Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

Tabel 2. Jumlah Unit Sampel Pada setiap Puskesmas berdasarkan Proporsi Kepala Keluarga No Puskesmas Jumlah Keluarga Proporsi Jumlah Unit Sampel 1. Ambarita 1535 37,6 47 2. Tuk-tuk 1565 38,3 48 3. Simarmata 983 24,1 30 Jumlah 4083 100 125

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data perilaku ibu, karakteristik anak dan sanitasi lingkungan dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung terhadap responden dengan berpedoman pada kuesioner terstruktur yang telah dipersiapkan. Data angka kecacingan anak responden dilakukan pemeriksaan tinja anak responden dengan cara uji laboraterium sediaan langsung dengan larutan Eosin 1-2 yang akan diperiksa oleh peneliti langsung. Sebelum kuesioner tersebut digunakan pada penelitian ini, akan dilakukan uji coba lebih dahulu di lapangan uji validitas dan reliabilitas untuk melihat kemampuan kuesioner tersebut mengukur apa yang hendak diukur dan sejauh mana kuesioner tersebut dapat diandalkan Hastono, 2001. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen kuesioner tersebut digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment r. Validitas kuesioner dilihat dari nilai r hasil dan reliabilitas kuesioner dilihat dari nilai Alpha. Uji coba instrumen kuesioner dilakukan pada 20 orang yang berasal dari populasi penelitian yaitu masyarakat kecamatan Samosir. Data yang diperoleh dari uji coba kuesioner diolah dengan menggunakan program komputer, hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisa Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Nilai r Nilai Alpha r tabel α = 5 df = N-2 No Instrumen Min Max Min max total 1. Pengetahuan 0,495 0,727 0,868 0,885 0,887 0,444 Universitas Sumatera Utara 2. Sikap 0,549 0,813 0,871 0,889 0,889 3. Tindakan 0,563 0,953 0,945 0,961 0,956 Pada Tabel 3. digambarkan nilai r dan nilai Alpha hasil validaitas dan relibialitas. Pengolahan data uji coba kuesioner tersebut menghasilkan nilai r hasil dan nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel. Berdasarkan tabel r dengan taraf signifikan 5 dengan menggunakan rumus df = N-2, maka nilai r tabel adalah 0,444. Hal ini bermakna bahwa pertanyaan-pertayaan dalam instrumen penelitian valid dan reliabel. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1. Variabel Dependen Kecacingan adalah adanya infeksi kecacingan pada anak responden dengan ditemukannya telur cacing pada tinja anak responden.

3.5.2. Variabel Independen

1. Pengetahuan adalah menyangkut semua tingkat kemampuan responden yang dimiliki responden mengenai suatu objek atau kejadian tertentu yang menjadi perhatian, yang di fokuskan pada kecacingan pada anak. 2. Sikap adalah suatu pernyatan yang relative stabil dari ibu tentang pencegahan dan penanganan infeksi cacing pada anak. 3. Tindakan adalah suatu bentuk nyata tindakan ibu dalam pencegahan dan penanganan kecacingan pada anak. 4. Sanitasi lingkungan adalah keadaan kebersihan lingkungan ibu terhadap pencegahan kecacingan meliputi: jamban, penyeiaan air bersih, pembuangan sampah, pengelolaan air limbah, rumah. 5. Umur anak adalah usia ulang tahun terakhir anak responden yang disampaikan pada saat wawancara. Universitas Sumatera Utara 6. Jenis kelamin adalah ciri-ciri seseorang atau anak responden. 7. Kebersihan diri adalah kebersihan perseorangan anak yaitu dalam hal : mandi 2x sehari, kebersihan kuku memotong kuku 1x seminggu, penggunaan alas kaki.

