 3 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.32. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 3 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.32. Atap Tunggal pada Tipe 3 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipe 4
Gambar 5.33. Tipe 4 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
100
Pada rumah tipe 4 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1-1,5 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.34.
Gambar 5.34. Tiang Sokong pada Tipe 4 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen. Tetapi pada rumah tipe 4 ditemukan
tangga kombinasi. Yaitu tangga yang pada bagian bawahnya terbuat dari semen dan selanjutnya terbuat dari kayu. Tangga tersebut selalu dilengkapi dengan
pegangan tangga dan diberi kisi-kisi Gambar 5.35.
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
101
Gambar 5.35. Tangga Masuk pada Tipe 4 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 3 kelompok jendela. Adapun jendela berbentuk panel yang terbuat dari
material papan Gambar 5.36. Bahagian jendela terdiri dari susunan 4 buah papan pola segi empat. Umumnya di bagian atas jendela terdapat lubang angin atau
ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada
rumah tipe 4 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang. Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan,
sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan garis horizontal.
Tangga Masuk Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
102
Gambar 5.36. Jendela Papan pada Tipe 4 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bahagian atap pada rumah tipe 4 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.37. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 4 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.37. Atap Tunggal pada Tipe 4 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
103
Tipe 5
Gambar 5.38. Tipe 5 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Pada rumah tipe 5 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.39.
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
104
Gambar 5.39. Tiang Sokong pada Tipe 5 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen Gambar 5.40.
Gambar 5.40. Tangga Masuk pada Tipe 5 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 1 kelompok jendela. Adapun jendela berbentuk panel. Bahagian
jendela terdiri dari empat buah daun jendela berbentuk panel yang masing-masing
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Tangga Masuk Material Semen
Universitas Sumatera Utara
105
jendelanya memiliki 2 buah pola segi empat. Sehingga secara keseluruhan jendelanya memiliki 8 pola segi empat Gambar 5.41.
Gambar 5.41. Jendela Panel pada Tipe 5 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Umumnya di bagian atas jendela terdapat lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen pintu. Lubang angin ini ada yang
berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada rumah tipe 5 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang Gambar 5.42.
Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan, sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan garis
horizontal.
Gambar 5.42. Lubang Angin pada Tipe 5 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
106
Bahagian atap pada rumah tipe 5 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.43. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 5 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.43. Atap Tunggal pada Tipe 5 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipe 6
Gambar 5.44. Tipe 6 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
107
Pada rumah tipe 6 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1-1,5 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.45.
Gambar 5.45. Tiang Sokong pada Tipe 6 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen. Tetapi pada rumah tipe 1 ditemukan
tangga kombinasi. Yaitu tangga yang pada bagian bawahnya terbuat dari semen dan selanjutnya terbuat dari kayu Gambar 5.46.
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
108
Gambar 5.46. Tangga Masuk pada Tipe 6 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 2 kelompok jendela dan 1 pintu masuk. Kelompok jendela yang
pertama berbentuk panel yang terdiri dari 4 daun jendela Gambar 5.47. Kelompok jendela selanjutnya berbentuk panel yang terdiri dari 2 daun jendela
Gambar 5.48.
Bahagian pintu terdiri dari 1 buah daun pintu berbentuk panel Gambar 5.49. Umumnya di bagian atas pintu dan jendela terdapat lubang angin atau ventilasi
Gambar 5.47. Jendela dengan Ram-Ram Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.48. Jendela dengan Ram-Ram Sumber: Digambar Ulang
Tangga Masuk Material Kayu
Pondasi Batu Tangga Masuk
Material Semen
Universitas Sumatera Utara
109
yang penempatannya menyatu dengan kusen pintu. Lubang angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada
rumah tipe 1 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang. Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan,
sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan garis horizontal.
Gambar 5.49. Pintu Panel pada Tipe 6 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bahagian atap pada rumah tipe 6 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.50. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 6 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Universitas Sumatera Utara
110
Gambar 5.50. Atap Tunggal pada Tipe 6 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipe 7
Gambar 5.51. Tipe 7 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Pada rumah tipe 7 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
111
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.52.
