53
campuran beton tumbuk. Sebagian besar bangunan rumah tinggal tidak dilengkapi dengan teras sebagai ruang transisi ruang peralihan, dan
bukaan-bukaan yang dibuat pada umumnya tanpa perencanaan yang baik dan kurang mempertimbangkan faktor kesehatan.
Dari segi mata pencaharian masyarakat suku Melayu di Dusun 2 Desa Besilam Babussalam pada umumnya bertani atau bercocok tanam.
Kebiasaan hidup berkelompok berdasarkan kekerabatan masih mewarnai kehidupan organisasi sosial, politik dan kebudayaan. Kegiatan budaya
yang masih sering dilakukan dan dianggap tidak bertentangan dengan ajaran Islam yaitu dalam bentuk upacara perkawinan. Karena dalam
kehidupan masyarakat Dusun 2 ini, peran Islam sangat dominan. Hal ini ditandai dengan keberadaan mandarsah sebagai tempat kegiatan
peribadatan, sekaligus pengikat silaturrahim antar masyarakat.
4.3. Karakteristik Permukiman Masyarakat Melayu Dusun 2 Desa
Besilam Babussalam
Pada umumnya pola permukiman suku Melayu Dusun 2 Desa Besilam Babussalam hampir sama dengan suku Melayu Sumatera Timur.
Penduduk mendirikan rumah secara berkelompok. Rumah-rumah penduduk berada di antara jalan raya atau jalan setapak, tetapi ada juga
yang letaknya tidak beraturan. Pola permukiman etnik Melayu terbentuk dengan adanya jalan besar, sungai, pohon-pohon, bambu atau pohon
Universitas Sumatera Utara
54
kelapa sebagai batas kelurahan. Lapangan dan masjid sebagai tempat berkumpul masyarakat biasanya terdapat pada pusat desa. Apabila terjadi
sesuatu di lingkungan sekitar maka dibahas dengan musyawarah.
a. Kondisi Lingkungan Permukiman
Kondisi lingkungan permukiman Dusun 2 Desa Besilam Babussalam didominasi oleh permukiman rumah tinggal. Struktur
permukiman terbentuk dari unit-unit rumah tinggal yang dikelilingi oleh ruang terbuka dan jalan sekitar yang berfungsi sebagai akses utama.
Jalan Utama Kawasan
Jalan utama pada kawasan permukiman Desa Besilam Babussalam merupakan jalur utama yang digunakan sebagai akses ke pusat kota dan
tempat lain di sekitar kawasan tersebut. Lebar jalan utama sekitar 6-8 m, di antara kedua sisinya terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang cacat.
Umumnya bangunan menghadap jalan utama dalam posisi tegak lurus, namun ada pula yang agak menyimpang dari ketentuan di atas. Hal ini
sering terjadi karena diakibatkan adanya pembangunan rumah terlebih dahulu, baru kemudian dibuatkan jalur penghubung.
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 4.3. Kondisi Jalan Utama
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Jalan Lingkungan
Jalan-jalan lingkungan pada kawasan permukiman umumnya berbentuk percabangan pertigaanperempatan dengan jalan utama.
Fungsi jalan tersebut sebagai jalan lokal, yakni sebagai penghubung antara unit-unit rumah tinggal yang ada. Akibatnya kondisi jalannya terbuat dari
beton tumbuk atau masih tanah asli, dengan lebar jalan ±2,00 m.
Gambar 4.4. Kondisi Jalan Lingkungan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
56
Fasilitas Umum
Fasilitas ruang terbuka bersama public open space, umumnya terdapat pada setiap unit hunian berupa halaman rumah tinggal dan jalan,
yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan interaksi, memelihara binatang peliharaan atau berkebun Gambar 4.5. Jalan selain berfungsi
sebagai akses juga merupakan ruang publik. Fasilitas lain yang terdapat pada lingkungan permukiman adalah mandarsah Gambar 4.6, makam
Gambar 4.7 dan tambak Gambar 4.8 yang terletak pada jalan utama.
Gambar 4.5. Ruang Terbuka pada Rumah Tinggal
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
57
Gambar 4.6. Mandarsah
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4.7. Makam Tuan Guru
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
58
Gambar 4.8. Tambak Ikan
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pola permukiman Melayu yang menonjol pada kawasan ini adalah
kesatuan rumah tinggal, jalan utama, jalan lingkungan sebagai ruang publik pada kawasan. Pengelompokan rumah tinggal terjadi baik pada
jalan utama maupun pada jalan lingkungan. Orientasi bangunan umumnya ke arah jalan sebagai akses, kelompok rumah dibatasi dengan pagar atau
tanpa pagar sebagai batas kepemilikan.
Gambar 4.9. Orientasi Kelompok Rumah Tinggal
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Universitas Sumatera Utara
59
Hirarki lingkungan permukiman yang terbentuk adalah jalan utama, jalan lingkunganlokal serta lingkungan rumah tinggal dilengkapi oleh
beberapa fasilitas umum lingkungan yang belum memadai. Jalan utama merupakan ruang yang bersifat publik, sedangkan jalan lingkunganlokal
dan fasilitas lingkungan, bersifat semi publik, serta lingkungan hunian merupakan ruang-ruang privat.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB V KAJIAN TIPOLOGI PERMUKIMAN DESA BESILAM BABUSSALAM
5.1. Kajian Sejarah Tumbuhnya Permukiman Desa Besilam Babussalam
Permukiman merupakan suatu proses dimana awalnya manusia berkumpul dan tinggal bersama pada tempat-tempat tertentu Marpaung dan Alip, 2009.
Kemudian manusia tersebut hidup secara kelompok yang didasari oleh hubungan kekerabatan, status kemasyarakatan ataupun pekerjaan yang sama. Seiring dengan
berjalannya waktu, maka terbentuklah suatu area hunian dengan latar belakang masyarakat yang beragam. Proses terbentuknya suatu area hunian manusia terjadi
melalui proses yang panjang. Proses inilah yang dinamakan sejarah atau asal usul terjadinya suatu permukiman. Sejarah mempunyai peran penting dalam
menjelaskan suatu kronologis peristiwa yang terjadi, dimana selalu ada kesinambungan antara kejadian sebelumnya dengan kejadian selanjutnya.
Menurut Kevin Lynch, bentuk permukiman terjadi sangat didukung oleh fungsi utamanya. Fungsi utama tersebut dipengaruhi oleh ide-ide masyarakat yang
menghuni suatu permukiman. Ide-ide tersebut selalu dilatar belakangi oleh peristiwa-peristiwa yang menjadi basis terciptanya suatu bentuk Kostof,
1991:12.
Universitas Sumatera Utara