3.6. Aspek Pengukuran

Tabel 4. Aspek Pengukuran Variabel Independent dan Variabel Dependent No . Variabel Cara ukur alat ukur Hasil ukur Skala

01. Dependent Kecacingan

02. Independent 1.Pengetahuan

2. Sikap 3. Tindakan 4. Sanitasi Lingkungan 5.Umur Anak 6. Jenis Kelamin 7. Kebersihan Diri Test laboratorium Wawancara Wawancara Wawancara Observasi Wawancara Wawancara Observasi Mikroskop Kuisioner Kuisioner Kuisioner Lembar Observasi Kuisioner Kuesioner Lembar Observasi 1.Ya, jika ditemukan telur cacing 2.Tidak, jika tidak ditemukan telur cacing 1.baik ≥ median 2.buruk median 1. Positif ≥ median 2. Negatif median 1.Baik ≥ median 2.Buruk median 1.Ya, memenuhi syarat 2.Tidak, tidak memenuhi Syarat 1. 5-8 tahun 2. 9-12 tahun 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Baik ≥ median 2. Buruk median Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Nominal Ordinal Ordinal Untuk skala pengukuran perilaku ibu pengetahuan, sikap, tindakan, sanitasi lingkungan dan karakteristik anak yang digunakan adalah:

3.6.1. Tingkat pengetahuan ibu

Universitas Sumatera Utara Untuk mengukur tingkat pengetahuan digunakan skala ordinal dengan tiga kategori yaitu, baik, sedang dan buruk. Untuk menentukan skala pengukuran dengan kategori baik dan kurang digunakan sistem skoring atau pembobotan disebut skala Likert Hastono,2001. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 10 pertanyaan, total skor 30, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jawaban a diberikan skor 3 tiga 2. Jawaban b diberikan skor 2 dua 3. Jawaban c diberikan skor 1 satu Berdasarkan jumlah nilai diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu : 1. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor ≥ 20 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor ≥ median. 2. Buruk, apabila jawaban responden memiliki total skor 20 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor median.

3.6.2. Sikap

Diukur dengan memberikan skor terhadap kuesioner yang telah diberikan bobot skala Likert. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 10 pertanyaan, total skor 30 dengan masing-masing pertanyaan memiliki 3 pilihan yaitu : 1. Jawaban Setuju diberikan skor 3 dua 2. Jawaban Kurang Setuju diberikan skor 2 satu 3. Jawaban Tidak Setuju diberikan skor 1 satu. Berdasarkan total skor dari 10 pertanyaan yang diajukan, maka sikap responden diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Positif, apabila jawaban responden memiliki total skor ≥ 20 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor ≥ median. 2. Negatif, apabila jawaban responden memiliki total skor 20 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor median.

3.6.3. Tindakan ibu

Tindakan responden diukur berdasarkan jawaban masing-masing pertanyaan yang diajukan. Skala ukur tindakan adalah skala ordinal yang diklasifikasikan menjadi 2 dua kategori: “ya” dan “tidak”. Jumlah pertanyaan yang diajukan sebanyak 10 pertanyaan, total skor 20 dengan masing-masing pertanyaan diberikan dua jawaban yaitu : 1. Jawaban ya diberikan skor 2 dua 2. Jawaban tidak diberikan skor 1 satu Berdasarkan total skor dari 10 pertanyaan yang diajukan, maka tindakan responden diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu : 1. Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor ≥ 15 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor ≥ median. 2. Buruk, apabila jawaban responden memiliki total skor 15 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor median.

3.6.4. Kebersihan Anak

Pengukuran kebersihan diri dilakukan dengan mengajukan 10 pertanyaan dan masing – masing pertanyaan diberikan tiga jawaban, total skor sebesar 20. Kriteria pilihan jawaban adalah sebagai berikut : 1. Jawaban ya diberikan skor 2 dua Universitas Sumatera Utara 2. Jawaban tidak diberikan skor 1 satu Berdasarkan total skor dari 10 pertanyaan yang diajukan, maka tingkat pengetahuan responden diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu : 1. Kebersihan baik, apabila jawaban responden memiliki total skor ≥ 15 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor ≥ median. 2. Kebersihan buruk, apabila jawaban responden memiliki total skor 15 dari 10 pertanyaan yang diajukan total skor median.