Gambar 5.52. Tiang Sokong pada Tipe 7 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen Gambar 5.53
Gambar 5.53. Tangga Masuk pada Tipe 7 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Bata
Tangga Masuk Material Semen
Universitas Sumatera Utara
112
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 1 kelompok jendela Gambar 5.54. Adapun jendela berbentuk panel
yang terdiri dari dua buah daun jendela. Umumnya di bagian atas jendela terdapat lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang
angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada rumah tipe 7 ditemukan lubang angin berbentuk persegi
panjang. Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun kasih yang terbuat dari material papan, sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan
garis vertikal.
Gambar 5.54. Jendela Panel pada Tipe 7 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
113
Bahagian atap pada rumah tipe 7 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.55. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 7 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.55. Atap Tunggal pada Tipe 7 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tipe 8
Gambar 5.56. Tipe 8 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
114
Pada rumah tipe 8 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.57.
Gambar 5.57. Tiang Sokong pada Tipe 8 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen Gambar 5.58
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
115
Gambar 5.58. Tangga Masuk pada Tipe 8 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 2 kelompok jendela Gambar 5.59. Adapun jendela berbentuk panel
yang terdiri dari dua buah daun jendela. Umumnya di bagian atas jendela terdapat lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang
angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada rumah tipe 8 ditemukan lubang angin berbentuk persegi
panjang. Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan, sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan
garis horizontal.
Tangga Masuk Material Semen
Universitas Sumatera Utara
116
Gambar 5.59. Jendela Panel pada Tipe 8 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bahagian atap pada rumah tipe 8 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.60. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 8 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.60. Atap Tunggal pada Tipe 8 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
117
Tipe 9
Gambar 5.61. Tipe 9 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Pada rumah tipe 9 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 1 meter. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang
biasanya berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi
menopang bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.62.
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
118
Gambar 5.62. Tiang Sokong pada Tipe 9 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen Gambar 5.63.
Gambar 5.63. Tangga Masuk pada Tipe 9 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut Lantai Utama
Pondasi Batu
Tangga Masuk Material Semen
Universitas Sumatera Utara
119
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari 2 kelompok jendela dan 1 pintu masuk. Adapun jendela berbentuk
panel yang terbuat dari material papan Gambar 5.64 dan Gambar 5.65.
Bahagian pintu terdiri dari satu buah daun pintu berbentuk panel yang terbuat dari material papan Gambar 5.66. Umumnya di bagian atas pintu dan jendela
terdapat lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen. Lubang angin ini ada yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang
berbentuk setengah lingkaran. Pada rumah tipe 9 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang. Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun
sirih yang terbuat dari material papan, sehingga secara visual bahagian ini terlihat seperti susunan garis horizontal.
Gambar 5.64. Jendela Panel Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.65. Jendela Panel Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
120
Gambar 5.66. Pintu Panel pada Tipe 9 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bahagian atap pada rumah tipe 9 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.67. Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk
tipe 9 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu, rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.67. Atap Tunggal pada Tipe 9 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
121
Tipe 10
Gambar 5.68. Tipe 10 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Pada rumah tipe 10 bagian kaki bangunan berupa rumah panggung setinggi 50 cm. Pada bagian kaki bangunan terdapat tiang sokong atau tongkat yang biasanya
berpenampang lebih kecil dari tiang utama, dan dasarnya diletakkan di atas umpak atau pondasi batu. Tiang tongkat atau tiang sokong ini berfungsi menopang
bantalan lantai atau gelegar. Material dari tiang sokong atau tongkat ini berupa kayu damar laut Gambar 5.69.
Atap Bangunan
Dinding Bangunan
Kaki Bangunan
Universitas Sumatera Utara
122
Gambar 5.69. Tiang Sokong pada Tipe 10 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Untuk mencapai ruang dalam bangunan penghuni menggunakan tangga sebagai akses untuk masuk. Umumnya anak tangga berjumlah ganjil karena adanya
kepercayaan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga ini selalu ditempatkan di atas lantai dasar dengan material semen. Tetapi pada rumah tipe 10 ditemukan
tangga kombinasi. Yaitu tangga yang pada bagian bawahnya terbuat dari semen dan selanjutnya terbuat dari kayu. Tangga tersebut selalu dilengkapi dengan
pegangan tangga dan diberi kisi-kisi Gambar 5.70.
