sapi potong saat ini hanya 10 -15 dari kebutuhan rumah tangga. Sebelum adanya kebijakan impor daging atau sapi siap potong, kontribusi
usaha ini bisa mencapai 30 .
Sapi potong lokal saat ini sangat beragam dan sebagian besar 94 dikelola dan dikembangkan dengan pola peternakan rakyat cow-calf
operation dalam usaha kecil dan terintegrasi dengan kegiatan lain, sehingga fungsi sapi potong sangat komplek dalam menunjang kehidupan
peternak Gunawan, 2003.
2.2 Telaah Pustaka
2.2.1. Pengertian Bisnis Sapi Potong
Pengertian Bisnis sapi Potong dapat diketahuai dari pendekatan dengan menelusuri asal kata agribisnis itu sendiri. Soekartawi 1993
mengemukakan bahwa agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal darai bahasa Inggris, agricultural pertanian. Bisnis berarti usaha
komersial dalam dunia perdagangan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007.
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain
yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis
bekerja pada rantai sektor pangan food supply chain. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan
bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran
Pada mulanya agribisnis didefinisikan secara sempit, hanya menyangkut subsektor masukan input dan subsektor produksi on-farm,
namun Downey dan Erickson, 1989 mendefinisikan agribisnis secara luas, tidak hanya subsektor masukan dan produksi, akan tetapi juga
menyangkut subsektor pasca produksi, yaitu pemrosesan, penyebaran dan, penjualan baik secara borongan maupun penjualan eceran produk
kepada konsumen akhir.
Lebih lanjut definisi agribisnis yang dikemukakan Davis Golberg 1957 dalam Soehardjo 1997, memberikan suatu konsep dan wawasan
yang sangat dalam tentang pertanian modern menghadapi millennium ketiga. Agribisnis merupakan suatu sistem, bila akan dikembangkan harus
terpadu dan selaras dengan semua subsistem yang ada didalamnya.
Menurut Wibowo, 1994, pengertian agribisnis mengacu kepada semua aktifitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai
pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian agribisnis dapat
dipandang sebagai suatu system pertanian yang memiliki beberapa komponen sub sistem pertanian yang memiliki bahan baku, subsistem
pengolahan hasil pertanian dan subsistem pemasaran hasil pertanian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dilain pihak, menurut Soehardjo 1997, persyaratan-persyaratan untuk memiliki wawasan agribisnis adalah sebagai berikut : memandang
agribisnis sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem. Sistem tersebut akan berfungsi baik apabila tidak ada gangguan pada salah satu
subsistem, setiap subsistem dalam sistem agribisnis mempunyai keterkaitan kebelakang dan kedepan. Agribisnis memerlukan lembaga
penunjang, seperti lembaga pertanahan, pembiayaankeuangan, pendidikan, penelitian dan perhubungan. Agribisnis pelaku dari berbagai
pihak baik BUMN, Swasta maupun koperasi dengan profesi sebagai penghasil produk primer, pengolah, pedagang, distributor, importir,
eksportir dan lain-lain.
Menurut Saragih 1998, agribisnis merupakan suatu sektor ekonomi modern dan besar dari pertanian primer, yang mencakup paling
sedikit empat subsistem, yaitu: 1 sussistem agribisnis hulu up-stream agribusiness, seperti kegiatan ekonomi yang menghasilkan agroindustri
hulu dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer industri pupuk, obat-obatan, benihbibit, alat dan mesin pertanian dan lain-lain; 2
subsistem usaha tani on-farm agribusiness yang dimasa lalu disebut sector pertanian primer; 3 subsitem agribisnis hilir down-stream
agribusiness , yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik dalam bentuk siap untuk dimasak atau
siap untuk disaji ready to cookready to used atau siap untuk dimakan ready to eat beserta kegiatan perdagangannya di pasar domestic dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
internasional; dan 4 subsistem jasa layanan pendukung seperti perkreditan, asuransi, transportasi, pergudangan, penyuluhan, kebijakan
pemerintah, dan lain-lain.
Menurut PP no. 161977 tentang usaha peternakan, di Indonesia terdapat dua macam usaha peternakan, yaitu perusahaan dan peternakan
rakyat. Perusahaan peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka
waktu tertentu untuk tujuan komerial yang meliputi kegiatan menghasilkan ternak ternak bibitternak potong, telur dan susu serta usaha
penggemukan termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkannya, yang untuk tiap jenis ternak melebihi dari jumlah yang
ditetapkan untuk tiap jenis ternak pada peternakan rakyat. Peternakan rakyat adalah usaha peternakan yang diselenggarakan sebagai usaha
sampingan yang jumlah maksimum kegiatannya untuk tiap jenis ternak diternak ditetapkan oleh Menteri Pertanian, dengan batasan sebagai
berikut:
- Sapi perah sekurang-kurangnya 1 ekor - Sapi sekurang-kurangnya 2 ekor
- Kerbau sekurang-kurangnya 2 ekor - Kuda sekurang-kurangnya 2 ekor
- Kambingdomba sekurang-kurangnya 6 ekor - Ayam kampungsekurang-kurangnya 30 ekor
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
- Ayam ras petelurpedaging sekurang-kurangnya 12 ekor
Perusahaan peternakan dan peternakan rakyat tersebut secara sungkat dibedakan menurut beberapa aspek sebagai berikut tabel 1
Tabel 1. Perbedaan Perusahaan Peternakan dan Peternakan Rakyat
Aspek Perusahaan Peternakan
Peternakan Rakyat 1. Sifat
Pokok Sambilan
2. Tujuan Menghasilkan pendapatan
pokok dan memaksimumkan keuntungan komersial
Menambah pendapatan rumah
tangga 3. Skala
Besar Kecil
4. Kedudukan Badan hukum
Individual 5. pengelolaan Intensif
Tradisional
2.2.2 Pembangunan Masyarakat