7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Permukiman merupakan tempat dimana masyarakat terintegrasi dalam satu kesatuan dan terjadi hubungan kerja sama demi memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Bab ini akan membahas tinjauan pustaka yang mendukung pembahasan penelitian ini, antara lain: asal usul terbentuknya permukiman, tipologi
permukiman dan permukiman etnik Melayu yang nantinya akan menjadi landasan dalam studi kasus penelitian ini sendiri.
2.1. Terbentuknya Suatu Permukiman
Permukiman merupakan suatu proses dimana awalnya manusia berkumpul dan tinggal bersama pada tempat-tempat tertentu Marpaung dan Alip, 2009
Kemudian manusia tersebut hidup secara berkelompok yang didasari oleh hubungan kekerabatan, status kemasyarakatan ataupun pekerjaan yang sama.
Seiring dengan berjalannya waktu, maka terbentuklah suatu area hunian dengan latar belakang masyarakat yang beragam. Proses terbentuknya suatu area hunian
manusia terjadi melalui proses yang panjang. Proses inilah yang dinamakan sejarah atau asal usul terjadinya suatu permukiman. Sejarah mempunyai peran
penting dalam menjelaskan suatu kronologis peristiwa yang terjadi, dimana selalu ada kesinambungan antara kejadian sebelumnya dengan kejadian selanjutnya.
Menurut Kevin Lynch, bentuk permukiman terjadi sangat didukung oleh fungsi utamanya. Fungsi utama tersebut dipengaruhi oleh ide-ide masyarakat yang
menghuni suatu permukiman. Ide-ide tersebut selalu dilatarbelakangi oleh
Universitas Sumatera Utara
8
peristiwa-peristiwa yang menjadi basis terciptanya suatu bentuk Kostof, 1991. Terbentuknya suatu permukiman tidak terlepas dari tokoh dibalik pendirinya.
Pendiri atau pencipta suatu permukiman bisa berasal dari kalangan apapun. Militer, pejabat pemerintahan, pengusaha, peneliti, penjajah maupun tokoh agama
bisa dikategorikan pendiri suatu permukiman Kostof, 1991 : 12. Seperti yang dilakukan Olmsted pada tahun 1869 dalam merancang
kawasan desa Riverside di Kota Illinois, Amerika Serikat Gambar 2.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa Olmsted merancang suatu tapak yang tadinya
terlihat rata menjadi sesuatu yang berkarakter. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari pola sirkulasi jalannya yang berliku dan penyusunan blok-blok yang memiliki
ciri khas dari kawasan tersebut. Penyusunan blok-blok dan pola sirkulasi jalan yang berliku memberikan kesan romantis sehingga membuat kawasan tersebut
memiliki keunikan. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa seorang arsitek dalam merancang suatu kawasan harus memiliki dasar pemikiran. Begitu juga halnya
dengan masyarakat yang menciptakan suatu area hunian yang menjadi tempat tinggal mereka. Suatu bentuk kawasan ataupun permukiman yang diciptakan oleh
seseorang haruslah memiliki dasar pemikiran yang dapat membuat kawasan tersebut memiliki ciri khas.
Universitas Sumatera Utara
9
Gambar 2.1. Rancangan tapak permukiman desa Riverside, Illinois
Sumber: http:www.fredericklawolmsted.comriverside.html
2.2. Permukiman yang Tumbuh secara Tidak Terencana