Konsep Dasar Struktur Atom Perkembangan Teori Model Atom

commit to user 14 evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Menurut Zainal Arifin 1990: 3 prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama: 1 Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2 Sebagai bahan informasi dalam motivasi pendidikan. 3 Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 4 Dapat dijadikan indikator daya serap kecerdasan anak didik. 5 Hasil belajar yang dicapai siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.

6. Struktur Atom

a. Konsep Dasar Struktur Atom

Konsep dasar tentang atom sebenarnya sudah lama dikenal orang. Konsep tersebut antara lain berasal dari pemikiran orang Yunani kuno yang dipelopori oleh Democritus yang hidup pada akhir abad ke-4 dan awal abad ke-5 Sebelum Masehi. Menurut teori yang dikemukakannya, suatu benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang sangat kecil yang akhirnya tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Kata atom berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos” yang berarti “tidak dapat dibagi lagi”. Disebutkan bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana butiran pasir dapat bersama-sama membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah atom, dan pantai adalah senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan dengan pengertian Democritus terhadap atom yang tidak bisa di bagi lagi walaupun sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran- butiran pasirnya, butiran pasir ini tidak dapat dibagi. Namun model Democritus ini kurang memiliki bukti eksperimental, sehingga tidak dapat diterima oleh beberapa ahli ilmu pengetahuan dan filsafat.

