reflek menelan baru sempurna dilakukan oleh bayi berumur 6 bulan ke atas. Agar bayi tidak muntah, sebaiknya makanan dibuat lebih lunak sehingga dapat mudah
dicerna Arty dan Nagiga, 2009.
2.7. Kerangka Konsep Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pola pemberian pisang awak, status gizi dan gangguan saluran pencernaan pada bayi usia 0-12 bulan di Desa Paloh Gadeng dapat
disajikan dalam kerangka konsep sebagai berikut:
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan bahwa pola pemberian ASI dan pola pemberian pisang awak akan menentukan status gizi bayi, pola pemberian
pisang awak menentukan ada atau tidaknya gangguan saluran pencernaan, serta status gizi bayi dan gangguan saluran pencernaan saling mempengaruhi.
Pola Pemberian ASI -
Waktu Pemberian -
Frekuensi Pemberian -
Durasi Pemberian
Gangguan Saluran Pencernaan
Status Gizi Bayi
Pola Pemberian Pisang Awak -
Waktu Pemberian -
Frekuensi Pemberian -
Cara Pemberian -
Kuantitas Pemberian -
Umur pertama kali diberikan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang pola pemberian pisang awak, status gizi dan gangguan saluran pencernaan pada bayi usia
0-12 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional, yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Adapun pertimbangan peneliti memilih lokasi tersebut karena
berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa umumnya perilaku ibu-ibu di Desa Paloh Gadeng memberikan pisang awak kepada
bayi sejak bayi masih berusia dini. Selain itu, berdasarkan data Laporan Bulanan Puskesmas yang peneliti peroleh diketahui rata-rata setiap bulannya terdapat 10 kasus
diare pada bayi, dimana diare pada bayi dapat disebabkan oleh kebiasaan memberikan MP-ASI yang tidak tepat.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari-Juni Tahun 2011.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi usia 0-12 bulan yang ada di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara
tahun 2011 sebanyak 54 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi total sampling yaitu sebanyak 54 orang.
3.4. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
2. Alat ukur panjang badan bayi dengan tingkat ketelitian 0,1 cm
3. Timbangan bayi dengan tingkat ketelitian 0,1 kg
4. Baku Rujukan WHO 2005
3.5. Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan dan pilihan jawaban yang dilakukan dengan metode
wawancara. Data primer meliputi identitas responden, pola pemberian pisang awak mengenai waktu pemberian, frekuensi pemberian, cara pemberian, kuantitas
pemberian, dan umur pertama kali diberikan, pola pemberian ASI mengenai waktu pemberian, frekuensi pemberian, dan durasi pemberian, berat badan dan panjang
badan bayi serta gangguan saluran pencernaan yang terjadi pada bayi.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data demografi penduduk yang diperoleh dari kantor kepala Desa Paloh Gadeng Kabupaten Aceh Utara.
3.6. Definisi Operasional
1. Pola pemberian pisang awak adalah tindakan ibu danatau keluarga dalam
memberikan pisang awak kepada bayi, yang meliputi: waktu pemberian, frekuensi pemberian, cara pemberian, kuantitas pemberian, dan umur pertama
kali diberikan. a.
Waktu pemberian pisang awak adalah jadwal pemberian pisang awak kepada bayi dalam sehari.
b. Frekuensi pemberian pisang awak adalah keacapan pemberian pisang
awak kepada bayi dalam satu hari. c.
Cara pemberian pisang awak adalah tindakan ibu dalam mengolah pisang awak sebelum diberikan kepada bayi dikerok, dilumat, atau disaring.
d. Kuantitas pemberian pisang awak adalah banyaknya pisang awak yang
diberikan kepada bayi dalam 1 kali pemberian. e.
Umur pertama kali diberikan adalah usia bayi pada saat pertama kali diberikan pisang awak.
2. Pola pemberian ASI adalah tindakan ibu dalam memberikan ASI kepada bayi
yang meliputi: waktu pemberian, frekuensi pemberian, dan durasi pemberian. a.
Waktu pemberian ASI adalah jadwal pemberian ASI kepada bayi. b.
Frekuensi pemberian ASI adalah keacapan pemberian ASI kepada bayi dalam satu hari.
c. Durasi pemberian ASI adalah lamanya pemberian ASI kepada bayi setiap
kali menyusui. 3.
Status gizi bayi adalah suatu keadaan yang dapat memberikan petunjuk tentang keadaan gizi yang diukur secara antropometri dengan indeks BBU,
PBU, dan BBPB. 4.
Gangguan saluran pencernaan adalah suatu keadaan terinfeksinya saluran pencernaan yang pernah diderita bayi seperti: diare, muntah, dan sembelit.
a. Diare adalah bayi buang air besar dengan konsistensi tinja yang lembek
atau cair yang frekuensinya lebih sering dari biasanya Neonatus dikatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali,
sedangkan untuk bayi berusia lebih dari satu bulan dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali dalam sehari.
b. Muntah adalah keluarnya kembali seluruh atau sebagian makanan yang
masuk ke lambung melalui mulut. c.
Sembelit adalah keadaan dimana bayi mengalami kesulitan untuk buang air besar dalam waktu 2 hari yang berhubungan dengan konsistensi tinja
yang keras dan liat. 5.
Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan pada saat penelitian.
3.7. Aspek Pengukuran