Hubungan Sikap dengan Kecacingan Hubungan Tindakan dengan Kecacingan

Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada ibu di posyandu atau di pelayanan kesehatan terdekat dan di sekolah dibentuk dokter kecil dan penyuluhan untuk masyarakat umum caranya adalah menyebarluaskan informasi melalui sarana komunikasi seperti radio, televisi sehingga upaya pensegahan tersebut diharapkan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kecacingan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sadjimin 2000 tentang hubungan perilaku orangtua terhadap kecacingan di Sulawesi Tengah didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Green yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku nyata tindakan individu.

5.1.2. Hubungan Sikap dengan Kecacingan

Sikap Ibu dikategorikan dalam 2 kategori yaitu positif dan negatif. Hasil penelitian yang menunjukkan sikap negatif 31 orang 58,5 dan positif 22 orang 41,5. Hasil Chi Square Test menunjukkan p value 0,02 berarti ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan kecacingan. Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan tindakan, tetapi merupakan salah satu faktor terjadinya tindakan ibu dalam mencegah kecacingan pada anak. Sikap positif ibu tentang kecacingan pada anak akan mempermudah masyarakat untuk melakukan upaya-upaya pencegahan kecacingan, antara lain mencuci tangan sebelum makan dan sesudah makan maupun buang air besarkecil, buang air besar di WC, memakai alas kaki pada saat bermain di halaman, menggunting kuku anak sekali seminggu dan masak air atau sayuran sampai matang. Menurut peneliti bahwa sikap negatif ibu berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, dimana faktor-faktor tersebut akan menyebabkan Universitas Sumatera Utara tindakan ibu menjadi kurang baik dalam mencegah kecacingan. Hasil penelitian ini didukung teori Feishben 2002, mengatakan bahwa sikap merupakan salah satu faktor yang mempermudah terjadinya minat untuk berperilaku nyata tindakan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Limin di Kecamatan Sei Bingei Langkat tahun 2005, menunjukkan bahwa ibu dengan sikap negatif mempunyai risiko 20,9 kali mengalami kecacingan pada anaknya dibandingkan ibu dengan sikap positif.

5.1.3. Hubungan Tindakan dengan Kecacingan

Hasil penelitian menunjukkan tindakan ibu yang baik memiliki anak kecacingan yaitu 20 responden 37,7 sedangkan tindakan ibu yang buruk memiliki anak kecacingan adalah 33 responden 62,3. Ibu yang tindakan buruk berpendapat bahwa mereka tidak mempunyai dana untuk membeli sepatu atau sandal yang akan dipakai anaknya. Ibu tidak mempunyai waktu menjaga kebersihan anaknya dikarenakan sibuk ke ladang atau sawah. Ada juga mengatakan sarana pelayanan kesehatan agak susah dijangkau. Namun dengan p = 0,00 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tindakan ibu dengan kecacingan. Anak yang mengalami kecacingan mempunyai ibu yang tindakannya buruk sebanyak 62,4. Rasio Prevalens = 3,51 menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai tindakan buruk mempunyai resiko mempunyai anak kecacingan. Tindakan ibu yang buruk disebabkan rendahnya pendidikan, kurang pengetahuan dan informasi dalam menjaga kebersihan anak. Rendahnya tingkat penghasilan keluarga ibu akan menyebabkan kurangnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan bidang kesehatan khususnya dalam upaya pemberantasan cacing pada anak. Ibu hanya mengharapkan obat cacing dari petugas kesehatan yang diberikan secara gratis. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sadjimin 2000 di Selawesi Tengah, mengatakan bahwa ada hubungan perilaku ibu pengetahuan, sikap, tindakan dalam peningkatan angka prevalensi kecacingan pada anak. Kejadian cacing gelang dan cacing cambuk dapat dihubungkan dengan status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan ibu yang lebih rendah serta status ibu yang bekerja di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Poso. Infestasi cacing gelang dapat dihubungkan dengan penurunan kemampuan verbal, penurunan kemampuan Aritmatika-Matematika dikaitkan dengan menurunnya frekuensi belajar yang tidak teratur.

5.1.4. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kecacingan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat Ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan

10 99 155

Pengetahun, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Yang Berkaitan Dengan Penularan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Negeri I Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2004

1 38 90

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Higiene Perorangan Dan Keadaan Sanitasi Lingkungan Keluarga Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Anak Balita Di Kelurahan Batang Terab Kecamatan Perbaungan Tahun 2005

12 84 69

Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

6 48 123

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 17

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 10

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 24

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 3

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP KECACINGAN PADA PEMULUNG

0 0 21