Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sadjimin 2000 di Selawesi Tengah, mengatakan bahwa ada hubungan perilaku ibu pengetahuan, sikap, tindakan
dalam peningkatan angka prevalensi kecacingan pada anak. Kejadian cacing gelang dan cacing cambuk dapat dihubungkan dengan status sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan ibu yang lebih rendah serta status ibu yang bekerja di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Poso. Infestasi cacing gelang dapat dihubungkan dengan penurunan
kemampuan verbal, penurunan kemampuan Aritmatika-Matematika dikaitkan dengan menurunnya frekuensi belajar yang tidak teratur.
5.1.4. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kecacingan
Hasil penelitian menunjukkan jamban sehat yang dimiliki ibu mempunyai hubungan yang signifikan dengan kecacingan pada anak dengan p = 0,00. Persentase
anak responden yang tidak kecacingan mempunyai jamban risiko tinggi sebesar 40 orang 55,6 sedangkan anaknya kecacingan tidak memiliki jamban risiko rendah
sebesar 34 orang 64,2. Persentase anak responden yang kecacingan memiliki sumber air bersih
memenuhi syarat sebesar 20 orang 37,7 sedangkan anaknya kecacingan tidak memiliki sumber air yang memenuhi syarat 33 orang 62,3. Pada p = 0,01
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sumber air bersih dengan kecacingan.
Hasil penelitian tentang tempat pembuangan sampah menunjukkan responden yang memiliki tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat 47,2 anaknya
tidak kecacingan dan tidak memiliki tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat 81,1 anaknya kecacingan. Ada hubungan yang bermakna antara tempat
pembuangan sampah dengan kecacingan p = 0,00. Dengan p = 0,00 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
Universitas Sumatera Utara
saluran pembuangan air limbah dengan kecacingan. Responden yang memiliki kebersihan rumah dalam chi - Square mempunyai
hubungan yang bermakna terhadap kecacingan p value 0,00. Persentase anak yang tidak kecacingan mempunyai kebersihan rumah yang baik 52 orang 72,2,
sedangkan anaknya kecacingan mempunyai kebersihan rumah yang buruk 36 orang 67,9.
Dari hasil penelitian diatas menunjukkan sanitasi lingkungan mempengaruhi angka kecacingan pada anak. Penyebab anak kecacingan antara lain yaitu anak buang
air besar di sembarangan tempat sehingga tinja yang mengandung telur cacing berkembang baik lalu terbang ke makanan karena terbawa oleh angin dan masuk ke
dalam mulut melalui makanan. Responden berpendapat bahwa sanitasi lingkungan seperti kebersihan rumah,
tidak bisa dilakukan dikarenakan bentuk rumah mereka masih rumah adat yang terbuat dari kayu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Ismid et al. 1980 seperti yang dikutip Hidayat 2002, di halaman rumah telur cacing gelang banyak
ditemukan di sekitar tumpukan sampah 55 dan tempat teduh di bawah pohon 33,3. Penelitian Hadidjaja et al 1989 menunjukkan bahwa 14-12 sampel air
got yang diperiksa ternyata positip mengandung telur cacing. Telur cacing juga banyak ditemukan di sekitar sumur, tempat cuci, dekat jamban, pinggiran kali bahkan
dekat di dalam rumah. Kepadatan penghuni dalam rumah juga berperan terhadap penularan kecacingan.
5.1.5. Hubungan Karakteristik Anak dengan Kecacingan