Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda yang hidup dan tidak hidup serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati Sastrawijaya, 2000.
Sanitasi lingkungan adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia Chandra, 2007.
Lingkungan hidup eksternal merupakan lingkungan di luar tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen, antara lain Chandra, 2007 :
1. Lingkungan fisik bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah,
cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi, dan lain-lain. Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu dan masa
serta memegang peranan penting dalam proses terjadinya penyakit pada masyarakat.
2. Lingkungan Biologi bersifat biotik atau benda hidup, misalnya tumbuh-
tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang dapat berperan sebagai agens penyakit, vektor penyakit.
3. Lingkungan Sosial berupa kultur, adat-istiadat, kebiasaan, kepercayaan,
agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik.
2.2.1. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Air dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada
di sekitar rumah. Air digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam
Universitas Sumatera Utara
kebakaran, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebarkan melalui air Chandra, 2007.
Sumber daya air di bumi meliputi Soesanto, 2001 : 1.
Mata air air tanah yang menyembul ke permukaan tanah. 2.
Air tanah air tanah tidak tertekan dan air tanah tertekan 3.
Sungai 4.
Danau 5.
Air laut Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus memenuhi
standar air minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Negara maju lebih menekankan standar kimia, sedangkan negara berkembang
lebih menekankan standar biologis. Menurut Chandra 2007 dikatakan bahwa standar-standar untuk kelayakan air minum yang berlaku di Indonesia menurut
Permenkes RI No.01BirhubmasI1975 adalah : a.
Standar fisik : suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan. b.
Standar biologis : kuman, parasit, patogen, bakteri golongan koli sebagai patokan adanya pencemaran tinja.
c. Standar kimia : Ph, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain.
d. Standar radioaktif : radioaktif yang mungkin ada dalam air Chandra,
2007. Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang
berbahaya bagi kesehatan. Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibrio cholerae
penyebab penyakit kolera, Shigella dysentriae, penyebab paratifus, virus polio dan
Universitas Sumatera Utara
hepatitis, dan Entamoeba histolyca penyebab disentri amuba. Jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air dipengaruhi oleh sumber air tersebut.
Tabel 1. Beberapa Jenis dan Agent Penyakit Bawaan Air
Agent Jenis Penyakit
Bakteri Vibrio Cholera
E. Coli Salmonella Typhi
Salmonella Parathypi Shigella Dysentrriae
Kolera DiareDisentri
Thypus Abdominalis Parathypus
Dysentri
Metazoa Ascaris Lumbrucoides
Clonorchris sinensis Diphylobotrium latum
Tanea SaginataSolium Schistosoma
Ascaris Clonorchhiasis
Taeniasis Schistomiasis
Sumber : Slamet, 1996 Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang
tinggal di daerah pedesaan maupun perkotaan Indonesia. Secara teknis sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis :
1. Sumur dangkal
Sumur dangkal memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan di atas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak
terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus.
2. Sumur dalam
Sumur dalam memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah.
Persyaratan membuat sanitasi sumur yang sehat adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Sumur berjarak maksimal 10 meter dan terletak lebih tinggi dari sumber
pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah dan sebagainya. 2.
Dinding sumur harus dilapisi dengan batu yang disemen. Pelapisan dinding paling tidak sedalam 6 meter dari permukaan tanah.
3. Saluran pmbuangan air harus dibuat menyambung dengan parit agar tidak
terjadi genangan air di sekitar sumur. 4.
Sumur sebaiknya ditutup dengan penutup terbuat dari batu terutama pada sumur umum. Manfaat dari tutup sumur agar mencegah terkontaminasi air sumur dari
penyakit. 5.
Sumur harus dilengkapi dengan pompa tanganlistrik. Pemakaian timba dapat memperbesar terjadinya kontaminasi.
2.2.2. Jamban