bawah 1 bulan dan 83,3 anak diberikan pisang yang dihaluskan. Jenis pisang yang sering diberikan adalah pisang awak dan pisang ayam.
Pisang awak yang masih hijau kulitnya tetapi cukup tua dagingnya mengandung 21-25 zat tepung. Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di
pohon, zat tepung itu sebagian besar berubah menjadi beberapa jenis gula yaitu dextrose, levulose dan sucrose. Komposisi nilai gizi pisang awak dan beberapa jenis
pisang lainnya setiap 100 gram daging buah dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut:
Tabel 2.2. Komposisi Nilai Zat Gizi Pisang Awak dan Beberapa Jenis Pisang setiap 100 gram daging buah
Zat Gizi Jenis Pisang
Awak Ambon
Mas Raja
Raja Sereh
Protein g 1,2
1,2 1,4
1,2 1,2
Lemak g 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
Karbohidrat g 22,2
25,8 33,6
31,8 31,1
Kadar air g 75,6
72 64,2
65,8 67
Kalsium mg 8
8 10
10 7
Besi mg 0,8
0,5 0,8
0,8 0,3
Vitamin A IU 126
146 79
950 112
Energi kal 95
99 127
120 118
Sumber: Munizar, 1998 2.5. Status Gizi
2.5.1. Pengertian Status Gizi
Menurut Supariasa 2002 status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam
bentuk variabel tertentu. Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok
orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan utilitas zat gizi makanan. Dengan menilai status gizi seseorang atau sekelompok orang maka dapat diketahui
apakah seseorang atau sekelompok orang tersebut status gizinya baik atau tidak Riyadi dalam Fauziati, 2007.
2.5.2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif
maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia Arisman, 2004.
Menurut Supariasa 2002, penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Penilaian status gizi secara langsung, dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. 2.
Penilaian status gizi secara tidak langsung, dapat dibagi menjadi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Pemantauan status gizi pada bayi menggunakan metode antropometri sebagai
cara untuk menilai status gizi. Penggunaan indeks antropometri gizi pada bayi antara lain berat badan menurut umur BBU, panjang badan menurut umur PBU dan
berat badan menurut panjang badan BBPB.
Dari berbagai jenis indeks tersebut diatas, untuk menginterprestasikannya dibutuhkan ambang batas yang dapat disajikan ke dalam 3 cara yaitu persen terhadap
median, persentil dan standar deviasi unit. Dalam penelitian penulis akan menggunakan cara Standar Deviasi SD.
Standar Deviasi SD disebut juga Z-Score. WHO memberikan gambaran perhitungan SD unit terhadap baku 2005. Pertumbuhan nasional untuk suatu populasi
dinyatakan dalam positif dan negative 2 SD unit Z-Score dari median. Rumus perhitungan Z-Score adalah:
a. Indeks BBU: 1. Normal
: ≥ -2 SD sd 1 SD
2. Kurang :
≥ -3 SD sd -2 SD 3. Sangat Kurang
: -3 SD 4. Bila Z-Score +1 tidak ada kategori, langsung gunakan BBPB
b. Indeks PBU : 1. Sangat Tinggi
: 3 SD 2. Normal
: ≥ -2 SD sd ≤ 3 SD
3. Pendek :
≥ -3 SD sd -2 SD 4. Sangat Pendek
: -3 SD
c. Indeks BBPB : 1. Sangat Gemuk
: 3 SD 2. Gemuk
: 2 SD sd ≤ 3 SD
3. Resiko Gemuk : 1 SD sd
≤ 2 SD 4. Normal
: ≥ -2 SD sd ≤ 1 SD
5. Kurus :
≥ -3 SD sd -2 SD 6. Sangat Kurus
: -3 SD
2.6. Gangguan Saluran Pencernaan pada Bayi