Definisi dan Pengukuran Variabel

jual, proses pemasaran, pendapatan peternak, kelembagaan pada tingkat budidaya dan skala pemeliharaan. Sedangkan kuisioner diberikan kepada 12 0rang pemegang keputusan di Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan, yaitu Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang 4 orang, Kepala Balai Peternakan 3 orang, Kepala Pos Kesehatan Hewan, Kepala Laboratorium C, Koordinator Penyuluh Peternakan. 2 Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari Kabupaten Kecamatan dari instansi terkait yaitu Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan. Data yang digunakan antara lain beberapa kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan tentang agribisnis peternakan, program kegiatan bidang peternakan, proporsi anggaran bidang peternakan dan manfaat yang diterima peternak.

4.5. Definisi dan Pengukuran Variabel

Definisi istilah pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah : a. Agribisnis adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas, yaitu kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan-kegiatan pertanian. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber b. Sistem adalah satu kesatuan antar subsistem satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling terkait. c. Bisnis penggemukan sapi yaitu usaha untuk menambah bobot badan sapi potong, yang diukur dengan pertambahan bobot badan perhari d. Kelembagaan adalah aturan main rules of the game yang terdiri dari aturan tertulis organisasi, kontrak dan aturan tidak tertulis sistem nilai, tradisi kekuasaan e. Biaya bahan variable atau biaya langsung direct costs yaitu biaya yang dapat berubah sebanding dengan besarnya produksi, yang diukur dalam nilai rupiah perproses produksi. f. Biaya tetap yaitu biaya yang dalam keadaan terbatas tidak berubah mengikuti tingkat perubahan aktivitas produksinya. g. Biaya tunai yaitu biaya yang langsung dikeluarkan oleh peternak seperti pengadaan ternak, konsentrat, transportasi dan pemeriksaan kesehatan yang diukur dalam rupiah per proses produksi. h. Analisis kelayakan ekonomi yang terdiri dari kelayakan menurut persepsi peternak yang didasarkan pada biaya tunai saja dan kelayakan secara finansial dengan pendekatan cash flow untuk menghitung Pendapatan Bersih Usaha Tani Net Farm Income = NFI. Pendapatan Bersih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Simbol yang digunakan untuk pendapatan bersih usaha tani dapat ditulis : NFI = GFI – TFC, dimana NFI = net farm income, GFI = gross farm income dan TFC = total farm cost biaya total usahatani Soekardono, 2009 Analisis kelayakan teknis, kelayakan manajerial, dan kelayakan kelembagaan dengan analisis deskriptif, sehingga dapat menjelaskan fakta dan temuan hasil survey. Soekardono 2007 untuk menganalisis kelayakan usaha peternakan rakyat dapat dilihat dari kelayakan ekonomi, kelayakan teknis, kelayakan manajerial dan kelayakan kelembagaan atau organisasi. 4. Analisis SWOT adalah cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor internal dan ekternal untuk menyusun strategi. Untuk pengukuran jawaban responden digunakan skala likert, dimana jawaban untuk pertanyaan positif maupun negatif dibedakan atas empat skala. Untuk pertanyaan positif contoh skor jawaban sebagai berikut : - Sangat tinggi dengan skor : 5 - Tinggi dengan skor : 4 - Sedang dengan skor : 3 - Rendah dengan skor : 2 - Sangat rendah dengan skor : 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Beberapa kelebihan dari penggunaan pengukuran skala Likers antara lain : 1. Mempunyai banyak kemudahan 2. Menyusun sejumlah pertanyaan sifat atau sikap tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga mudah karena jawaban diberi bobot berupa angka yang mudah dijumlahkan. Skor yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya dibandingkan skor yang lebih rendah. 3. Mempunyai reabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu. 4. Sangat luwes, lebih fleksibel dari pada teknik pengukuran lainnya. Penelitian ini tingkat pengujiannya pada taraf nyata sebesar 5 artinya penelitian mengambil resiko salah keputusannya sebanyak-banyaknya 5 atau benar dalam keputusannya sedikit-sedikitnya 95 Sutrisno Hadi, 1995.

4.6. Analisis Data