Aspek Pengukuran Pola Pemberian Pisang Awak (Musa Paradisiaca Var. Awak), Status Gizi Dan Gangguan Saluran Pencernaan Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Desa Paloh Gadeng Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011

c. Durasi pemberian ASI adalah lamanya pemberian ASI kepada bayi setiap kali menyusui. 3. Status gizi bayi adalah suatu keadaan yang dapat memberikan petunjuk tentang keadaan gizi yang diukur secara antropometri dengan indeks BBU, PBU, dan BBPB. 4. Gangguan saluran pencernaan adalah suatu keadaan terinfeksinya saluran pencernaan yang pernah diderita bayi seperti: diare, muntah, dan sembelit. a. Diare adalah bayi buang air besar dengan konsistensi tinja yang lembek atau cair yang frekuensinya lebih sering dari biasanya Neonatus dikatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berusia lebih dari satu bulan dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali dalam sehari. b. Muntah adalah keluarnya kembali seluruh atau sebagian makanan yang masuk ke lambung melalui mulut. c. Sembelit adalah keadaan dimana bayi mengalami kesulitan untuk buang air besar dalam waktu 2 hari yang berhubungan dengan konsistensi tinja yang keras dan liat. 5. Bayi adalah anak yang berusia 0-12 bulan pada saat penelitian.

3.7. Aspek Pengukuran

1. Pola pemberian pisang awak dilihat dari waktu pemberian, frekuensi pemberian, cara pemberian, kuantitas pemberian, dan umur pertama kali diberikan. a. Waktu pemberian, dikategorikan pagi hari, siang, soremalam hari. b. Frekuensi pemberian, dikategorikan: - ≥ 3 kali sehari - 3 kali sehari c. Cara pemberian, dikategorikan: - Pisang awak dikerok dan langsung diberikan kepada bayi - Pisang awak dilumatkan - Pisang awak dilumatkan dan disaring - Pisang awak dilumatkan dan dicampur dengan nasi d. Kuantitas pemberian, dikategorikan: - 1 buah pisang awak setiap 1 kali pemberian - 2 buah pisang awak setiap 1 kali pemberian - ≥ 3 buah pisang awak setiap 1 kali pemberian e. Umur pertama kali bayi diberikan pisang awak. 2. Pola pemberian ASI dilihat dari waktu pemberian, frekuensi pemberian, dan durasi pemberian. a. Waktu pemberian, dikategorikan: - Terjadwal - Tidak terjadwalsesuka bayi b. Frekuensi pemberian, dikategorikan: - ≥ 8 kali sehari - 8 kali sehari c. Durasi pemberian, dikategorikan: - ≥ 15 menit - 15 menit 3. Status gizi bayi diperoleh melalui pengukuran antropometri berat badan menurut umur BBU, panjang badan menurut umur PBU, dan berat badan menurut panjang badan BBPB dengan menggunakan standar WHO 2005 dalam skor simpangan baku standart deviation score = Z-Score dengan rumus: a. Kategori berdasarkan indeks BBU: 1. Normal : ≥ -2 SD sd 1 SD 2. Kurang : ≥ -3 SD sd -2 SD 3. Sangat Kurang : -3 SD 4. Bila Z-Score +1 tidak ada kategori, langsung gunakan BBPB b. Kategori berdasarkan indeks PBU : 1. Sangat tinggi : 3 SD 2. Normal : ≥ -2 SD sd ≤ 3 SD 3. Pendek : ≥ -3 SD sd -2 SD 4. Sangat Pendek : -3 SD c. Kategori berdasarkan indeks BBPB : 1. Sangat Gemuk : 3 SD 2. Gemuk : 2 SD sd ≤ 3 SD 3. Resiko Gemuk : 1 SD sd ≤ 2 SD 4. Normal : ≥ -2 SD sd ≤ 1 SD 5. Kurus : ≥ -3 SD sd -2 SD 6. Sangat Kurus : -3 SD 4. Gangguan saluran pencernaan dilihat dari: a. Ada gangguan saluran pencernaan, jika bayi pernah mengalami salah satu dari gangguan saluran pencernaan seperti diare, muntah, dan sembelit dalam 1 bulan terakhir. b. Tidak ada gangguan saluran pencernaan, jika bayi tidak pernah mengalami salah satu dari gangguan saluran pencernaan seperti diare, muntah, dan sembelit dalam 1 bulan terakhir.

3.8. Mekanisme Pelaksanaan Penelitian