Perundang-undanganPeraturan Daerah di Bidang Peternakan Khususnya Sapi Potong.

6.3.4. Perundang-undanganPeraturan Daerah di Bidang Peternakan Khususnya Sapi Potong.

Pemprov Jatim telah mematenkan Sapi Madura sebagai galur murni. Kementrian Pertanian telah menyetujui hak paten untuk sapi Madura sehingga dengan keluarnya hak paten terhadap spesies Sapi Madura berarti ada pengakuan secara nasional. Sapi Madura juga merupakan sapi potong yang dilindungi keberadaannya di pulau Madura. Mengacu kepada Lembaran Negara Staadblad No.226 tahun 1923, No.1465 tahun 1925, No. 368 tahun 1927, No. 57 tahun 1934 dan No. 115 tahun 1937; serta tersirat didalam UU Nomor 6 tahun 1967 tentang pokok-pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan. Peraturan-peraturan tersebut menyebutkan antara lain ditetapkan bahwa pulau Madura sebagai tempat pengembangan murni purebred untuk sapi Madura, pelarangan keluar dan masuknya jenis sapi lain dari pulau, pengeluaran dapat dilakukan dengan syarat khususnya diberikan bagi sapi yang tidak produktif atau bukan sebagai bibit. Kebijakan untuk kepentingan yang khusus maka pengeculian hanya dapat diberikan oleh Menteri Pertanian dengan pengawasan yang ketat dan terjamin tidak akan terjadi pencemaran kemurnian sapi di lingkungannya. Konsistensi penerapan peraturan tersebut sebagai salah satu faktor yang dapat menyebabkan kemajuan atau kemerosotan sumberdaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber genetik sapi Madura di habitat aslinya pulau Madura, Jangka panjangnya kemungkinan untuk mendapatkan sapi yang baik, murni, dengan produktivitas tinggi justru “berada diluar” pulau Madura. Kebijakan Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur Nomor : 5244352117.042001, tanggal 16 Nopember 2001 dalam rangka pemberdayaan, pelestarian dan grading up sapi Madura dengan sapi bangsa Bos taurus yang berwarna merah dengan syarat antara lain minat masyarakat dan wilayah yang berkecukupan pakan atau peternak mampu, dengan acuan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 208KptsDT21042001, tanggal 4 April 2001, tentang Pedoman Pembibitan Ternak Nasional.. Sedangkan untuk pemurnian akan dikembangkan di kepulauan sekitar Pulau Madura, sesuai dengan surat tanggapan dari Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Nomor: LB.410.806.9.410 tertanggal 1 Juni 1998 terlampir. Dengan adanya surat tanggapan diatas lampiran 3 akan berdampak pada pemuliabiakan dengan wilayah pengembangan yang relatif kecil baik wilayah dan populasinya. Pada akhirnya akan memberikan dampak yang lebih mengenaskan bagi sapi Madura sebagai sapi indigenus kebanggan bangsa, karena dengan wilayah yang kecil resiko terhadap terjadinya inbreeding lebih besar. Sehingga perlu adanya jaminan tidak akan terjadi pencemaran terhadap “breed” ternak murni. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Sedangkan Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan yang terkait bidang peternakan yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 4 tahun 1999, tentang Retribusi Rumah Potong Hewan dan Peraturan Daerah No. 14 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan.

6.3.5. Analisis SWOT Untuk UpayaStrategi Pengembangan Agribisnis Peternakan Kabupaten Pamekasan