Tiang Sokong dengan Material
Damar Laut
Pondasi Batu
Universitas Sumatera Utara
123
Gambar 5.70. Tangga Masuk pada Tipe 10 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bagian badan bangunan cenderung secara visual berbentuk segi empat yang terdiri dari satu buah pintu masuk.. Bahagian pintu terdiri dari dua buah daun
pintu berbentuk panel. Umumnya di bagian atas pintu terdapat lubang angin atau ventilasi yang penempatannya menyatu dengan kusen pintu. Lubang angin ini ada
yang berbentuk persegi panjang dan ada pula yang berbentuk setengah lingkaran. Pada rumah tipe 10 ditemukan lubang angin berbentuk persegi panjang Gambar
5.71.
Tangga Masuk Material Semen
Tangga Masuk Material Kayu
Universitas Sumatera Utara
124
Gambar 5.71. Pintu Panel pada Tipe 10 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Bahagian dinding bangunan berbentuk dinding susun sirih yang terbuat dari material papan. Pada dinding bangunan tipe 10 rumah Melayu ditemukan
beberapa ornamen Melayu. Ornamen tersebut di antaranya ukiran daun sayap dan Bunga Tepung Talam Gambar 5.72 dan Gambar 5.73.
Gambar 5.72. Ornamen Daun Sayap Sumber: Digambar Ulang
Gambar 5.73. Ornamen Bunga Tepung Talam Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
125
Terdapat kebiasaan masyarakat Melayu untuk tidak membiarkan tangga rumah mereka basah apabila hujan turun. Maka daripada itu diberi atap penutup tangga.
Terdapat dua jenis atap penutup tangga, yaitu atap penutup tangga dengan tiang dan atap penutup tangga yang tidak bertiang. Pada rumah tipe 10 ditemukan atap
penutup tangga dengan tiang. Bahagian atap pada rumah tipe 10 termasuk ke dalam atap tunggal Gambar 5.74.
Atap tunggal merupakan atap yang muncul dari satu kerangka atap. Atap untuk tipe 10 rumah Melayu ini menggunakan material seng. Namun pada masa dahulu,
rumah tradisional Melayu menggunakan material atap rumbia atau atap nipah.
Gambar 5.74. Atap Tunggal pada Tipe 10 Rumah Melayu Sumber: Digambar Ulang
Universitas Sumatera Utara
126
Adapun klasifikasi tipologi rumah tinggal Melayu di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam Langkat secara ringkas ditunjukkan pada tabel 5.2 di bawah
ini.
Tabel 5.2 Tipologi Bangunan Rumah Melayu di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam Langkat
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 1
- Rumah panggung - Terdapat tiang
utama berbentuk empat persegi
panjang - Tangga kombinasi
dengan pegangan tangga dan diberi
kisi-kisi - Dinding susun
sirih dengan material papan
- 1 buah pintu panel dan 2
buah jendela dengan bentuk
panel yang dikombinasi
dengan ram- ram
- Atap penutup tangga tidak
bertiang - Atap lentik
- Material atap menggunakan
seng
Universitas Sumatera Utara
127
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 2
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga kombinasi
dengan pegangan tangga dan diberi
kisi-kisi - Dinding susun
kasih dengan material papan
- 1 buah pintu panel dan 2
buah jendela bentuk panel
dengan ram- ram
- Kisi-kisi pada teras depan
dengan motif ukiran kayu
- Atap bertingkat - Material atap
menggunakan seng
Universitas Sumatera Utara
128
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 3
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga sebagai
akses masuk - Dinding susun
sirih dengan material papan
- 1 buah pintu panel dan 2
buah jendela bentuk panel
dengan ram- ram
- Terdapat pintu pada serambi
depan - Terdapat kisi-
kisi larik pada teras depan
- Atap tunggal - Material atap
menggunakan seng
Universitas Sumatera Utara
129
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 4
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga kombinasi
dengan pegangan tangga dan diberi
kisi-kisi - Dinding susun
sirih dengan material papan
- Terdapat 3buah jendela dengan
bentuk panel - Atap tunggal