3.6.5. Sanitasi lingkungan

Untuk menentukan kategori memenuhi syarat atau tidak dari masing-masing variabel Penyediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah dan rumah : a. Penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, sumber air berasal dari PAM, dari segi kuantitas air tersedia 60ltroranghr dan dari segi kontinuitas air tersediaan setiap hari. Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka penyediaan air bersih tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. b. Ketersediaan Jamban yang dimiliki responden yang dikategorikan memenuhi persyaratan kesehatan adalah memiliki jamban, menggunakan jamban jika buang air besarkecil, jenis jamban yang digunakan leher angsa, ada septic tank, jarak jamban dengan sumber air ≥ 10 meter, jamban selalu dalam keadaan bersih dan lantai jamban kedap air. Cara pengukurannya adalah 1. Risiko tinggi, apabila antara 6-11 2. Risiko rendah, apabila antara 1-5 Universitas Sumatera Utara c. Pembuangan sampah yang dikategorikan memenuhi persyaratan kesehatan adalah memiliki tempat pembuangan sampah, jenis tempat pembuangan sampah sementara adalah keranjang sampah tertutup, pengelolaan akhir sampah dilakukan dengan ditimbun, atau diangkut petugas. Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka pengelolaan sampah tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. d. Pembuangan air limbah yang dikategorikan memenuhi syarat kesehatan adalah tidak mencemari air bersih, tdak menimbulkan bau, tidak ada genangan air, saluran pembuangan air limbah tertutup. Apabila tidak sesuai dengan sistem pembuangan air limbah yang dikategorikan tidak memenuhi syarat kesehatan. e. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah memiliki lantai semen dan lantai menyerap air. Apabila tidak sesuai dengan sistem rumah yang dikategorikan tidak memenuhi syarat sehat.

3.7. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan diolah dengan memakai bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data yang dilakukan adalah univariat untuk menjelaskanmendiskripsikan karakteristik setiap variabel yaitu: umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, tindakan, sanitasi lingkungan dan karakteristik anak yang berkaitan dengan kecacingan. Dalam penelitian ini, data hasil wawancara diklasifikasikan dalam beberapa kategori untuk setiap variabel independen dan dependen. Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen yang sama-sama variabel kategori digunakan Chi-Square Test Hastono,2001. Analisa bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi adanya hubungan antara variabel independen perilaku ibu, sanitasi lingkungan dan karakteristik anak dengan variabel dependen kecacingan dengan uji Chi – Square Test. Hubungan ini Universitas Sumatera Utara diidentifikasikan dengan melihat p-value. Analisis bivariat juga dimaksudkan untuk melihat variabel-variabel yang potensial dimasukkan kedalam regresi logistik analisa multivariat, yaitu variabel-variabel yang mempunyai p-value 0,25. Analisa multivariat untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen dan melihat yang paling berpengaruh terhadap perilaku ibu, sanitasi lingkungan dan karakteristik anak dalam mencegah kecacingan anak, digunakan uji regresi logistik. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografi

Secara administratif Kecamatan Simanindo merupakan salah satu dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayahnya sebesar 198,20 Km² dan mempunyai 3 tiga wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Simarmata, Puskesmas Ambarita dan Puskesmas Tuk-tuk. Secara geografis letak Kecamatan Simanindo, terletak antara Lintang Utara 2º 32 - 2º 45 dan Bujur Timur 98º 41 - 98º 54. Letak Kecamatan Simanindo di atas Permukaan laut yaitu 904 – 1.496 meter serta beriklim tropis dengan batasan sebagai berikut : 1. Utara : Kecamatan Pangururan dan Ronggur Nihuta 2. Selatan dan Timur : Danau Toba 3. Barat : Kecamatan Onan Runggu, Palipi dan Danau Toba Perjalanan dari ibukota Kabupaten Simanindo yaitu Samosir ke Kecamatan Simanindo harus melalui desa Pucuk Buhit dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dengan menggunakan angkutan umum. 4.1.2. Deskripsi Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan dan Kecacingan 4.1.2.1. Sarana Pelayanan Kesehatan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat Ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan

10 99 155

Pengetahun, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Yang Berkaitan Dengan Penularan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Negeri I Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2004

1 38 90

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Higiene Perorangan Dan Keadaan Sanitasi Lingkungan Keluarga Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Anak Balita Di Kelurahan Batang Terab Kecamatan Perbaungan Tahun 2005

12 84 69

Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

6 48 123

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 17

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 2

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 10

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 24

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Rumah terhadap Kejadian Kecacingan pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Kota Medan Tahun 2015

0 0 3

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP KECACINGAN PADA PEMULUNG

0 0 21