b. Perkembangan Teori Model Atom

Perkembangan teori model atom dipelajari mulai dari teori atom Dalton hingga teori atom modern. Berikut ini penjelasan dari masing-masing teori model atom: commit to user 15 1 Model Atom Dalton John Dalton merumuskan teori atom yang pertama sekitar tahun 1803-1807, yang kita kenal sebagai teori atom Dalton. Berikut adalah postulat-postulat dalam teori atom Dalton: a Setiap unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang disebut atom. b Atom-atom dari suatu unsur adalah identik. Atom-atom dari unsur yang berbeda, termasuk mempunyai massa yang berbeda. c Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur yang lain, tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan. Reaksi kimia hanya merupakan penataan ulang atom-atom. d Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih bergabung dengan perbandingan tertentu. Misalnya air terdiri dari atom- atom hidrogen dan atom-atom oksigen. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru, seperti gambar berikut ini: Gambar 1. Model Atom Dalton Kelemahan teori atom Dalton yaitu: a Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain. b Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi. c Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan. Michael Purba, 2006: 18-21 2 Model Atom Thomson a Penemuan Elektron Tahun 1897, Joseph John Thomson menemukan elektron. Thomson melakukan percobaan dengan menggunakan tabung kaca bertekanan udara sangat rendah hamper vakum. Pada kedua ujung tabung tersebut commit to user 16 dipasang plat logam yang berfungsi sebagai elektrode. Kedua elektrode tersebut dihubungkan dengan sumber arus listrik bertekanan tinggi. Elektrode yang dihubungkan dengan kutub positif disebut anode, sedangkan elektrode yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut katode. Tabung seperti itu dinamakan tabung sinar katode tabung Crookes. Percobaan itu dilakukan sebagai berikut. Dengan menggunakan pompa vakum, tekanan udara dalam tabung dapat diatur. Jika tekanan udara dalam tabung dibuat cukup rendah, maka gas dalam tabung akan berpendar berpijar dengan cahaya yang warnanya bergantung pada jenis gas dalam tabung. Selanjutnya, jika tekanan gas dalam tabung dibuat semakin kecil, maka akhirnya tabung menjadi gelap. Akan tetapi, bagian tabung di depan katode berpendar dengan warna hijau. Perpendaran ini bersumber dari radiasi katode menuju anode yang membentur gelas sehingga gelas berpendar mengeluarkan cahaya warna hijau. Sinar itu disebut sinar katode. Selanjutnya diketahui bahwa sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan negatif. Berdasarkan hasil percobaan itu, Thomson mengungkapkan sifat-sifat sinar katode sebagai berikut ini: 1 Dipancarkan oleh katode dalam sebuah tabung hampa jika dilewatkan arus listrik bertegangan tinggi. 2 Merambat dalam garis lurus menuju anode. 3 Jika membentur gelas, maka gelas berpendar berfluoresensi. Dengan adanya fluoresensi ini, kita dapat mengetahui adanya sinar katode. 4 Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet ke kutub positif. Oleh karena itu, sinar katode bermuatan negatif. 5 Sinar tidak bergantung pada bahan elektrodenya. Hal itu berarti, setiap elektrode dapat memancarkan sinar katode. Jadi, setiap materi mengandung partikel seperti sinar katode. Dari kelima sifat-sifat sinar katode itu, dapat disimpulkan bahwa sinar katode adalah partikel dasar atom yang ada pada setiap atom. Partikel commit to user 17 dasar tersebut kemudian disebut elektron. Berdasarkan hal itu, Thomson menyimpulkan bahwa elektron merupakan partikel dasar penyusun atom. Selanjutnya Thomson melakukan percobaan untuk menentukan harga perbandingan muatan elektron dengan massanya. Thomson melakukan percobaan seperti gambar. Dari percobaan itu, diperoleh harga em sebesar 1,76 x 10 8 C g -1 . Nilai-nilai itu merupakan hasil pengukuran pengaruh medan listrik dan magnet terhadap pembelokan sinar katode serta pengukuran jari-jari kelengkungan dari pembelokan tersebut. Parning, 2005: 22-23 b Percobaan Tetes Minyak Millikan Tahun 1909, Robert Millikan melakukan percobaan dengan tetes minyak untuk menentukan muatan 1 elektron. Pada percobaan itu, tetes minyak dapat menangkap satu, dua, tiga atau lebih elektron. Millikan menemukan muatan tetes minyak yang besarnya adalah 1 x 1,6 x 10 -19 C, 2 x 1,6 x 10 -19 C, 3 x 1,6 x 10 -19 C, dan seterusnya. Berdasarkan hal tersebut, Millikan menyimpulkan bahwa muatan 1 elektron adalah 1,6 x 10 -19 C dan diberi tanda -1. Berdasarkan percobaan Thomson dan Millikan massa elektron dapat dihitung sebagai berikut: 1 Dari percobaan Thomson : qm = em = 1,76 x x10 8 C g -1 . 2 Dari percobaan Millikan : e = 1,6 x 10 -19 C. 3 Oleh karena itu, massa elektron : m = 9,11 x 10 -28 gram. Parning, 2005: 24 c Teori Atom Thomson Penemuan elektron atas jasa Joseph John Thomson dan Robert Andrews Millikan pada tahun-tahun pertama abad ke-20 memberikan bukti ketidaksempurnaan model atom Dalton yang mengatakan bahwa atom adalah partikel terkecil yang tak dapat terbagi, tidak dapat diterima lagi. Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positif untuk menetralkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya commit to user 18 tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson, yang menyatakan bahwa: “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan di dalamnya tersebar muatan negatif elektron”. Model atom ini dapat digambarkan menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Secara keseluruhan atom bersifat netral. Model atom Thomson dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Model Atom Thomson Michael Purba, 2006: 25 3 Model Atom Rutherford a Penemuan Inti Atom Pada tahun 1910, Ernerst Rutherford melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lebih banyak tentang susunan atom. Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng emas yang sangat tipis dengan partikel alfa berenergi tinggi. Sinar alfa adalah salah satu jenis radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Dalam percobaan itu ditemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng emas tanpa pembelokan yang berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi, kemudian didapati pula bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami pembelokan yang cukup besar, bahkan beberapa diantaranya dipantulkan. Rutherford menduga bahwa pembelokan dan pemantulan sinar alfa tersebut terjadi karena sinar alfa berbenturan dengan suatu benda pejal yang berukuran sangat kecil. commit to user 19 Gambar 3. Percobaan Rutherford Setelah melakukan eksperimen, Rutherford menyimpulkan bahwa benda pejal itu merupakan inti atom. Hal itu berarti atom terdiri dari inti atom dan ruang kosong. Di luar inti atom terdapat elektron yang bermuatan negatif dan jumlahnya sama dengan muatan pada inti atom. Elektron beredar mengelilingi atom pada jarak yang relatif jauh dari inti atom. Lintasan elektron tersebut dinamakan kulit atom. Jarak inti atom ke kulit elektron disebut jari-jari atom. Parning, 2005: 24 Dengan model seperti itu, penghamburan sinar alfa oleh lempeng emas tipis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Sebagian besar partikel sinar alfa dapat tembus karena melalui daerah hampa. 2 Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti. 3 Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan positif dan sangat pejal. Michael Purba, 2006: 27-28 b Teori Atom Rutherford Melalui percobaan dengan menembaki plat emas yang sangat tipis dengan sinar alfa, Rutherford menemukan inti atom yang bermuatan positif dan massa atomnya terpusat pada intinya. Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya. Rutherford memodelkan atom sebagaimana pada sistem tata surya, yaitu commit to user 20 elektron-elektron bergerak mengelilingi inti atom seperti planet-planet mengitari matahari. Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama-kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke dalam inti. Michael Purba, 2006: 29 Gambar 4. Model Atom Rutherford 4 Model Atom Bohr Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spektrum atom, Niels Bohr mengajukan model atom sebagai berikut: a Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron dapat mengorbit inti tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. Lintasan itu, yang juga disebut kulit atom, adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Tiap lintasan ditandai dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum utama n, mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya, yang dinyatakan dengan lambang K, L, M, N, dan seterusnya. Lintasan pertama, dengan n = 1, dinamai kulit K. lintasan kedua, dengan n = 2, dinamai kulit L, dan seterusnya. Makin besar harga n makin jauh dari inti, makin besar energi elektron yang mengorbit pada kulit itu. commit to user 21 Gambar 5. Model Atom Bohr b Elektron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan lintasan yang ada, dan tidak boleh berada di antara dua lintasan. Lintasan yang akan ditempati oleh elektron bergantung pada energinya. Pada keadaan normal tanpa pengaruh luar, elektron menempati tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar ground state. c Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu energi. Perpindahan elektron ke kulit luar akan disertai penyerapan energi. Sebaliknya, perpindahan elektron ke kulit lebih dalam akan disertai pelepasan energi. Kelemahan model atom ini adalah tidak dapat menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom Bohr. 5 Model Atom Modern Model Atom Mekanika Kuantum Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger, seorang ilmuwan dari Austria mengemukakan teori atom mekanika kuantum atau mekanika gelombang. Teori tersebut dapat diterima para ahli hingga sekarang. Teori atom mekanika kuantum mempunyai persamaan dengan teori atom Niels Bohr dalam hal tingkat-tingkat energi atau kulit-kulit atom, tetapi berbeda dalam hal bentuk lintasan atau orbit tersebut. Dalam teori atom mekanika kuantum, posisi elektron adalah tidak pasti. Hal yang dapat ditentukan mengenai keberadaan elektron di dalam atom adalah daerah peluang terbesar untuk menemukan elektron tersebut. Daerah peluang terbesar itu disebut orbital. commit to user 22 Teori atom modern adalah sebagai berikut: a Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron, sedangkan elektron-elektron mengitari inti atom yang berada pada orbital- orbital tertentu dan membentuk kulit atom. Hal itu disebut dengan konsep orbital. b Berdasarkan perpaduan asas ketidakpastian dari Heisenberg dan mekanika gelombang dari Broglie, Schrodinger merumuskan konsep orbital, yaitu “Orbital adalah suatu ruang atau daerah peluang menemukan elektron”. c Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum. Gambar 6. Model Atom Modern Awan elektron disekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian elektron.

c. Partikel Penyusun Atom

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Teams Assisted Individualization (TAI) DAN Numbered Head Together(NHT)YANG DIMODIFIKASI DENGAN METODE DISCOVERY TERHADAP PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN

0 4 86

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan K

0 2 19

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD

0 0 16

THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI SEL

0 0 89