- Material atap menggunakan
seng
Tipe 5
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga sebagai
akses masuk dengan material
semen - Dinding susun
sirih dengan material papan
- 1 buah pintu panel dan 2
buah jendela bentuk panel
dengan ram- ram
- Atap tunggal - Material atap
menggunakan seng
Universitas Sumatera Utara
130
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 6
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga kombinasi
dengan pegangan tangga dan diberi
kisi-kisi - Dinding susun
sirih dengan material papan
- 2 buah jendela bentuk panel
- Atap tunggal - Material atap
menggunakan seng
Tipe 7
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga sebagai
akses masuk dengan material
semen - Dinding susun
kasih dengan material papan
- 1 buah jendela bentuk panel
- Atap tunggal - Material atap
menggunakan seng
Universitas Sumatera Utara
131
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 8
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga sebagai
akses masuk dengan material
semen - Dinding susun
sirih dengan material papan
- 2 buah jendela bentuk panel
- Atap tunggal - Material atap
menggunakan seng
Tipe 9
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga kombinasi
dengan pegangan tangga dan diberi
kisi-kisi - Dinding susun
sirih dengan material papan
- Terdapat 1 buah pintu
panel dan 2 buah jendela
dengan bentuk panel yang
terbuat dari material papan
- Atap tunggal - Material atap
menggunakan seng
Universitas Sumatera Utara
132
Tipologi Bangunan Bagian Kaki
Bagian Badan Bagian Kepala
Tipe 10
- Rumah panggung - Terdapat tiang
sokong - Tangga kombinasi
dengan pegangan tangga dan diberi
kisi-kisi - Dinding susun
sirih dengan material papan
- Terdapat 1 buah pintu
masuk dengan bentuk panel
- Terdapat ornamen
Melayu berupa ukiran Daun
Sayap dan Bunga Tepung
Talam - Atap tunggal
- Material atap menggunakan
seng
Berdasarkan kondisi permukiman di masa sekarang dapat terlihat bahwa permukiman di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam khususnya rumah-rumah
tradisional sudah sangat sedikit. Kondisi ini tidak terlepas dari perubahan pola hidup masyarakat yang menuntut penyesuaian konsep hunian atau tempat tinggal
Universitas Sumatera Utara
133
yang mengakomodasi kebutuhan penghuninya pada saat sekarang ini. Pada Dusun 2 Desa Besilam Babussalm ditemukan 10 karakteristik rumah Melayu. Dimana
menurut Husny 1976, karakteristik rumah Melayu dipengaruhi oleh aspek iklim setempat dan syariat agama. Pengaruh iklim dimanifestasikan dalam bentuk
rumah berkolong atau panggung dengan tiang-tiang yang tinggi serta ditunjukkan dengan adanya banyak jendela yang ukurannya hampir sama dengan pintu.
Banyaknya jendela dan lubang angin bertujuan untuk memberi udara dan cahaya yang cukup bagi penghuninya. Sementara syarat agama Syariat Islam
mempengaruhi arsitektur Melayu, diantaranya berupa pemisahan ruang lelaki dan ruang perempuan Sinar, 1993. Juga terlihat dari ukiran-ukiran dinding dan tiang
yang menghindari motif hewan ataupun manusia. Motif yang digunakan adalah motif berbentuk bunga, daun dan buah serta sulur-sulurannya Husny, M. L.,
1976. Bahan bangunan yang digunakan dalam pembuatan rumah Melayu Sumatera Timur masih terbuat dari kayu dan atapnya masih menggunakan rumbia.
Namun pada masa sekarang ini bahan penutup atap yang semula menggunakan rumbia atau daun nipah diganti dengan menggunakan seng. Hal ini terjadi karena
bahan rumbia lebih mudah bocor dan harus sering diganti secara berkala setiap 2- 3 tahun sekali. Menurut Sinar 1993, bahwa kayu untuk rumah berasal dari kayu
yang tahan lama dan tahan air. Jenis-jenis kayu yang digunakan antara lain kayu cengal, merbau, damar laut, kulim, petaling, cingkam, damuli, lagan dan
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
134
5.3.2. Tipologi Jalan