sebesar 10,1 kgkptth Dirjen Peternakan, 2009, maka tingkat konsumsi daging di Kabupaten Pamekasan cukup tinggi.
Dari pembahasan diatas, kondisi terkini keragaan agribisnis sudah cukup mendukung pengembangan bisnis penggemukan sapi di
Kabupaten Pamekasan, namun, diperlukan integrasi vertikal yang kondusif untuk mendukung usaha peternakan sapi potong rakyat. Untuk
mencapai kondisi yang demikian diperlukan dorongan dan fasilitas pemerintah untuk terwujudnya system kelembagaan agribisnis sapi potong
melalui asosiasi-asosiasi peternak, industri pakan skala kecil dan menengah di pedesaan yang benar-benar berorientasi komersial dan
mampu bersinergi antar subsistem agribisnis yang ada.
6.2. Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong Skala Rumah Tangga
6.2.1. Kelayakan Ekonomi
Salah satu indikator kelayakan ekonomi usahatani skala rumah tangga adalah dengan menghitung Pendapatan Bersih
Usahatani Net Farm Income. Menurut Kay 1988 dalam Soekardono 2009, pendapatan bersih usahatani adalah
pendapatan bersih tunai ditambah dengan nilai-nilai komponen bukan tunai non cash, seperti penyusutan, perubahan investasaris
dan nilai produk yang dikonsumsi keluarga. Pendapatan Bersih Usahatani selain menunjukkan keuntungan kegiatan usahatani,
juga menunjukkan imbalan return kepada pemilik untuk tenaga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
sendiri dan keluarga, manajemen dan modal yang digunakan dalam usahatani. Pendapatan Bersih Usahatani adalah selisih
antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Simbol yang digunakan untuk pendapatan bersih usaha
tani dapat ditulis : NFI = GFI – TFC, dimana NFI = net farm income,
GFI = gross farm income nilai total usahatani baik yang dijual maupun yang tidak dijual dan TFC = total farm cost biaya total
usahatani. Pada usaha penggemukan sapi di lokasi penelitian,
perhitungan pendapatan usahatani sebagai berikut tabel 10, dimana untuk skala usaha 2,84 ekor, dengan lama pemeliharaan
4,52 bulan, menghasilkan keuntungan Rp. 336,850,- tiga ratus tigapuluh enam ribu delapan ratus lima puluh ribu rupiah atau Rp.
74,524,- sedangkan keuntungan menurut persepsi peternak yaitu berupa keuntungan tunai sebesar Rp. 1,284,592,- satu juta dua
ratus delapan puluh empat ribu lima ratus sembilan puluh dua rupiah atau Rp. 284,202,- bulan, hal ini sangat jauh dari harapan
pemenuhan kebutuhan rumah tangga peternak, dengan asumsi kebutuhan pokok keluarga sama dengan Upah Minimal Kabupaten
UMK Pamekasan sebesar Rp. 900.000,- perbulan. Dari sisi skala pemeliharaan ternak, menurut hasil penelitian Yusdja, dkk. 2001,
bahwa usaha penggemukan sapi merugi jika seluruh biaya usahatani diperhitungkan dalam analisis, kecuali di Jawa Timur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
untuk skala usaha 6 ekor, dengan BC ratio 1,06 dengan keuntungan usahatani hanya didasarkan pada biaya tunai saja.
Dari uraian diatas, maka skala pemeliharaan usaha penggemukan sapi Madura yang dapat memenuhi kebutuhan
rumah tangga peternak di Kabupaten Pamekasan yang disetarakan dengan Upah Minimal Kabupaten UMK sebesar Rp. 900.000,-
adalah:
- Rp. 284.204,- keuntungan tunai 2,84 ekor = Rp. 100,072,-
- Rp. 900,000,- Rp. 100,072,- = 9 ekor.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel. 11. Analisa Usaha Penggemukan Sapi Madura di Eks-Kawedanaan Waru1
Uraian Nilai
I. Penerimaan GFI a. Penjualan Ternak
b. Pupuk Kandang
- Jumlah
14,390,790 484,540
14,875,330
II. Pengeluaran TFC - Biaya Tetap
a. Kandang b. Peralatan
c. Biaya pasar Jumlah
- Biaya Variabel a. Sapi bakalan
b. Konsentrat c. HMT
d. Tenaga kerja e. Obat-obatan
Jumlah
172,520 52,095
39,73 457,935
11,959,210 873,158
905,546 526,736
184,868 14,538,480
III. Keuntungan NFI a. Keuntungan bersih 2
b. Keuntungan tunai 3 336,850
1,284,592 Keterangan: 1 Periode pemeliharaan 4,52 bulan, skala usaha 2,84 ekor
2 Keuntungan bersih: Total penerimaan – Total biaya 3 Keuntungan tunai : Nilai penjualan ternak – Biaya tunai
pengadaan ternak, konsentrat, obat-obatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
6.2.2. Kelayakan Teknis