5.3. Status Gizi dan Pemberian Pisang Awak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi bayi berdasarkan indeks BBU umumnya berada pada kategori normal. Pada bayi kelompok usia 0-6 bulan
ditemukan 80 bayi berstatus gizi normal dengan pola pemberian pisang awak dan pemberian ASI yang cukup. Namun, ada juga ditemukan bayi pada usia 0-6 bulan
yang diberikan makan pisang awak tetapi status gizinya kurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, diketahui bayinya sering mengalami sakit seperti
demam dan diare. Selain itu, disebabkan karena bayi tidak minum ASI. Kebutuhan gizinya diperoleh dari susu formula dan makanan tambahan berupa pisang awak
dilumatkan. Studi-studi di banyak negara berkembang mengungkap bahwa penyebab utama terjadinya gizi kurang dan hambatan pertumbuhan pada anak-anak usia 3-15
bulan berkaitan dengan rendahnya pemberian ASI dan buruknya praktek pemberian makanan pendamping ASI Shrimpton, 2001.
Pada bayi kelompok usia 7-12 bulan juga ditemukan umumnya memiliki status gizi normal dengan pola pemberian makan pisang awak. Pemberian makanan
pada kelompok usia ini sudahlah tepat karena setelah berumur 6 bulan bayi memerlukan makanan pendamping ASI. Hal ini dikarenakan kebutuhan gizi bayi
meningkat dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Mengingat
karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BBU lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini Supariasa, 2002.
Berdasarkan indeks PBU diketahui bahwa bayi dengan kategori status gizi normal diperoleh sebesar 90,7, artinya hampir semua bayi usia 0-12 bulan di Desa
Paloh Gadeng memiliki panjang badan yang normal dan hanya 9,3 yang berstatus gizi pendek. Pada bayi usia 0-6 bulan dengan pola pemberian pisang awak ditemukan
ada yang berstatus gizi pendek dan pada bayi usia 7-12 bulan dengan pola pemberian pisang awak hanya juga ada ditemukan bayi yang memiliki status gizi pendek.
Namun, berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian pisang awak terhadap status gizi indeks PBU.
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan panjang badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan
panjang badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BBPB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini sekarang.
Di Desa Paloh Gadeng ditemukan bayi yang memiliki status gizi risiko gemuk dan gemuk. Pada bayi usia 0-6 bulan ada ditemukan yang berstatus gizi gemuk, hal
ini dapat disebabkan oleh praktek pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini sehingga berat badan bayi cepat mengalami kenaikan. Hal ini sejalan menurut
pernyataan Irianto dan Waluyo 2004, apabila dalam pemberian makanan pendamping ASI terlalu berlebihan maka sisa bahan makanan yang tidak digunakan
untuk pertumbuhan, pemeliharaan sel, dan energi akan diubah menjadi lemak. Sehingga apabila anak kelebihan lemak dalam tubuhnya, dimungkinkan akan
mengakibatkan alergi atau infeksi dalam organ tubuhnya dan bisa mengakibatkan kelebihan berat badan. Sedangkan pada kelompok usia 7-12 bulan juga ada
ditemukan bayi yang berstatus gizi gemuk dengan pola pemberian pisang awak. Menurut Pujiadi 2005, risiko pemberian makanan sebelum umur tersebut adalah
kenaikan berat badan yang terlalu cepat sehingga menjurus ke obesitas.
5.4. Gangguan Saluran Pencernaan pada Bayi Usia 0-12 Bulan