commit to user 53
dimodifikasi dan NHT. Sedangkan penilaian afektif diperoleh dari hasil chek list angket melalui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Materi pokok Struktur Atom merupakan materi yang cenderung hafalan dan berkaitan dengan pemahaman konsep. Penggunaan metode pembelajaran
kooperatif TPS yang dimodifikasi dan NHT akan mengurangi kejenuhan siswa dalam menerima materi yang berupa hafalan karena siswa dituntut aktif dalam
proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar secara kooperatif dan dapat bertanya meskipun tidak secara langsung pada guru. Siswa juga dapat menemukan
konsep sendiri melalui pertanyaan berupa soal yang diberikan oleh guru sehingga siswa tidak akan merasa bosan karena proses pembelajaran menjadi menarik,
suasana belajar menjadi menyenangkan dan kelas menjadi hidup.
2. Penilaian Kognitif
Berdasarkan hasil uji t- pihak kanan dengan taraf signifikan 5, prestasi belajar siswa untuk aspek kognitif pada pembelajaran materi pokok Struktur Atom
dengan metode TPS yang dimodifikasi diperoleh harga t
hitung
= 3,0166 dimana
harga yang diperoleh lebih tinggi daripada harga t
tabel
= 1,667 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar aspek kognitif pada pembelajaran materi pokok
Struktur Atom dengan metode TPS yang dimodifikasi lebih tinggi daripada pembelajaran dengan metode NHT.
Pada aspek kognitif prestasi belajar pada pembelajaran materi pokok Struktur Atom kelas TPS yang dimodifikasi lebih tinggi karena siswa mempunyai
kesempatan secara individu untuk memahami, merefleksi, dan memecahkan masalah. Setelah itu siswa juga masih berkesempatan untuk melakukan diskusi
dengan pasangan atau kelompoknya serta berdiskusi lagi dengan seluruh kelompok dalam kelas. Sehingga setiap siswa telah memiliki pemikiran secara
individu dan tidak menggantungkan kelompoknya. Hal ini membuat siswa memiliki pemahaman yang lebih tinggi dan hasil prestasi kognitif yang lebih baik
pula. Sedangkan pembelajaran dengan metode NHT siswa hanya memiliki
kesempatan sedikit dalam memahami soal, yaitu saat diskusi dengan kelompoknya dan diskusi dengan seluruh kelompok dalam kelas tanpa ada
commit to user 54
kesempatan memecahkan soal secara individu. Hal ini menjadikan tingkat pemahaman siswa cenderung kurang dalam memecahkan suatu soal atau
permasalahan. Sehingga sebagian siswa yang kurang memahami tujuan belajar akan menggantungkan pada kemampuan kelompoknya. Kelompok tersebut
memang telah sukses dalam menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan, namun sebagian siswa atau anggotanya kadang tidak berfikir untuk mencari
jawaban dari permasalahan yang ada. Sehingga jika lain kali soal dengan tipe yang sama diberikan kembali maka siswa yang hanya menggantungkan
kelompoknya tersebut tidak dapat menyelesaikannya sendiri dan bahkan mereka telah lupa kalau sebelumnya telah mendapat soal tersebut. Selain itu juga siswa
yang kebetulan belum siap dalam menjawab pertanyaan dari guru akan menimbulkan ketakutan tersendiri bagi siswa tersebut, khususnya apabila
jawabannya salah. Hal ini akan menimbulkan masalah dan berdampak buruk pada nilai mereka.
Metode pembelajaran TPS yang dimodifikasi dan NHT sebagai contoh dari metode pembelajaran kooperatif juga mempunyai kebaikan dalam memupuk
kerja sama dan interaksi antar siswa. Materi yang kurang dipahami oleh salah seorang anggota kelompok dapat ditanyakan kepada teman sekelompoknya
sebelum ditanyakan kepada guru. Adanya sumbangan yang diberikan oleh seorang anggota kelompok kepada semua anggota kelompok dapat membuat
mereka memahami materi dan belajar lebih baik. Metode pembelajaran TPS yang dimodifikasi dan NHT lebih menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam belajar.
Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung dua arah yaitu antara guru dan siswa sehingga peran siswa tidak hanya sebagai objek saja, tetapi
sekaligus sebagai subjek sedangkan guru berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam belajar. Kerja sama dan interaksi antar siswa dalam kelompok akan
memotivasi siswa dalam belajar karena keberhasilan dari suatu kelompok tergantung pada anggotanya. Setiap individu dalam kelompok akan berusaha
sebaik-baiknya untuk memahami materi pelajaran dengan cara aktif bertanya tentang materi yang kurang dipahami dan mencoba latihan-latihan soal yang
terdapat dalam soal diskusi. Kejenuhan dalam proses belajar tidak akan ditemukan
commit to user 55
lagi karena adanya keheterogenan siswa dalam kelompok belajarnya. Setiap individu akan tertantang untuk memiliki nilai terbaik sehingga akan dapat
menyumbangkan nilai bagi kelompoknya. Selain itu siswa dapat menyumbangkan ide atau gagasan pada saat diskusi untuk membantu teman sekelompoknya yang
belum memahami materi pelajaran.
3. Penilaian Afektif