Pembangunan Masyarakat Telaah Pustaka

- Ayam ras petelurpedaging sekurang-kurangnya 12 ekor Perusahaan peternakan dan peternakan rakyat tersebut secara sungkat dibedakan menurut beberapa aspek sebagai berikut tabel 1 Tabel 1. Perbedaan Perusahaan Peternakan dan Peternakan Rakyat Aspek Perusahaan Peternakan Peternakan Rakyat 1. Sifat Pokok Sambilan 2. Tujuan Menghasilkan pendapatan pokok dan memaksimumkan keuntungan komersial Menambah pendapatan rumah tangga 3. Skala Besar Kecil 4. Kedudukan Badan hukum Individual 5. pengelolaan Intensif Tradisional

2.2.2 Pembangunan Masyarakat

Pembangunan masyarakat miskin cenderung lambat terutama disebabkan rendahnya modal sosial yang dimilikinya. Modal sosial adalah norma, kepercayaan, jaringan yang memfasilitasi dalam tindakan kolektif untuk hubungan yang saling menguntungkan. Jika sekilas dibuat gambaran tentang mentalitas miskin, umumnya cenderung gemar menempuh jalan pintas, yang benar adalah kami, asing dengan perubahan, terobosan, inovasi dan cenderung tidak rela orang lain Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber mencapai prestasi yang lebih baik. Secara umum dasar-dasar kebudayaan Melayu Indonesia adalah tidak memiliki tradisi inovatif, lekas puas dengan tercapainya kebutuhan sederhana, cenderung boros dan senang bergantung tetapi kemudian berkhianat kepada mereka yang diasumsikan sebagai yang lebih kuat Witrianto, 2008. Dalam konteks pembangunan manusia, modal sosial memiliki pengaruh yang sangat menentukan. Di suatu komunitas yang memiliki modal sosial rendah, kualitas pembangunan manusianya akan jauh tertinggal. Beberapa dimensi pembangunan manusia yang sangat dipengaruhi oleh modal sosial antara lain kemampuannya menyelesaikan berbagai masalah kolektif, mendorong roda perubahan yang cepat di tengah masyarakat, memperluas kesadaran bersama bahwa banyak jalan yang bisa dilakukan oleh setiap anggota kelompok untuk memperbaiki nasib secara bersama-sama, memperbaiki mutu kehidupan seperti meningkatkan kesejahteraan, perkembangan anak dan banyak keuntungan lainnya yang dapat diperoleh. Bangsa yang memiliki modal sosial tinggi akan cenderung lebih efisien dan efektif menjalankan berbagai kebijakan untuk mensejahterakan dan memajukan rakyatnya. Bahkan sebagian elit birokrasi beranggapan bahwa untuk mencapai efisiensi dalam pembangunan, masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menganalisis kondisi dan merumuskan permasalahan, apalagi mencari solusi pemecahannya, sehingga masyarakat kurang terlibat dalam setiap tahapan proses pemberdayaan. Akibatnya masyarakat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber kurang memahami dan mengerti untuk apa dan bagaimana program tersebut dilakukan. Kondisi ini yang mendorong masyarakat bersikap tidak peduli dan tidak bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan program tersebut. Beberapa contoh program pemberdayaan yang digulirkan pemerintah yang belum menunjukkan manfaat yang signifikan secara berkelanjutan bagi masyarakat dan bahkan hanya menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah adalah Gerakan Rehabilitasi Lahan Gerhan, Raskin, Gaskin, dana bergulir, BLT dan sebagainya Suharto dan Yuliani, 2005.

2.2.3 Pembangunan Peternakan